tugas mata kuliah metodologi penelitian ichwan fahrozi m1e105008 mahasiswa fakultas bahasa terpadu jurusan bahasa Arab universitas al-zaytun indonesia
Bab 1. Pendahuluan 1. Latar belakang إنا أنزلنا القرأن عربيا. {الأية} أحب العرب لثلاث: لإنّني من العرب ، لإنّ القرأن أنزل عربيا ، لإنّها لغة أهل الجنة. {الحديث} Bahasa Arab adalah bahasa Al-Quran. Oleh karenanya, bahasa Arab sangatlah berhubung kait dengan agama Islam. Allah SWT sendiri yang menerangkan penggunaannya sebagai bahasa yang dipakai dalam penulisan kitab suci-Nya, yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara jibril, berbentuk wahyu yang turun secara berangsur-angsur dalam kurun waktu 22 tahun . Dengan begitu bahasa Arab merupakan bahasa Agama (لغة الدين) bagi seluruh muslim di seluruh penjuru dunia. Baik mereka yang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa nasionalnya atau tidak, mereka para muslim, membaca Al-quran dengan melafalkan bunyi-bunyi bahasa Arab. Dan sesungguhnya, tidak ada satu bahasa manapun, dengan terjemahannya, dapat menjelaskan makna dari suatu ayat secara tepat, kecuali bahasa Arab itu sendiri. Sebagaimana shalat wajib Lima waktu yang harus dikerjakan dengan bahasa Arab. Belum lagi syair-syair tentang iman, ibadah, dan dakwah-dakwah untuk kebaikan yang sering kita temui di setiap pembicaraan mu`min, sekalipun ia orang Turki, India, Afrika, atau bahkan melayu. Maka setiap muslim haruslah memiliki pengetahuan, sedikit apapun itu, tentang bahasa Arab. Setelah mengetahui bahwasanya bahasa Arab adalah bahasa Al-Quran, dan Al-Quran adalah kitab suci ummat Islam, yang mana merupakan sebuah kewajiban bagi mereka untuk mempelajarinya, dalam rangka untuk mengetahui ajaran agamanya dari sumbernya yang asli, maka pengajaran bahasa Arab pada negara-negara yang notabene penduduknya beragama Islam adalah mutlak adanya. Sejarah pengajaran bahasa Arab di Indonesia kiranya sudah lama dilakukan. Sebagian bukti-bukti menunjukkan bahwasanya bahasa Arab telah diajarkan di Indonesia sejak abad 6 M, yaitu semenjak masuk dan tersebarnya agama Islam di Indonesia. Tujuan pengajarannya jelas, yaitu mempelajari nilai-nilai agamanya dari sumber yang paling awal. Entah dengan mendalaminya dengan para kiyainya, atau dengan menimbanya di negeri asalnya, yaitu jazirah Arab. Dengan satu syarat, yaitu penguasaan bahasa Arab, baik aktif atau pasif, baik lisan maupun tulisan. Dalam perkembangannya, pengajaran bahasa Arab di Indonesia tidak jauh berbeda dari sejarah awalnya. Terutama dari segi tujuannya. Hanya saja cara, teknik dan materi pengajarannya mulai berkembang, khususnya pada masa modern sekarang ini. Dari segi cara, mungkin kita telah maklum bahwasanya di jaman dahulu belum ada level kelas. Pengajaran berlangsung antara kiyai dengan santrinya melalui halaqah-halaqah atau semisalnya. Kemudian didirikan lembaga-lembaga pengajaran. Pesantren adalah model lembaga pengajaran yang paling tua , yang dalam perkembangannya nanti, akan mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan jaman. Tetapi perkembangan jaman kiranya tak mengurangi permasalahan-permasalahan dalam pengajaran-pengajaran secara umum, bahasa Arab sekalipun. Malahan, perkembangan jaman justru membuat masalah dalam bidang pendidikan dan pengajaran semakin berkembang pula. Kemudahan akses untuk mendapatkan ilmu tak berarti mengurangi beban guru. Adanya buku paket belum berhasil banyak mendongkrak motifasi siswa dalam mempelajari mata pelajaran tertentu. Sarana laboratorium-laboratorium pun belum jadi milik umum. Dan masih banyak lagi permasalahan lainnya yang terus berkembang, yang mungkin terlalu banyak untuk disebutkan dalam bab ini. Demikian halnya dengan pengajaran bahasa Arab. Merupakan permasalahan inti yang banyak dihadapi di dalam pengajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing, yaitu kesulitan dalam mengucapkan bunyi-bunyi bahasa Arab (huruf-huruf Arab). Sebagaimana kita ketahui, salah satu dari karakteristik bahasa Arab adalah adanya huruf halqi (tenggorokan) dan huruf isba’ (tebal), yang konon orang Arab sendiri terkadang susah untuk melafalkannya. Kita juga ketahui, adanya huruf-huruf yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia, diantaranya huruf ث = ts, kemudian ذ = dz, dan mungkin ada sekitar 12 huruf lain yang semisal. Adalah sebuah hubungan alamiah dan tidak diragukan lagi, bahwasanya ini didasari atau dilatar belakangi oleh perbedaan antara sistem bahasa Arab dengan bahasa ibu itu sendiri (bahasa Indonesia). Dalam kaitannya dengan masalah diatas, berarti sistem bunyi yang berbeda antara kedua bahasa. Maka merupakan sebuah urgensi, pengajaran bunyi-bunyi bahasa Arab dengan benar dan fashih sejak dini, dalam rangka pengembangan kemahiran istima’, hadist, dan qiraah di masa mendatang. Terlebih lagi dalam rangka meningkatan kemampuan Qiraah Al-Quran. Karena sesungguhnya, dasar dari tiga kemahiran bahasa diatas adalah pengenalan terhadap bunyi-bunyi bahasa Arab yang benar sehingga nantinya akan melahirkan pelafalan yang benar, selain daripada penangkapan maksud yang benar dari sebuah interaksi pembicaraan6. Melihat fakta dan realita yang demikian, Madrasah Ibtidaiyyah Al-Zaytun sebagai salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan system pendidikan one pipe education, yang berlatar belakang semangat pesantren tetapi menggunakan cara-cara modern dalam praktek pengajaran dan penyediaan fasilitas dan sarana, telah memasukkan sebuah pelajaran yang bersifat muatan lokal, yang berorientasi kepada pengajaran bunyi-bunyi bahasa Arab (huruf hijaiyyah) sejak dini, yang menitik beratkan pada segi pendengaran, pelafalan dan penulisannya. Peneliti dalam pada kali ini, ingin mengkaji sejauh mana keberhasilan pelajaran ini dalam meningkatkan kemampuan santri kelas 2 madrasah ibtidaiyyah, khususnya dalam melafalkan bunyi-bunyi bahasa Arab. Adalah sebuah kecerobohan yang akan menjerumuskan kepada kesesatan, kita sebagai muslim untuk menyepelekan hal yang satu ini. Karena bagi peneliti sendiri, bahasa Arab adalah bahasa kejujuran dan mengajarkan kejujuran. Pelafalan yang benar terhadap bunyi-bunyi bahasa Arab (huruf hijaiyyah), khususnya dalam hal membaca Al-Quran, berarti berkata kebenaran (kejujuran). Berkata jujur berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya, dengan kata lain لا تحريف الكلم عن مواضعه. Bayangkan jika seluruh muslim Indonesia diajarkan sedari dini pelafalan yang baik dan benar sehingga dapat membaca Al-Quran dengan pelafalan yang baik dan benar pula. Implikasi yang mungkin akan terjadi adalah masyarakat Indonesia akan berkata jujur dan mengajarkan kejujuran(karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam), Jika seluruh muslim Indonesia jujur, niscaya negeri ini akan terbebas dari apa yang dinamakan korupsi, kolusi, dan nepotisme hari ini. Karena mereka sudah dilatih jujur dari sedari kecilnya. Tetapi dalam kasus ini, memang perlu ada penelitian khusus lebih lanjut. Wallahu a’lam.
