Kamis, 19 Februari 2009

Masalah Penelitian

MASALAH PENELITIAN
Setelah membaca bab ini anda diharapkan :
1.Mampu mejelaskan hakikat Masalah dalam sebuah penelitian
2.Mampu mengidentifikasikan masalah
3.Mampu membaca masalah yang terdapat dalam lingkungan sekitar
5.Mahasiswa dapat merumuskan masalah
6.Membedakan antara problem yang bisa dipecahkan dengan yang tidak.

Media yang diperlukan : Sebuah skripsi, jurnal dan tulisan ilmiyah yang ditulis berdasarkan penelitian kuantitatif.

Pengantar

Ketika ujian Skripsi dosen penguji sering bertanya.
1. Apa masalah penelitian anda ?
2. Kenapa anda tertarik meneliti masalah ini?
3. Mana rumusan permasalahannya?
4. Teori apa yang anda gunakan?

Itulah pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul dalam ujian skripsi.
Bab ini akan menjelaskan tentang apa yang disebutkan dengan masalah dalam penelitian. Penjelasan akan dimulai dengan pengertian, cara-cara memperoleh masalah, rumusan masalah yang baik, dan contoh-contoh masalah.

Apa yang dimaksud dengan Masalah dalam sebuah Penelitian?
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa-apa yang benar-benar terjadi. Masalah Penelitian adalah sebuah pertanyaan yang memerlukan jawaban berupa penjelasan yang dapat dirumuskan melalui proses penelitian, baik penjelasan deskriptif tentang satu variabel atau fenomena tertentu maupun penjelasan tentang hubungan antar variabel.
Penciptaan sebuah masalah penelitian dilakukan dengan berlandaskan pada pembuatan sebuah proposisi (teori atau hipotesa yang belum diuji kebenarannya) yang kerangka acuannya adalah hasil pengkajian mengenai kaitan hubungan antara sejumlah teori yang sudah ada dan relevan. ( Parsudi, 1994)

Sumber Masalah Untuk memunculkan masalah itu harus ada argumentasi rasional; untuk itu peneliti harus menjelaskan deduksi lahirnya masalah dengan logika. Diawali dengan paparan tentang cita, lalu masuk pada realita, lalu muncul masalah penelitian. Demikian untuk jenis-jenis masalah lainnya.


Perhatikan contoh-contoh di bawah ini:

Ada kesenjangan antara cita dengan realita
Contoh :
Cita Dalam undang-undang sistem pendidikan Nasional tahun 2003 yang mengatur tentang Pendidikan Keagamaan dalam pasal 2 disebutkan bahwa “ Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan /atau menjadi ahli ilmu agama.

Realita yang terjadi
Kenyataan yang terjadi bahwa anak-anak yang belajar agama Islam memiliki perilaku yang jauh dari pengamalan agama. Siswa sekolah dasar dan menengah tidak melakukan ajaran agamanya malah mereka melakukan pergaulan bebas, minuman keras, mengkonsumsi narkoba. Ironisnya nilai pelajaran agama Islamnya malah tinggi.
Penelitian ini ingin mengetahui mengapa anak-anak yang belajar agama tetapi tidak mampu mengamalkannya.


Mengapa hal itu disebut masalah?
1. Hal itu menyimpang dari cita-cita undang-undang sistem pendidikan nasional dalam pengembangan pendidikan Agama Islam.
Pemerintah tidak menciptakan suatu sistem agar Undang-undang tersebut bisa berjalan dengan baik. Oleh sebab itu bisa disebut sebagai masalah dan perlu diteliti.

2. Ada kesenjangan antara teori dengan praktek di lapangan.
Teori
Sebuah teori biasanya terdapat dalam buku-buku yang telah ditulis oleh para ahli dalam bidangnya. Teori-teori yang telah teruji biasanya ditemukan dalam buku-buku Hand book. Misalnya Hand book of Motivaiton, Hand book of economic dan lain-lain. Buku-buku tersebut bisa dicari di perpustakaan.
Teori pun ada tingkatannya. Misalnya: Grand theory, Level makro, Theory struktural fungsional dan theory conflict.
Untuk menemukan masalah anda bisa membaca sebuah teori-teori dalam sebuah buku dan bandingkan dengan praktek yang terjadi di masyarakat.