2. Rumusan masalah i. Identifikasi masalah Dalam penelitian ini, peneliti mendapati masalah-masalah yang terjadi di dalam pelafalan bunyi-bunyi bahasa Arab dan pengajarannya, khususnya di kelas 2 Madrasah Ibtidaiyyah Al-Zaytun, adalah sebagai berikut: o Santri kelas 2 masih ada yang belum mengenal huruf hijaiyyah. o Santri kelas 2 masih ada yang menulis Arab dari sebelah kanan. o Santri kelas 2 masih ada yang belum bisa membedakan huruf-huruf hijaiyyah yang keluar dari dari mahkraj yang berdekatan. o Santri kelas 2 masih ada yang belum bisa membedakan harakat qashirah dan harakat thawilah. o Pelafalan huruf hijaiyyah yang kurang sempurna khususnya huruf-huruf yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. o Santri kelas 2 Masih ada yang belum mempunyai buku iqra. o Perbedaan latar belakang sekolah santri sebelum masuk ke jenjang kelas 2. o Penguasaan materi yang kurang dan metode pengajaran yang kurang tepat untuk menyampaikan materi, yang ada pada sebagian pengajar. o Banyak guru yang belum menekankan pengajarannya terhadap bunyi-bunyi bahasa Arab yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. o Banyak guru yang belum menekankan pengajarannya terhadap bunyi-bunyi bahasa Arab yang keluar dari makhraj yang saling berdekatan. ii. Batasan masalah Dari sekian permasalahan yang dapat diidendifikasi diatas, peneliti dapat menyimpulkan garis besar permasalahan yang terjadi, yaitu sebagai berikut: a. Kendala yang berkaitan dengan kemampuan santri dalam melafalkan bunyi-bunyi bahasa Arab. b. Kendala yang berkaitan dengan proses pengajaran “Qiraah wa Kitaabah Al-Quran” di kelas 2 Madrasah Ibtidaiyyah Al-Zaytun. iii. Penentuan masalah Dari batasan masalah diatas, peneliti memilih satu pokok masalah yang akan dikaji pada penelitian kali ini, yaitu: a. Sejauh manakah efektifitas pengajaran “Qiraah wa Kitaabah Al-Quran” dalam meningkatkan kemampuan santri kelas 2 dalam melafalkan huruf hijaiyyah? 3. Tujuan penelitian Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui hal-hal sebagai berikut: i. Tujuan umum a. Mengetahui proses pengajaran bunyi-bunyi bahasa Arab dan pelafalannya, di kelas 2 Madrasah Ibtidaiyyah Al-Zaytun. ii. Tujuan khusus a. Mengetahui “apa itu pembelajaran Qiraah wa Kitaabah Al-Quran” dari segi latar belakang, tujuan, sistem, aktivitas, faktor pendukung dan penghambat pengembangan pembelajaran. b. Mengetahui kemampuan santri dalam melafalkan bunyi-bunyi bahasa Arab, sebelum atau setelah mengikuti kegiatan pembelajaran “Qiraah wa Kitaabah Al-Quran”. c. Mengetahui efektifitas pembelajaran “Qiraah wa Kitaabah Al-Quran” dalam mengajarkan bunyi-bunyi bahasa Arab. 4. Manfaat penelitian Setelah penelitian ini, peneliti berharap adanya manfaat-manfaat yang dapat diperoleh baik bagi Peneliti sendiri selaku pendidik bahasa Arab dan juga guru-guru bahasa Arab lain maupun bagi sekolah yang menjadi subjek penelitian pada kali ini, yaitu Madrasah Ibitidaiyyah Al-Zaytun, yang mana merupakan almamater peneliti sendiri. Manfaat bagi peneliti dan guru-guru pengajar lain dapat berupa: a. Pengetahuan-pengetahuan dasar tentang perbedaan sistem bunyi antara bahasa Arab dengan bahasa Indonesia, seperti huruf-huruf yang ada maupun yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. b. Hal-hal teknis di lapangan berupa teknik, metode ataupun materi yang baik dalam pengajaran bunyi-bunyi bahasa Arab. Seperti Trik-trik menyiasati permasalahan-permasalahan yang ada dalam pengajaran bunyi-bunyi bahasa Arab. Dengan kata lain, peneliti menginginkan adanya Konsep yang lebih mantap, baik berupa pengetahuan-pengetahuan dasar tentang perbedaan sistem bunyi antara bahasa Arab dengan bahasa Indonesia, maupun hal-hal teknis di lapangan berupa metode dan materi yang baik, dalam artian sesuai pada tingkatannya dan dapat diaplikasikan dalam pengajaran “Qiraah wa Kitaabah Al-Quran”, khususnya bagi lembaga yang bersangkutan dan umumnya bagi lembaga-lembaga pendidikan lain, yang memasukkan mata pelajaran Qiraah wa Kitaabah Al-Quran dalam muatan lokalnya. Karena sekali lagi peneliti melihat urgensi pengajaran pelafalan bunyi-bunyi bahasa Arab pada usia dini yang akan menjadi pondasi dasar keterampilan-keterampilan berbahasa selanjutnya.
Tugas mata kuliah metodologi penelitian Sayidus suhada M1E105051 Mahasiswa Fakultas Bahasa terpadu Jurusan Bahasa Arab Universitasa Al-Zaytun.
Bab 1.pendahuluan a. Latar belakang penelitian Bahasa arab adalah bahasa Al-Quran dan Al-Hadits. Dan keduannya adalah sumber dasar pendidikan islam, jika kita mempelajari pendidikan islam maka kita memepelajari bahasa arab sebagai medianya dan muslim membutuhkan untuk mempelajari bahasa arab. Agar mereka bisa memahami pengajaran-pengajara islam dari sumber pokoknya.
Muslim Indonesia memberi perhatian kepada pengajaran bahasa Arab dan itu ditunjukan dengan adanya lembaga-lembaga pendidikan sekolah dan universitas-universitas yang bergerak dalam pengajaran ke Islaman, oleh karna itu mereka harus menguasai bahasa Arab dan menjadikan bahasa Arab menjadi materi pembelajaran utama disekolah- sekolah Islam.
Sesungguhnya pengajaran bahasa Arab pada tingkat menengah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca bahasa Arab dan memahaminya, dan kemampuan percakapan dan menulis bertujuan untuk menampung kemampuan membaca yang mana itu adalah tujuan pokok pembelajaran, sebagai bekal untuk memahami Islam dan Al-Quran dan Al-Hadits, sebagai sumber-sumber yang asli dan juga buku-buku bahasa Arab yang berkaitan dengan keIslaman dan pembelajaran bahasa Arab sebagaimana belajar materi pelajaran yang lain, memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi pengajaran didalamnya. Faktor diaantaranya adalah faktor metode-metode pengajaran yang mana masing-masing metode itu memiliki kelebihan dan kekurangan, yang kesemuanya itu tergantung pada situasi dan kondisi yang terjadi lapangannya.
Beberapa contoh metode tersebut diantaranya adalah 1. Metode Al-Qowaid: penghafalan-penghafalan aturan-aturan gramatika dan sejumlah kata-kata tertentu.(Al-Naqoh:1983,hal 32). Kata-kata ini kemudian dirangkai rangkaikan menurut kaidah kata bahasa yang berlaku, dengan demikian kegiatan ini merupakan praktek penerapan kaidah-kaidah tata bahasa. Metode ini banyak disukai guru bahasa Arab karena mudah dilaksanakan dan tidak menununtut seorang guru bahasa Arab harus menguasai bahasa Arab yang diajarkan selama ia hafal kaidah-kaidah tatabahasa menurut buku tertentu. 2. Metode tarjamah Sesuai dengan namanya metode ini menitik beratkan kegiatan-kegiatan berupa menterjemahkan bacaan-bacaan, mula-mula dari bahasa asing/Arab kedalam bahasa pelajar/Indonesia, kemudian sebaliknya. Metode ini cocok untuk kelas yang besar dan tidak memerlukan seorang pengajar yang harus memiliki pengasaaan bahas asing/Arab secara aktif atau pendidikan khusus untuk mengajar bahasa. Metode ini selain mudah melaksanakannya, tetapi murah.(al- naqoh)
3. Metode gramatika-tarjamah Metode ini merupakan penggabungan metode gramatika dan metode tarjamah. Ciri-ciri metode ini dengan sendirinya sama dengan ciri-ciri metode tersebut diantaranya: a. Tata bahasa yang diajarkan ialah bahasa formil b. Kosa kata tergantung pada bacaan yang telah dipilih c. Kegiatan belajar terdiri dari penghafalan kaidah-kaidah tata bahasa, penterjemahan kata-kata tanpa kaitan dalam kalimat (konteks). Kemudian penterjemahan bacaan-bacaan pendek, lalu penafsiran. d. Latihan ucapan tidak diberikan hanyalah sekali-kali saja. (nayif,1988 hal 170) 4. Metode membaca (toriqoh kiroa’h) Metode ini mulai dikenal setelah munculnya beberapa tulisan yang membahas tentang munculnya beberapa tulisan yang membahas dengan alokasi waktu. Tulisan-tulisan itu mengatasi bahwa tujuan pengajaran bahasa asing hendaknya dapat ditagetkan dan dapat direalisasikan dalam waktu yang tersedia. Seperti mentargetkan kemahiran membaca harus dicapai dalam jangka waktu dua tahun. (al- naqah 1983 hal 44). Metode ini bertujuan agar siswa bisa menterjemahkan dan membaca bahasa asing dengan baik. 5. Metode langsung Metode langsung/mubasyiroh timbul muncul pada abad XIX sebagai reaksi terhadap metode tarjamah & qowaid. Mulai digunakan orang diperancis tahun 1901 dan di amerika tahun 1911 Ada 3 metode pengajaran bahasa asing yang mendorong timbulnya metode mubasyiroh, yaitu: 1. Metode nafsiyyah (metode pisikologi) 2. Metode shawtiyah (metode phonetik) 3. Metode thabi’yyah (metode natural). (Al-Naqah 1983,hal.26) Metode mubasyiroh (metode langsung), maksudnya adalah langsung menggunakan bahasa asing yang dipelajari, tanpa, menggunakan bahasa pengantar atau terjemah bahasa ibu/nasional siswa. Kelebuhan dan kekurangan metode langsung 1. Kelebihannya a. Perhatian dan partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar besar sekali bila dibandingkan dengan menggunakan metode qowaid dan tarjamah. b. Murid bersemangat untuk aktif berbicara dalam bahasa asing yang dipelajari. c. Murid dapt mengicapkan bunyi-bunyi bahasa yang dipelajari dengan baik dibanding dengan bila menggunkan metode qowaid dan tarjamah. 2. Kelemahan a. Tidak semua kata-kata dapat dijelaskan terjemahan b. Menjalaskan kata-kata atau kalimat tanpa terjemahan memerlukan banyak waktu. c. Metode ini dengan sendirinya yang relatif lancar dalam berbicara bahasa asing yang dipelajari, sehingga tidak terpaksa menggunakan terjemah atau bahasa pengantar dalam bahasa ibu/nasional. 6. Metode Aural-Oral Aproach. Metode ini lahir pada tahun 60-an abad XX diAmerika serikat, dan berdasar kepada hasil studi serta penelitian para linguist (ahli bahasa) terhadap sistem bunyi, bentuk kata, struktur kalimat berbagi bahasa di dunia dan studi perbandingan serta studi construstif antara berbagai bahasa. Dengan kegiatan semacam kepada kesimpulan, bahwa 1. Bahasa itu adalah percakapan bukan tulisan. 2. Bahasa itu adalah kebiasaan yang teratur. 3. Yang perlu dipelajari pertama kali adalah bahasa bukan (analisa bahasa yang bisa ditemui dalam buku-buku qawa’id) 4. Bahasa adalah apa yang diucapkan oleh penutur asli (abna lughah), bukan apa yang seharusnya mereka katakan. 5. Bahasa-bahasa didunia ini berbeda satu dengan yang lain. (al-naqha 1983, hal 49) Kelilma prinsip ini berpengaruh sekali terhadap metode sam’iyyah safawiyyah (aural oral approach), dan tampak dalam ciri-ciri metode ini sebagai berikut: 1. Kegiatan peroses belajar mengajar pertama kali dilakukan bertujuan agar pelajar menguasai bahan pelajaran secara lisan terlebih dahulu, sebelum diperlihatkan kepada mereka bagaiman bentuk tulisannya (prinsip 1.)dalam hubungan ini guru hendaknya betul-betul melatih mereka bagaimana cara mengucapkan huruf dan kalimat dengan intonasi yang abaik. Jadi metode ini mengajarkan 4 keterampilan bahasa secara seimbang dengan urutan-urutan sebagai berikut : Itima’ (manyimak) – kalam (berbicara) – qiroa’ah (membaca)-kitabah (menulis). 2. Langkah pertama dalam mengajar bahasa asing dengan metode ini ialah mengajarkan dialog-dialog yang mengandung ungkapan-ungkapan sebagai berikut : Yang digunakan oleh penutur asli sehari-hari (prinsip 4) Yang meliputi pola kalimat atau susunan kalimat yang banyak frekwensinya. Sedangkan kosakata yang diberikan masih terbatas pada tingkat permulaan sebab yang paling penting disini adalah pelajaran menguasai struktur atau pola kalimat lebih dahulu. 3. Susunan atau pola kalimat diajarkan dengan cara meniru dan menghafalkan secara insentif, dengan tujuan agar pelajar semua menguasai benar susunan atau pola kalimat itu, sehingga mempu mengucapkannya secara otomatis setiap kali diperlukan (prinsip 3) 4. Materi dan peroses belajar mangajar berjalan dari yang mudah kepada yang sulit. 5. Metode ini tidak menggunakan terjemahan atau bahasa pengantar dalam bahasa ibu /nasional pelajar. Dalam menjelaskan makna sesuatu kata atau kalimat guru menggunakan berbagai media pengajaran yang sesuai (sebagaimana metode langsung), kecuali bila hal itu sulit difahami jika tanpa terjemahan. Namun demikian kegiatan terjemah tetap harus dilakukan secara ekonomis.. Persamaan dan perbedaan metode sam’iyyah syafawiyyah dan metode mubasyiroh? 