3. Ada kesenjangan antara perencanaan dengan realisasi lapangan.
Pemerintah merencanakan meningkatkan mutu pengajaran agama Islam, tetapi pemerintah tidak menyiapkan tenaga guru agama Islam yang profesional. Jika pemerintah ingin meningkatkan mutu pendidikan agama Islam maka ia harus membangun perguruan tinggi yang bermutu dan menyiapkan sejumlah professor ahli yang akan mencetak guru profesional yang akan mengajarkan agama Islam pada sekolah-sekolah umum ataupun sekolah agama.

2. Ada tantangan, keingin tahuan tentang sesuatu yang belum ada penjelasannnya.
Contoh : seorang peneliti ingin mencoba meneliti ayat-ayat suci Al-Quran yang berkenaan dengan pendidikan Islam yang ideal.

Cara memperoleh masalah
Dalam buku “ Methods of Psychological Research” Craig mejelaskan bahwa masalah penelitian dapat diperoleh dengan cara-cara : (1). Observasi, (2). Brainstorming, (3). Memprediksi sebuah teori, (4). Pengembangan Teknologi, (5). Mempelajari hasil penelitian dan gabungan dari metode-metode tersebut.

1. Melakukan observasi
Masalah penelitian dapat diperoleh dengan cara melakukan pengamatan dalam kehidupan sekeliling kita. Jika kita ingin meneliti tentang pendidikan maka lakukan observasi awal ke sebuah sekolah. Lakukan pengamatan, merasakan, wawancara dengan murid, guru. Dari hasil pengamatan ini akan diperoleh insight untuk melakukan penelitian. Peneliti harus memiliki pengamatan yang jeli terhadap masalah-masalah yang terjadi dalam lingkungannya dan mempertanyakan mengapa hal itu bisa terjadi.

2. Brainstorming
Masalah penelitian bisa ditemukan dengan cara Brainstorming. Brainstorming terjadi terjadi ketika 2 atau 3 orang mengeluarkan ide sebanyak mungkin tentang suatu penelitian yang akan dibahas. Peneliti harus menyaring mana ide yang relevan untuk diteliti.

3. Membaca hasil penelitian
Mempelajari hasil penelitian sebelumnya membantu kita menyadari adanya masalah sehingga membuat kita bisa merumuskan masalah yang baru. Dengan membaca hasil penelitian orang lain yang maka kita akan mendapatkan bahan-bahan apa yang harus kita pelajari berkaitan dengan masalah kita karena sebuah penelitian ilmiyah itu memuat sejumlah pendapat para ahli dan referensi yang dibaca oleh penulisnya dan jurnal-jurnal apa yang dibaca oleh peneliti.
By studying our journals, we can note that the lack of suffienct knowledge that bears on a problem is manifested in at least three, to some extent overlapping ways: (1). When there is noticeable gaps in results in investigations, ( 2) when the results of several inquiries disagree, and (3) when a fact exists in the form of un explained information.


4. Perkembangan Teknologi.
Penggunaan suatu teknologi baru minimal muncul 2 type penelitian. Teknologi baru memungkinkan peneliti untuk meneliti masalah lama dibandingkan dengan cara baru. Type kedua bahwa teknologi baru memungkinkan munculnya masalah penelitian yang baru. Sebagai contoh dengan adanya penemuan baru dalam bidang komputer telah melahirkan program baru seperti Artificial Intelligence.

5. Pengetahuan Tentang Research Literature.
Jika kita familiar dengan Reseacrh literature dapat membantu kita untuk memperoleh masalah. Anda bisa membaca jurnal dan membaca abstrak penelitian.


Dalam buku lain disebutkan bahwa masalah juga bisa muncul
Pada zaman keemasan Islam para mujtahid selalu berdiskusi memecahkan masalah yang terjadi pada ummat Islam. Mereka berkumpul, berdiskusi, mencatat, membahas dan membukukan hasilnya. Begitulah pekerjaan para mujtahid pada masa itu yang kita kenal dengan Halaqah.
(cik Hasan Basri).

Bentuk-bentuk Masalah
Penelitian
Bentuk rumusan masalah dalam pendidikan ada 3, yaitu :

1. Deskriptif : adalah masalah untuk penelitian dengan variabel tunggal, baik hanya satu variabel atau lebih yang tidak saling berhubungan. Peneliti ingin mengetahui status dan mendiskripsikan fenomena. Yang termasuk penelitian deskriptif antara lain; penelitian survey, penelitian historis, penelitian filosofis.

Contoh seberapa tinggikah tingkat motivasi mahasiswa jurusan PAI, FITK, UIN Jakarta dalam mempelajari Teknologi Informasi (TI)?