1. Pesamaanya a. Keduanya bertujuan agar murid menguasai bahasa secara aktif sejak awal. b. Bahan pengajaran, khusus untuk tingkat permulaan, berupa dialog-dialog tentang kegiatan sehari-hari c. Keduanya mempunyai perhatian besar dalam melatih murid dengan sistem bunyi bahasa diajarkan. d. Keduanya menggunakan media pengajaran yang kongkrit dalam menjelaskan makna kata-kata dan kalimat bahasa asing yang dipelajari. e. Qawaid untuk tingkat permulaan diberikan secara praktis 2. Perbedaannya: Perbedaannya antara kedua metode tersebut adalah, bahwa dalam mtode sami’yyah safawiyyah terdapat hal-hal yang tidak terdapat dalam metode mubasyiroh (langsunga). Hal-hal dimaksud dianggap orang sebagai perbaikan terhadap kelemehan-kelemahan metode mubasyiroh Hal-hal tersebut adalah a. Metode sam’iyyah memberikan perhatian yang seimbang kepada keempat ketrampilan bebahasa tetapi dengan urutan Menyimak Bebicara Membaca Menulis b. Metode sam’iyyah safawiyyah besar perhatiaannya dalam melatih murid dengan pola-pola kalimat secara otomatis c. Dalam metode sam’iyyah safawiyyah materi disusun dari yang mudah kepada yang sulit. d. Dalam metode sam’iyyah safawiyyah, steruktur kalimat bahasa arab/asing yang tidak ada perbedaannya dalam bahasa indonesia/ibu dilatihkan secara intensif Kekurangan dan kelebihan metode sam’iyyah safawiya 1. Kelebihannya: a. Dapat membuat murid lancar bebicara dalam bahasa asing (arab) yang dipelajari sejak dini, walaupun dengan materi pelajaran yang masih terbatas. b. Dengan demikian drill تدريبات yang intensif,daya ingat dan menyimak murid menjadi terlatih, juga kemampuan dalam membedakaan bunyi-bunyi serta penggunaanya secara baik dengan kecepatan yang wajar. c. Umumnya motivasi belajar murid besar sekali. d. Memungkinkan murid berperan serta secara aktif dan effektif dalam proses belajar mengjar. e. Dengan menggunakan pita rekaman dilembaga bahasa guru dapat memberikan perhatian khusus terhadap perbedaan perorangan dan mengajar masing-masing. 2. Kekurangan antara lain : a. Latihan otomatis kadang-kadang membuat murid membeo, dalam penguasaan bahasa asing (Arab)yang dipelajarinya. b. Menghafal dan mengikuti ucapaan guru (pita rekaman) kadang-kadang menimbulkan rasa bosan dikalangan sementara murid. c. Penglaman menujukkan, metode ini amat cocok untuk murid-murid yang senang kegiatan-kegiatan derama dn peragaan, metode ini bermanfaat sekali bagi murid-murid yang iq-nya rendah, tidak begitu untuk yang pintar. d. Metode ini membutuhkan guru yang baik ucapan serta intonasinya dalam penguasaan bahasa asing (Arab) yang diajarkannya,luas pandangan serta daya khayalnya, dan mampu memanfaatkan segala kesempatan dan situai dalam kelas untuk kepentingan tugasnya Oleh karna itu dalam hal ini kami malihat dan juga dikatakan oleh Dr. Mahmud kamil al-naqoh mengatakan “tidak ada metode yang paling baik dan ideal dalam pelajaran bahasa, sebagaimana juga tidak ada satu metode yang dapat digunakan dan cocok untuk semua situasi dan kondisi pembelajaran bahasa (Al-naqhah). Ungkapan ini bisa dianggap benar, karena pemilihan dan penggunaan ini bisa dianggap benar, karna pemilihan dan penggunaan suatu metode itu harus didasarkan pada hal-hal sebagai berikut: a. Tujuan pengjaran bahasa asing b. Bentuk materi yang diajarkan c. Latar belakang pendidikan siswa d. Sarana dan perasarana yang tersedia Setelah mengamati berbagai macam metode pengajaran bahasa arab diatas yang tentunya masing-masing memiliki kelebihan dan kekeurangan untuk itu peneliti mengajukan judul yang berkaitan dengan metode pengajaran.
“Efecktifitas pengajaran mufradat dengan menggunakan metode sam’iyyah safawiyyah disekolah ibtidai kelas 1 di Cibanoang”
b. Permasalah 1. Identifikasi masalah Berdasarkan latarbelakang diatas dapat diidentifikasi suatu masalah yang berkaitan dengan masalah keefektifitasan metode sam’iyyah safawiyyah yang penelitiannya dilakukan disekolah ibtidai kelas 1 cibanoang. a. Minimnya penguasaan guru terhadap dasar-dasar ilmu kebahasaaan b. Keadaan lingkukngan yang tidak mendukung menyebabkan tidak efectifnya pengajaran c. Minimya pengetahuan guru terhadap metode pengajaran bahasa. d. Adanya pengaruh lingkungan keluarga yang tidak mendukung sehingga berpengaruh terhadap efectifitas pembelajaran. e. Minimnya fasilitas yang disediakan oleh sekolah. f. Adanya perbedaan daya tangkap pelajaran yang tidak merata.
2. Batasan masalah Agar penalitian tidak biyas dan cenderung kepada pokok permasalahan, maka peneliti dapat membatasi permasalahan diatas sebagai berikut: a. Penguasaan guru terhadap pemberian mufrodat dengan menggunakan metode sam’iyyah safawiyyah. b. Keterampilan guru terhadap pemberian mufradat dengan menggunakan metode sam’iyyah syafawiyyah. 3. Rumusan masalah Sejauh mana untuk keefectifitasan matode sam’iyyah safawiyyah dalam penyampaian mufradat di sekolah ibtidai kelas 1 Cibanoang Haurgeulis Indramayu Jawa Barat
Nama : Lista Adiya Fidriyana NIM : M1E105035 Smester : 8 Jurusan : Bahasa Arab Dosen : Nuraida, S. pd, M. si Tugas : Metodologi Penelitian
Pengertian Penelitian
Penelitian adalah pengkajian atas suatu masalah atau produk secara sistematis dan intensif. (Ensiklopedia Nasional Indonesia 2000)
Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang terorganisir. ( Metode Penelitian, Moh. Nazir).
Penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip,suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.(Webster’s new International)
Jadi , penelitian adalah suatu upaya yang terencana untuk mempelajari sebuah masalah sampai menemukan suatu hal yang baru.
Nama : Lista Adiya Fidriyana NIM : M1E105035 Smester : 8 Jurusan : Bahasa Arab Dosen : Nuraida, M. Pd, M. Si Tugas : Metodologi Penelitian
1. METODE PENELITIAN SURVAI adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.
• Tujuan Metode penelitian Survai : 1. Penjajagan (eksploratif) 2. Deskriptif 3. Penjelasan (explanatory or convirmatory) 4. Evaluasi 5. Prediksi (Meramalkan kejadian tertentu dimasa yang akan datang) 6. Penelitian Operasional 7. Pengembangan indikator-indikator sosial
Metode pengumpulan data dengan metode survai : 1. Penentuan Sampel 2. Pembuatan Kuesioner 3. Teknik Wawancara
Contoh penelitian dengan metode penelitian Survai “Lebih jauh Sri menuturkan, menurut data yang kami terima untuk kabupaten Indramayu sendiri jumlah pasien akibat gizi buruk hingga akhir bulan Desember 2008 lalu, telah mengalami penurunan drastis mencapai0,7 persen dari 1,06 persen. Dengan pencapaian angka ersebut maka kabupaten Indramayu bisa dikatakan telah memenuhi ambang batas dibawah 2,5 persen. Hasil hitungan pada tahun 2007 lalu didapati balita yang terjangkit kekurangan gizi sedikitnya 1400 anak, sedangkan pada akhir bulan Desember 2008 terdapat sekitar 880 anak.״ (Koran Pelita, 12 Januari 2009)
2. METODE PENELITIAN EKSPERIMENTAL adalah observasi dibawah kondisi buatan(artificial condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti.
• Tujuan Penelitian Eksperimental adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat dalam suatu percobaan dengan memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.
• Jenis-jenis metode eksperimen : Campbell danStanley mengelompokkan rancangan menjadi 3 : 1. Rancangan praeksperimental 2. Rancangan eksperimental Sungguhan 3. Rancangan Eksperimental semu
Contoh penelitian dengan metode penelitian eksperimental: Pemberian 2 metode yang berbeda dalam 2 kelas yang berbeda pula untuk meningkatkan motivasi dalam belajar kebahasaan. Kelas A diberi perlakuan dengan menggunakan media Audio visual dan kelas B tidak diberikan perlakuan tersebut. Selama proses penelitian diamati setiap perkembangan motivesi, apakah ada peningkatan atau biasa-biasa saja, setelah rentang waktu 1 smester , di evaluasi apakah ada perbedaan peningkatan motivasi dalam 2 kelas tersebut.
3. METODE PENELITIAN STUDI KASUS Metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan suatu kasus atau kejadian dengan pencarian bukti dan fakta-fakta tentang suatu masalah yang sedang berlaku dalam masyarakat.
• Tujuan metode penelitian studi kasus: Menjelaskan fenomena atau karakteristik individual dan situasi secara sistematis dan akurat ( Suharsimi Arikunto).
• Contoh penelitian studi kasus: Depok, Pelita Brankas Pusdiklat Depdiknas Dibobol Pencuri “Brankas di Gedung Pusdiklat Departemen Pendidikan Nasional (depdiknas) di Jalan Raya Cinangka, Kelurahan Serua, Kecamatan Sawangan Depok, dibobol pencuri. Jum’at(9/1). Pencuri berhasil membobol brankas dengan cara merusak kunci brankas dan membawa kabur uang tunai sebasar Rp. 178.773.000 serta cek kosong Bank Rakyat Indonesia (BRI). Menurut keterangan salah seorang saksi, dalam ruangan tersebut ada tiga buah brankas, dua diantaranya tidak beisi uang. Pasalnya, saat seorang petugas kebersihan yang pertamakali yang mengetahui brankas dalam keadaan terbuka. Kini, saksi tersebut tengah diperiksa guna diminta keterangan lebih lanjut untuk pengembangan kasus” . (Koran Pelita,12 Januari 2009)
Nurdiana - M1E105001 Mahasiswi Univ.Al-Zaytun Bahasa Terpadu-Bahasa Arab Semester VIII (delapan) Tugas Metode Penelitian Pengertian & Jenis-jenis Penelitian Dosen : Nuraida
A. PENGERTIAN PENELITIAN Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang dilakukan secara teliti dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam mencari fakta-fakta ini diperlukan usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah. Beberapa pakar lain memberika definisi penelitian sebagai berikut:
David H Penny Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
J. Suprapto Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.
Sutrisno Hadi Sesuai dengan tujuannya, pengertian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
Mohammad Ali Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
The New Horison Ladder Dictionary Pengertian research ialah a careful study to discover correct information, yang artinya, suatu penyelidikan yang dilakukan secara hati-hati untuk memperoleh informasi yang benar.
Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris research (re : berarti kembali, dan search berarti mencari). Dengan demikian research berarti mencari kembali.
Menurut kamus Webster New International, penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.
Hillway dalam bukunya Introduction to research mengemukakan bahwa penelitian adalah suatu metode belajar yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
Tuckman Penelitian (research) : a systematic attempt to provide answer to question yaitu penelitian merupakan suatu usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah. Sistematis artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu. Jawaban ilmiah adalah rumusan pengetahuan, generaliasi, baik berupa teori, prinsip baik yang bersifat abstrak maupun konkret yang dirumuskan melalui alat- primernya, yaitu empiris dan analisis. Penelitian itu sendiri bekerja atas dasar asumsi, teknik dan metode.
Cooper & Emory (1995) Penelitian adalah suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah.
Suparmoko (1991) Penelitian adalah usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia.
B. JENIS-JENIS PENELITIAN Jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut: tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi, dan analisis & jenis data. 1. Penelitian Menurut Tujuan a. Penelitian Terapan Penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. b. Penelitian Murni/Dasar Penelitian yang dilakukan diarahkan sekedar untuk memahami masalah dalam organisasi secara mendalam (tanpa ingin menerapkan hasilnya). Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Jadi penelitian murni/dasar berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu.
2. Penelitian Menurut Metode. a. Penelitian Survey Penelitian yang dilakukan pada popolasi besar maupun kecil, tetapi data yangdipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosilogis maupun psikologis. b. Penelitian Ex Post Facto Yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. c. Penelitian Eksperimen Yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Variabel independennya dimanipulasi oleh peneliti. d. Penelitian Naturalistic Metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alami (sebagai lawannya) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Contoh : Sesaji terhadap keberhasilan bisnis. e. Policy Reserach Yaitu suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau analisis terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertinak secara praktis dalam menyelesaikan masalah. f. Action Research Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktifitas lembaga dapat meningkat. Tujuan utama penelitian ini adalah mengubah: 1) situasi, 2) perilaku, 3) organisasi termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja, dan pranata. g. Penelitian Evaluasi Merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan program yang telah ditetapkan. h. Penelitian Sejarah Berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di masa lalu. Sumber datanya bisa primer, yaitu orang yang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau sumber-sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu. Tujuan penelitian sejarah adalah untuk merekonstruksi kejadian-kejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif, melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan sintesa data diperoleh, sehingga ditetapkan fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan.
3. Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi Tingkat eksplanasi adalah tingkat penjelasan. Jadi penelitian menurut tingkat eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. a. Penelitian Deskriptif Adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau penghubungan dengan variabel yang lain. b. Penelitian Komparatif Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan penelitian varabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda. c. Penelitian Asosiatif/Hubungan Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
4. Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisis Jenis data dan analisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua hal utama yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar. Data kuantitatif adalah data berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (scoring).
Nurdiana - M1E105001 Mahasiswi Univ.Al-Zaytun Bahasa Terpadu-Bahasa Arab Semester VIII (delapan) Tugas Metode Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN I.LATAR BELAKANG Berangkat dari sebuah pertanyaan “Mengapa Bahasa Arab dianggap sulit untuk dikuasai?”. Padahal kita mungkin setuju bila dikatakan bahwa Bahasa Arab adalah Bahasa Al-qur`an dan Al-hadist. Yang dengan mempelajarinya kita bisa memahami makna yang terkandung dalam Al-qur`an dan Al-hadist. Kita juga mungkin setuju bila Bahasa Arab dikatakan bahasa Universal. Karena, setengah penduduk dunia menggunakan Bahasa Arab sebagai alat komunikasi. Bagi masyarakat Indonesia yang mayoritasnya beragama Islam, tentunya tak asing juga dengan Bahasa Arab. Karena, kitab suci umat Islam “Al-Qur`an” ditulis dengan lafaz Bahasa Arab.
Namun, untuk dapat memahami Bahasa Arab dengan baik, sedikit banyaknya kita harus menguasai ilmu-ilmu yang mendukung penguasaan Bahasa Arab tersebut. Seperti, ilmu Nahwu dan Shorof, penguasaan kosakata, atau seringnya mendengarkan tutur kata orang-orang yang berbicara Bahasa Arab lalu berusaha menerjemahkannya. Itulah beberapa contoh sederhana yang dapat mempercepat penguasaan kita tentang Bahasa Arab.
Penguasaan Bahasa Arab sebagai bahasa asing kedua setelah Bahasa Inggris, merupakan hal yang sangat mendesak. Banyak informasi ilmu pengetahuan baik di bidang teknik, ilmu-ilmu murni, ekonomi, psikologi maupun seni bersumber dari buku-buku berbahasa Arab, di samping sebagai sarana komunikasi dalam bahasa asing tertentu dengan lingkungan sekitarnya.
Namun, sulitnya penguasaan Bahasa Arab di Indonesia perlu sekali kita cari upaya penanggulangannya. Jangan sampai masalah ini menyebabkan negara kita menjadi negara dungu karena tidak dapat berkomunikasi dengan negara-negara yang menggunakan Bahasa Arab dan dikatakan negara bodoh karena minimnya penguasaan ilmu-ilmu pengetahuan yang bersumber dari buku-buku berbahasa Arab.
Menurut Drs. Syamsul Arifin dalam tulisannya yang berjudul “Problematika Pengajaran Bahasa Arab di Indonesia”, beliau mengungkapkan ada tiga faktor utama yang menyebabkan kurang maksimalnya penguasaan Bahasa Arab. Faktor pertama, kuatnya pengaruh bahasa ibu atau Bahasa Indonesia, sehingga Bahasa Arab dengan segala spesifikasinya tidak dapat dikuasai dengan baik. Spesifikasi tersebut mencakup sistem bunyi, bentuk tulisan, tata bahasa (syntax) dan perubahan kata (morfologi)1.
Faktor kedua, masih terdapat beberapa kendala dalam kurikulum pengajaran yang mencakup: tujuan pengajaran, pemilihan materi pengajaran, metode yang digunakan guru, cara pengajaran dan teknik evaluasi.