2. Komparatif : yakni rumusan masalah yang memfokuskan kajian terhadap analisis perbandingan tentang satu variabel atau lebih pada dua atau lebih kelompok sampel.

Contoh
Adakah Perbedaan motivasi belajar TI mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan?


3. Assosiatif : adalah masalah penelitian yang memfokuskan pada kajian hubungan antar variabel, baik hubungan simetris, kausalitas maupun resiprokal atau suatu pertanyaan penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih.
Berikut ini akan dijelaskan 3 bentuk hubungan itu :

Hubungan Simetris :
Hubungan antara dua variabel/lebih yang kebetulan munculnya bersama.

Contohnya:
Hubungan antara tinggi badan dengan prestasi kerja di bidang administrasi.

Hubungan Kausal :
Hubungan yang bersifat sebab akibat.
Contohnya :
Pengaruh Reward and Fanishment terhadap disiplin mahasiswa jurusan PAI . Antara keadaan pertama dengan keadaan kedua terdapat hubungan sebab akibat. Keadaan pertama berpengaruh terhadap yang kedua. Penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian pengaruh.

Hubungan Resiprocal:
Hubungan yang saling mempengaruhi
Contoh : Hubungan antara motivasi dan prestasi.

Rumusan Masalah yang baik
Ada tiga kriteria untuk menentukan permasalahan yang baik dan permasalahan yang baik.
1. Masalah itu harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan demikian masalah itu mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti
a. Apakah A berhubungan dengan B?
b. Bagaimanakah A dan B terkait dengan C?
c. Bagaimanakah A terkait dengan B dalam kondisi C dan D

2. Masalah harus jelas dan spesifik, sehingga semua orang akan mempunyai pemahaman yang sama tentang masalah tersebut.

3. Masalah dan pertanyaan masalah harus dirumuskan dengan cara tertentu yang mengisyaratkan adanya pengujian empiris. Suatu masalah yang tidak memuat implikasi pengujian empiris maka bukanlah masalah ilmiyah.
(Kerlinger hal 29)

4. Masalah harus Signifikan. Yakni memberi kontribusi yang nyata terhadap pengembangan ilmu, atau penguatan bangunan ilmu dan atau memiliki kontribusi dalam pengembangan kebijakan.

5. Masalah harus Feasible. Artinya layak dan bisa untuk diteliti.

Contoh masalah

Masalah bisa diperoleh dengan melakukan wawancara. Suatu hari saya mengunjungi Lembaga Penelitian (Lemlit) UIN Jakarta yang terletak di lantai 3 dan Gedung Rektorat. Saya mengajukan beberapa pertanyaan kepada pak Zainal Arifin :
Tanya :
Apa masalah-masalah dalam penyelenggaraan pendidikan Islam.
Jawab :
Ya … Rendahnya mutu pendidikan Islam terutama Madrasah. Masalah nya juga pada Input ketika masuk Madrasah. Diperlukan test standar untuk masuk Madrasah. Masalah yang sedang aktual dan perlu penelitian ilmiyah adalah masalah Biro Layanan Umum (BLU). Diperlukan data bagaimana kesiapan dosen dan mahasiswa, bagaimana format keuangan dan sebagainya.

Tanya
Penelitian apa yang diperlukan Lembaga penelitian saat ini?

Jawab:
Masalah-masalah yang perlu diteliti
1. Biro Layanan Umum (BLU)
2. Bagaimana format keuangan
3. Masalah manajerial
4. Capacity Building
5. Bagaimana melakukan training kepada kepala Sekolah
6. Pelatihan tentang pengembangan kurikulum
7. Sarana dan prasarana

Masalah-masalah yang dihadapi dosen pelajaran Agama Islam
Saya sering bertanya pada dosen-dosen yang mengajar pelajaran Islam tentang kesulitan-kesulitan mereka dalam mengajar sehari-hari.

1. Nara sumber:
Royani pengajar Bahasa Arab I, jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam).
Tanya :
Apa masalah-masalah yang bapak hadapi selama mengajar Bahasa Arab I di jurusan PAI ?
Jawab :
Mahasiswa PAI kurang menguasai kosa kata yang mengakibatkan sulit memahami bahan Qiraat atau bacaan.