Faktor ketiga, keadaan sosial budaya masyarakat Indonesia yang tidak mendukung untuk terciptanya suatu lingkungan berbahasa Arab. Kecuali pada pesantren tertentu yang menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa pergaulan yang harus digunakan di lingkungan pesantren tersebut.
Ketiga faktor tersebut memang tepat bila disebut sebagai masalah kurang maksimalnya penguasaan Bahasa Arab di Indonesia dilihat dari fenomena yang terjadi. Namun, kurangnya perhatian pemerintah terhadap Bahasa Arab juga mempengaruhi perkembangan Bahasa Arab di Indonesia. Akibatnya pemerintah selaku pencanang kurikulum kurang memberikan porsi bagi pengajaran bahasa Arab.
Walaupun Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 37 ayat 1 menyatakan bahwa “Pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : Pendidikan Agama....”, namun hal ini tetap menyulitkan siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah, terutama mereka yang berasal dari SDN (Sekolah Dasar Negri) yang hanya mendapat 15% pelajaran Agama, itupun pelajaran Agama secara umum bukan Pelajaran Bahasa Arab secara khusus. Sebaliknya bagi siswa yang berasal dari MI (Madrasah Ibtidaiyah), pemahaman Bahasa Arabnya mungkin bisa lebih cepat dibanding siswa yang berasal dari SD. Karena ia telah memiliki pengetahuan dasar Bahasa Arab yang didapatnya di MI.
Pada umumnya sebuah sekolah dan pendidikan bertujuan pada bagaimana kehidupan manusia itu harus ditata, sesuai dengan nilai-nilai latar belakang pendidikan siswa yang dinilai sangat penting bagi siswa untuk dapat melanjutkan kejenjang pendidikan selanjutnya. Terutama dalam mengembangkan ilmu-ilmu tertentu seperti pelajaran non-eksakta atau muatan lokal. Dalam hal ini mata pelajaran yang masih kurang mendapat perhatian adalah pelajaran bahasa Asing seperti Bahasa Arab.
Lalu, bagaimana sebuah lembaga pendidikan dengan spirit pesantren, bila menerima siswa yang latar belakang pendidikan tingkat dasarnya bukan dari Madrasah Ibtidaiyah melainkan dari Sekolah Dasar Negri. Adakah pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa nantinya? Hal inilah yang akan dibahas pada penelitian yang mengambil judul “Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Tingkat Dasar terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab pada Siswa kelas VII di Al-Zaytun.
II.PERMASALAHAN *Identifikasi Masalah Berpedoman kepada latar belakang mengenai kurang maksimalnya penguasaan Bahasa Arab, di Al-Zaytun–yang dijadikan sebagai tempat penelitian—juga ada beberapa faktor yang menjadi masalah kurang maksimalnya penguasaan Bahasa Arab, diantaranya: 1.Tujuan pengajaran Bahasa Arab 2.Kurikulum Bahasa Arab 3.Media pengajaran Bahasa Arab 4.Metodologi pengajaran Bahasa Arab 5.Tenaga pengajar yang bukan dibidang Bahasa Arab 6.Sistem yang diterapkan untuk membentuk lingkungan berbahasa 7.Latar belakang pendidikan siswa
*Pembatasan Masalah Adapun dari beberapa faktor yang menjadi masalah kurangnya penguasaan Bahasa Arab di Al-Zaytun, dalam penelitian ini hanya mencakup pembahasan tentang: o Masalah latar belakang pendidikan siswa ditingkat dasar yang berbeda-beda.
o Hasil belajar siswa yang dicapai dari perbedaan latar belakang pendidikan siswa tersebut
*Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas maka permasalahan mendasar yang hendak ditelaah dalam penelitian ini adalah: - Sejauh mana pengaruh latar belakang pendidikan tingkat dasar terhadap hasil belajar Bahasa Arab pada siswa Tsanawiyah kelas VII di Al-Zaytun?
- Bagaimana hasil belajar Bahasa Arab pada siswa Tsanawiyah kelas VII di Al-Zaytun?
- Adakah hubungan antara pengaruh latar belakang pendidikan tingkat dasar terhadap hasil belajar Bahasa Arab pada siswa Tsanawiyah kelas VII di Al-Zaytun?
III. TUJUAN PENELITIAN - Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan tingkat dasar siswa terhadap hasil belajar Bahasa Arab pada siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Zaytun Indramayu.
- Tujuan Khusus •Ingin mengetahui latar belakang pendidikan tingkat dasar pada siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Zaytun.
•Ingin mengetahui hasil belajar Bahasa Arab pada siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Zaytun.
IV. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini bermanfaat secara: •Teoritis, untuk mengkaji latar belakang pendidikan tingkat dasar siswa, khususnya dalam mengetahui pencapaian hasil belajar.
•Praktis, bermanfaat bagi: para pendidik atau sebuah lembaga pendidikan agar memperhatikan juga latar belakang pendidikan siswa dalam pencapaian hasil belajar yang maksimal.
Nama : Nurhayati NIM : M1E105013 Jurusan : Bahasa Arab Semester : 8 ( delapan ) Nama Dosen : Nuraida, S. pd, M. si Tugas : Metode penelitian
Pengertian Penelitian
Penelitian adalah terjemahan dari kata Inggris research. Dari itu, ada juga ahli yang menerjemahkan research sebagai riset. Research itu sendiri berasal dari kata re, yang berarti “kembali “ dan to search yang berarti mencari. Dengan demikian, arti sebenarnya dari research atau riset adalah “ mencari kembali ”. ( Nazir, Moh. Metode Penelitian ).
Penelitian adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. ( Prof. Dr. Emzir, M. Pd. ).
Penelitian adalah pencarian atas sesuatu ( inquiry ) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. ( Parsons, 1946 )
Penelitian adalah Transformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi yang dikenal dalam kenyataan- kenyataan yang ada padanya dan hubungannya, seperti mengubah unsur dari situasi orisinal menjadi suatu keseluruhan yang bersatu padu. ( Dewey, 1936 ).
Penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu. ( Webster’s New International ).
Kesimpulan dari pengertian penelitian adalah “ suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, dan usaha-usaha itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah ”.
Nama : Nurhayati NIM : M1E105013 Semester : 8 ( delapan ) Jurusan : Bahasa Arab Dosen : Nuraida, S. pd, M. Si Tugas : Metode Penelitian
1.METODE PENELITIAN SURVEI (Survei Research Method) adalah sesuatu yang menggambarkan keadaan untuk memperoleh fakta-fakta yang sebenarnya (objektif) dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan faktual, baik tentang instusi sosial, ekonomi, atau politik di dalam suatu komunitas masyarakat.
Tujuan Penelitian Survei : 1.Penjajagan (eksploratif) 2.Deskriptif 3.Penjelasan (explanatory a convimatory) 4.Evaluasi 5.Prediksi (Meramalkan kejadian tertentu dimasa yang akan datang) 6.Penelitian Operasional 7.Pengembangan indikator-indikator sosial
Contoh : Minyak Goreng “ Harga minyak goreng di pasaran dalam beberapa pekan terakhir ini sedang mangkrak. Sehingga ibu-ibu miskin dan para pedagang rendahan meraung-raung, lantaran kebutuhan sehari-hari mereka tidak mencukupi, menyusul mangkraknya pula harga beras. Tetapi situasi mungkin sedang agak mendingan, karena di media sekarang sudah berkurang pemberitaan tentang rakyat miskin yang makan nasi aking dan nasi gadung. Meski jumlah orang yang mati gantung diri di banyak tempat semakin bertambah karena beban ekonomi “. (Rakyat Merdeka. Selasa, 15 Mei 2007).
2.METODE PENELITIAN EKSPERIMEN adalah suatu model penelitian dengan melakukan intervensi (perlakuan) pada subjek penelitian untuk mengetahui hasil perubahannya (perubahan pada variabel atau objek penelitian) setelah diperlakukan oleh intervensi itu.
Tujuan Penelitian Eksperimen : adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.
Contoh : Leaflet KB “ Dilakukan penelitian pada kelompok wanita di suatu desa dengan mendistribusikan leaflet KB mengenai kontrasepsi modern. Dihipotesikan bahwa dengan perlakuan pendistribusian leaflet KB tersebut, mempengaruhi penerimaan kontrasepsi modern. Dilakukan penelitian ini pada desa eksperimen dan desa kontrol. Setelah intervensi dilakukan pada desaeksperimen kemudian dibandingkan mengenai penerimaannya terhadap metode kontrasepsi modern ini antara responden di desa eksperimen dan desa kontrol.
3.METODE PENELITIAN STUDI KASUS adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu.
Tujuan Penelitian Studi Kasus : Adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun statusdari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan jadikan suatu hal yang bersifat umum.
Contoh : 7 Kasus Tommy Hentikan Jalannya Sidang “ Jakarta, RM. Proses hukum gugatan intervensi pemerintah RI melawan kubu Tommy Soeharto atas uang Garnet Investment Limited (GIL) EUR 36 juta (Rp 424 miliar) di pengadilan (royal court) Guernset dihentikan sementara. Ini dilakukan setelah Kejaksaan Agung yang mewakili pemerintah RI, membeberkan alat bukti berupa keterlibatan Tommy atas tujuh kasus pidana. JAM perdata dan Tata Usaha Negara (Datun) Alex Sato Bya mengatakan, persidangan ditunda sampai hakim dapat menyimpulkan fakta atas alat bukti yang diajukan kejaksaan.” (Rakyat Merdeka. Rabu, 16 Mei 2007).
4.METODE PENELITIAN HISTORIS adalah suatu kegiatan penelaahan dokumen serta sumber-sumber lain yang berisikan informasi penting mengenai masa lampau yang dilaksanakan secara sistematis guna pengetahuan dan kebenaran.
Tujuan Penelitian History : Adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara objektif dan sistematis dengan mengumpulkan mengevaluasikan, serta menjelaskan dan mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan menarik kesimpulan secara tepat.
Jenis-jenis Penelitian History : 1.Penelitian Sejarah Komparatif 2.Penelitian Yuridis atau Legal 3.Penelitian Biografis 4.Penelitian Bibiografis
Contoh : Mesir Arsitektur “ Dari zaman ribuan tahun sebelum Masehi mempunyai peninggalan yang masih ada sampai sekarang. Diantaranya yang paling terbesar adalah piramide-piramide dan beberapa kuil. Bangunan lainnya seperti rumah, istana, dan benteng dibangun dari kayu dan batu bata, tetapi kuil dan makam, termasuk piramide, yang diharapkan bisa bertahan sepanjang masa dibangun dari batu. Ensiklopedi Nasional Indonesia. 1990, hal. 285).
5.METODE PENELITIAN TINDAKAN (action research) adalah suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti dan decision maker tentang variabel- variabel yang dapat dimanipulasikan dan dapat segera digunakan untuk menentukan kebijakan dan pembangungan.
Tujuan Penelitian Tindakan : adalah untuk memperoleh penemuan yang signifikan secara operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan dilaksanakan.
Contoh : Bahaya Rokok “ Rokok…. memiliki bentuk yang khas…. Kecil….namun mematikan !!!! Banyak hal yang tidak kita ketahui mengenai rokok. Mulai dari zat yang digunakan saja, rokok mengandung 4000 jenis bahan kimiawi, yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker. Hal ini sudah dipastikan berbahaya bagi tubuh kita. Menurut data statistika rokok, dikatakan bahwa tingkat kematian yang disebabkan oleh penyakit yang berkaitan dengan rokok di Indonesia mencapai 427.948 jiwa per tahunnya, yang setara dengan 22,5% total kematian di Indonesia. Lalu apakah hal ini menjadi pertimbangan anda untuk terus menkomsumsi rokok???.
BAB I Latar Belakang Pengajaran bahasa Arab untuk Madrasah Ibtidaiyah adalah suatu proses kegiatan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan berbahasa Arab fusha baik aktif maupun pasif. Berbahasa Arab dan bersikap positif terhadap bahasa itu adalah sangat penting dalam rangka memahami ajaran Islam dari sumber aslinya baik Al-qur’an, Hadits maupun kitab-kitab yang berkenaan dengan Islam. Bahasa Arab yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyyah berfungsi sebagai bahasa agama dan ilmu pengetahuaan di samping sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, pelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyyah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari mata pelajaran pendidikan agama secara keseluruhan. Walau demikian, pengajaran bahasa arab di Madrasah Ibtidaiyyah harus tetap berpedoman kepada prinsip-prinsip pengajaran bahasa asing pada umumnya. Secara implisit disebutkan bahwa tujuan pengajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyyah adalah agar murid dapat menguasai perbendaharaan kosa kata Arab fusha, ungkapan bentuk dan pola kalimat dasar dengan demikian murid diharapkan dapat mengadakan komunikasi dan memahami bacaan sederhana dalam bahasa Arab. Mengajarkan bahasa Arab pada anak-anak usia Madrasah Ibtidaiyyah diperlukan upaya yang sangat besar dari seorang guru serta diperlukan pula variasi metode dan media pengajaran. Karena anak-anak pada usia Madrasah Ibtidaiyyah mudah merasakan bosan dengan suatu kegiatan yang monoton. Pada masa sekarang ini penggunaan media dalam pengajaran telah menjadi suatu yang dianggap penting. Alasan diperlukannya media dalam suatu proses pembelajaran adalah untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran. Sedangkan tujuan penggunaan media adalah untuk mempermudah dan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat mendorong suatu motivasi belajar dan juga akan lebih bervariasi sehingga akan lebih jelas maknanya dan mudah untuk dipahami oleh para siswa. Pada tahun 1958 Comenius, teolog dan ahli pendidikan Cekoslowakia, menulis buku berjudul “Orbs Pictus” (Dunia dalam Gambar). Ini merupakan buku teks bergambar pertama bagi anak-anak. Pada abad ke-19 seorang pakar pendidikan, Pestalozzi, mengemukakan gagasan bahwa kesan yang diterima indera merupakan dasar utama pengetahuan manusia. Bersamaan dengan makin berkembangnya tekhnologi, gagasan Pestalozzi disambut dengan penggunaan media pendidikan yang makin canggih seperti radio, televisi, film, dan komputer. Banyak sekali pengertian media pembelajaran yang diungkapkan oleh para tokoh akan tetapi menurut terminology kata media berasal dari bahasa Latin “medium” yang artinya perantara, sedangkan dalam bahasa Arab media berasal dari kata “wasaiil” artinya pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Adapun penjabaran tentang pengertian media pembelajaran menurut beberapa tokoh sebagai berikut: •Menurut Berlach dan Ely (1971) mengemukakan bahwa media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, dan elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual/verbal. •Menurut Martin dan Briggs (1986) mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa. Dapat berapa perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras. Menurut buku سيكولوجية الوسائل التعليمية ووسائل تدريس اللغة العربية tentang pengertian media yaitu: • تعرف ((هولنجر)) ١٩٤٠ والذي أقتصر علي الوسائل الحسية والمعينات الادراكية. أي الوسائل المعينة علي الادراك باعتبارها أكثر شمولا وتضمن جميع الحواس. • الوسيلة التعلمية هي ماتندرج تحت مختلف الوسئط التي يستخدمها المعلم في الموقف التعليم. Dan pengertian media menurut Ensiklopedi Nasional, media adalah orang, benda, atau kejadian yang menciptakan suasana yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan maupun sikap tertentu. Secara luas dapat dikatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau materi sehingga dapat merangsang minat, motivasi dan perhatian siswa dalam belajar sehingga tercapainya tujuan yang hendak dicapai. Dengan semakin pesatnya kemajuan tekhnologi sekarang ini maka berkembang pula media-media pengajaran yang dapat digunakan oleh para guru. Media Pengajaran yang ada bermacam-macam jenisnya oleh karena itu, media pengajaran dibagi menjadi 3 yaitu, media visual, media audio, dan media audio visual. Dari tiga jenis media ini saya akan membahas mengenai media visual. Media Visual itu sendiri dibagi menjadi beberapa jenis seperti gambar bergerak, gambar fotografi, lukisan, slide-slide, dan film. Secara khusus dalam skripsi yang saya buat akan membahas mengenai media gambar bergerak. Dalam pemilihan dan penggunaan media gambar kita juga memperhatikan segi psikologi siswa. Karena, secara khusus penggunaan media gambar meminta siswa untuk memberikan respon berupa minat, motivasi, perhatian terhadap konteks bahasa, dan stimulus. Pemilihan dan penggunaan media gambar yang cocok dalam pengajaran mempengaruhi psikologi siswa dalam belajar terutama dilihat dari motivasi mereka. Siswa akan lebih bersemangat dalam belajar dan keinginan untuk belajar lebih giat lagi. Dan sebaliknya pemilihan dan penggunaan media gambar yang tidak cocok dapat juga mempengaruhi psikologi anak dengan hasil yang negatif. Saya akan membahas lebih jelas mengenai pengaruh media gambar bergerak sebagai media pengajaran terhadap motivasi siswa dalam belajar bahasa arab didalam skipsi saya yang berjudul “Pengaruh Media Gambar Terhadap Motivasi Siswa dalam Pengajaran Bahasa Arab (Penelitian Eksperimen terhadap Kelas 2B1)”.