2. Nara sumber : Pak Aminudin Ya’kup seorang dosen Fiqh Ushul Fiqh.

Tanya : Apa masalah-masalah dalam pengajaran Fiqh Ushul Fiqh?
Jawab :
1. Mahasiswa kesulitan dalam memahami bahasa
2. Wawasan mahasiswa tidak luas
Tanya :
Bagaimana bapak mengatasi nya ?
Jawab :
Perlu dilakukan penguatan bahasa
Penulisan makalah wajib berbahasa Arab.
Wajib membaca refernsi berbahasa Arab.

Wawancara dengan Bapak Sapiudin dosen yang sering menguji Skripsi mahasiswa.
Tanya :
Bapak sering menguji skripsi mahasiswa, apa kekurangan mereka dalam menulis skripsi?

Jawab
1. Mahasiswa tidak bisa membuat latar belakang, tidak bisa merumuskan masalah, kurang bacaan, kurang referensi, tidak menguasai metodologi.

Berdasarkan masalah-masalah yang terjadi banyak hal yang menarik untuk diteliti baik bagi mahasiswa atau pun peneliti.

5 komentar:

amoy mengatakan...

ass, saya sudah menjalankan tugas pribadi saya dengan baik. saya mohon ibu dapat mengarahkan kami dalam materi metodologi penelitian ini secara oftimal. btw saya pnya bisnis dengan ibu nnti deh qt bcrakan di kampus. usman sutisna kls 4a pai nonreg.

Just_Rafa mengatakan...

TUGAS 2
Nama : Rahmah Fauziah
Nim : 107011001014
Kelas : 4 D


PENELITIAN KUANTITATIF

Judul skripsi : “Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kemampuan Guru dalam Manajemen Kelas dengan Motivasi Belajar Siswa di SMP PGRI 2 Ciputat”

Skripsi ini dikatakan Penelitian Kuantitatif karena dapat dilihat dari :
Metode Penelitian :
- Menggunakan penelitian kepustakaan
- Menggunakan penelitian lapangan, yang meninjau langsung pada objek yang akan diteliti di SMP PGRI 2 Ciputat.
Populasi dan sample :
Pengambilan sample secara acak dengan menggunakan teknik sample random sampling.
Teknik Pengumpulan data :
- Observasi (Pengamatan Langsung) pada objek yang diteliti.
- Angket = cara pengumpulan data berbentuk pertanyaan tertulis yang diberikan kepada siswa PGRI sebagai responden.

Hasil Penelitian :
- Berisi table kisi-kisi instrument variable x persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam manajemen kelas
- Terdapat table motivasi belajar siswa.
- Data hasil perhitungann variable.


PENELITIAN KUALITATIF

Judul : “Usaha Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kegiatan Mengajar Guru pada MIN Cijantung”

Skripsi ini dikatakan Penelitian Kualitatif karena dapat dilihat dari :
Metodologi Penelitian :
- Adanya penelitian hasil pengamatan yang dikumpulkan dari proses kegiatan mengajar.
Dilihat dari Lampiran :
- Adanya pedoman wawancara.
- Terdapat lembar observasi kondisi subjek.
- Dokumentasi.

Just_Rafa mengatakan...

Judul : Pemahaman Siswa Tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Oleh : Azizah (9916015865)
Menggunakan metode analisis kuantitatif

Ciri-ciri dari skripsi tersebut ialah :

1. Dilihat dari metode penelitiannnya :
Teknik pengumpulan datanya melalui test questioner
2. Dilihat dari hasil penelitiannya, terdapat :
- Frekuensi data
- Histogram skor pemahaman siswa
3. Dilihat dari lampirannya :
- Lampiran ke-1,ada instrumen pemahaman atau questioner berdasarkan teori di bab 2.
- Lampiran ke-2,ada data skor uji coba pemahaman siswa.
- Lampiran ke-3, ada perhitungan koefisien reliabilitas uji coba instrumen pemahaman.


Judul : Efektivitas Hifzhul Qur’an Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Tahfizh di SDIT Al-Mughni Jakarta Selatan.
Oleh : Nurinayah (9911015658)
Menggunakan metode dekriptif analisis kualitatif

Ciri-ciri dari skripsi tersebut ialah :

1. Dilihat dari lampiran, dibuktikan dengan lembar wawan cara.

2. Jika dilihat dari metode penelitiannya;
- Penulis menggunakan teknik interview dengan mengadakan komunikasi langsung dengan kepala sekolah, dan guru mata pelajaran tahfizh untuk mendapatkan data yang objektif serta study dokumenter.

TUGAS 2
Nama : Uswatul Husna
Nim : 107011001095
Kelas : IV D

ahmad hulaifi mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
ahmad hulaifi mengatakan...

nama : Ahmad Hulaifi
Nim: 109011000235
Semester : 4f


QUESIONER TENTANG KEYAKINAN BERAGAMA

A.Teori
Psikologi agama menurut Zakiah Drajat yaitu meneliti pengaruh agama terhadap sikap dan tingkah laku orang atau mekanisme yang bekerja dalam diri seseorang,karena cara seseorang berfikir,bersikap,bereaksi dan bertingkah laku tidak dapt dipishkan dari keyakinannya karena keyakinan itu masuk dalam konstruksi kepribadian.
Remaja mempunyai perkembangan dalam psikologi agama.Tahap Remaja terbagi kedalam dua tahap yaitu

1.Perkembangan agama pada masa remaja I yaitu 13-16 th
2.Perkembangan agama pada masa remaja II yaitu 17-21 th

Dalam questioner ini saya akan meneliti terhadap perkembangan pada masa remaja II yang dalam kasus yang saya teliti adalah dua orang berumur 19 th dan 21 th yang mana adalah tentang percaya turut-turutan,percaya dengan kesadaran ,kebimbangan dalam beragama,dan tidak percaya kepada tuhan

B.Questioner

1.Apa latar belakang/alasanmu mempunyai agama?
•orang ke-1
Tanpa agama rasanya kaya gitar ga ada senarnya sehingga ga terbentuk lagu jadi hidup tanpa agama itu ga bisa melengkapi hidup menjadi sempurna
•orang ke-2
Percaya adanya akhirat biar selamat
•orang ke-3
Maunya…..

2.Bagaimana pendapatmu tentang segala qadha dan qadar Allah?
•orang ke-1
Ya kaya alur lagu yang kadang-kadang susah atau mudah sehingga harus dijalani dengan apa adanya
•orang ke-2
Ya kita harus sabar jika dapat musibah dan syukur jika dapat nikmat
•orang ke-3
Ikutin aja apa adanya dah

3.Bagaimana pendapatmu tentang berbagai aliran di agama dan mana yang harus diikuti?
•orang ke-1
Sama kaya aliran lagu yang berbeda-beda,jadi gue pilih yang cocok ma gue yaitu NU
•orang ke-2
Untuk apa ada aliran,yang penting ikutin Al-Qur’an dan sunnah tapi seringan ikutin NU
•orang ke-3
Masa bodoh ama aliran,gue mah ikutin sekitar lingkungan aja gimananya

C.Analisis
Dari questioner tersebut saya menganalisis dari tiga orang yang berbeda yaitu:
1.Orang ke-1 jika dilihat dari jawaban soal no.1 dia sepertinya berasumsi bahwa agama adalah pelengkap hidup.Dilihat dari jawaban no.2 dia cukup percaya tentang adanya qadha dan qadar Allah sehingga menyerahkan apa adanya pada-Nya.Dilihat dari jawaban no.3 dia punya keyakinan sendiri atas dasar seenaknya dia.Dari berbagai jawaban dapat disimpulkan bahwa dia memiliki sedikit kesadaran beragama dan bimbang terhadap keyakinannya
2.Orang ke-2 jika dilihat dai jawaban no.1 cukup sadar mengapa dia beragama yaitu untuk selamat di akhirat nantinya.Dilihat dari jawaban no.2 cukup bagus menanngapi qadha dan qadarnya Allah sehingga ia beriman tentangnya,Dilihat dari jawaban no.3 dia sangat bagus tentang apa yang harus ia ikuti karena Rasulullah SAW. juga pernah berfirman bahwa ia meninggalkan dua hal yang jika berpegang teguh keduanya tidak akan sesat yaitu Al-Qur’an dan sunnah.Jadi bisa disimpulkan dari semua jawabannya bahwa ia sadar tentang adanya keyakinan untuk beragama dan tidak bimbang,
3.Orang ke-3 jika dilihat dari jawaban no.1 tidak jelas tentang alasan mengapa ia beragama.Dilihat dari jawaban no.2 dia hanya ikutin segala qadha dan qadarnya seakan-akan hanya tawakal saja,Dilihat dari jawaban no.3 juga tidak begitu jauh dengan jawaban sebelumnya bahwa dia hanya ikut saja.Jadi,bisa disimpulkan dia kurang kesadaran untuk beragama dan bahkan mungkin tidak percaya karena dari jawaban-jawabannya itu.