Permasalahan •Identifikasi Masalah 1.Guru pengajar bukanlah guru yang berlatar belakang pendidikan guru bahasa Arab. 2.Kelemahan pada buku pelajaran. 3.Kurangnya media pendukung pembelajaran. 4.Anak kurang bergairah dalam belajar bahasa arab. 5.Penggunaan metode pembelajaran yang kurang efektif. •Pembatasan Masalah 1.Masalah yang akan diteliti mengenai media pengajaran khususnya media gambar dengan menggunakan gambar bergerak.. 2.Masalah motivasi siswa dalam belajar bahasa Arab. •Perumusan Masalah 1.Seberapa besar media gambar bergerak membantu dalam pengajaran bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyyah kelas 2? 2.Apakah media gambar bergerak memotivasi siswa dalam belajar bahasa Arab?
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media gambar bergerak yang digunakan oleh guru sebagai media pengajaran terhadap motivasi siswa Madrasah Ibtidaiyyah kelas 2 dalam belajar bahasa Arab. Dan sebagai jawaban dari yang disebutkan dalam pembatasan masalah dan perumusan masalah.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari hasil penelitian ini mudah-mudahan dapat dijadikan rujukan bagi guru yang ingin menggunakan media gambar khususnya gambar bergerak sebagai media pengajaran dalam menyampaikan materi bahasa Arab.
Halimatus Sa'diyah M1E105016 Mahasiswa Fakultas Bahasa Terpadu Jurusan Bahasa Arab Universitas Al-Zaytun Indonesia
BAB I Latar Belakang Pengajaran bahasa Arab untuk Madrasah Ibtidaiyah adalah suatu proses kegiatan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan berbahasa Arab fusha baik aktif maupun pasif. Berbahasa Arab dan bersikap positif terhadap bahasa itu adalah sangat penting dalam rangka memahami ajaran Islam dari sumber aslinya baik Al-qur’an, Hadits maupun kitab-kitab yang berkenaan dengan Islam. Bahasa Arab yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyyah berfungsi sebagai bahasa agama dan ilmu pengetahuaan di samping sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, pelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyyah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari mata pelajaran pendidikan agama secara keseluruhan. Walau demikian, pengajaran bahasa arab di Madrasah Ibtidaiyyah harus tetap berpedoman kepada prinsip-prinsip pengajaran bahasa asing pada umumnya. Secara implisit disebutkan bahwa tujuan pengajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyyah adalah agar murid dapat menguasai perbendaharaan kosa kata Arab fusha, ungkapan bentuk dan pola kalimat dasar dengan demikian murid diharapkan dapat mengadakan komunikasi dan memahami bacaan sederhana dalam bahasa Arab. Mengajarkan bahasa Arab pada anak-anak usia Madrasah Ibtidaiyyah diperlukan upaya yang sangat besar dari seorang guru serta diperlukan pula variasi metode dan media pengajaran. Karena anak-anak pada usia Madrasah Ibtidaiyyah mudah merasakan bosan dengan suatu kegiatan yang monoton. Pada masa sekarang ini penggunaan media dalam pengajaran telah menjadi suatu yang dianggap penting. Alasan diperlukannya media dalam suatu proses pembelajaran adalah untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran. Sedangkan tujuan penggunaan media adalah untuk mempermudah dan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat mendorong suatu motivasi belajar dan juga akan lebih bervariasi sehingga akan lebih jelas maknanya dan mudah untuk dipahami oleh para siswa. Pada tahun 1958 Comenius, teolog dan ahli pendidikan Cekoslowakia, menulis buku berjudul “Orbs Pictus” (Dunia dalam Gambar). Ini merupakan buku teks bergambar pertama bagi anak-anak. Pada abad ke-19 seorang pakar pendidikan, Pestalozzi, mengemukakan gagasan bahwa kesan yang diterima indera merupakan dasar utama pengetahuan manusia. Bersamaan dengan makin berkembangnya tekhnologi, gagasan Pestalozzi disambut dengan penggunaan media pendidikan yang makin canggih seperti radio, televisi, film, dan komputer. Banyak sekali pengertian media pembelajaran yang diungkapkan oleh para tokoh akan tetapi menurut terminology kata media berasal dari bahasa Latin “medium” yang artinya perantara, sedangkan dalam bahasa Arab media berasal dari kata “wasaiil” artinya pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Adapun penjabaran tentang pengertian media pembelajaran menurut beberapa tokoh sebagai berikut: •Menurut Berlach dan Ely (1971) mengemukakan bahwa media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, dan elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual/verbal. •Menurut Martin dan Briggs (1986) mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa. Dapat berapa perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras. Menurut buku سيكولوجية الوسائل التعليمية ووسائل تدريس اللغة العربية tentang pengertian media yaitu: • تعرف ((هولنجر)) ١٩٤٠ والذي أقتصر علي الوسائل الحسية والمعينات الادراكية. أي الوسائل المعينة علي الادراك باعتبارها أكثر شمولا وتضمن جميع الحواس. • الوسيلة التعلمية هي ماتندرج تحت مختلف الوسئط التي يستخدمها المعلم في الموقف التعليم. Dan pengertian media menurut Ensiklopedi Nasional, media adalah orang, benda, atau kejadian yang menciptakan suasana yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan maupun sikap tertentu. Secara luas dapat dikatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau materi sehingga dapat merangsang minat, motivasi dan perhatian siswa dalam belajar sehingga tercapainya tujuan yang hendak dicapai. Dengan semakin pesatnya kemajuan tekhnologi sekarang ini maka berkembang pula media-media pengajaran yang dapat digunakan oleh para guru. Media Pengajaran yang ada bermacam-macam jenisnya oleh karena itu, media pengajaran dibagi menjadi 3 yaitu, media visual, media audio, dan media audio visual. Dari tiga jenis media ini saya akan membahas mengenai media visual. Media Visual itu sendiri dibagi menjadi beberapa jenis seperti gambar bergerak, gambar fotografi, lukisan, slide-slide, dan film. Secara khusus dalam skripsi yang saya buat akan membahas mengenai media gambar bergerak. Dalam pemilihan dan penggunaan media gambar kita juga memperhatikan segi psikologi siswa. Karena, secara khusus penggunaan media gambar meminta siswa untuk memberikan respon berupa minat, motivasi, perhatian terhadap konteks bahasa, dan stimulus. Pemilihan dan penggunaan media gambar yang cocok dalam pengajaran mempengaruhi psikologi siswa dalam belajar terutama dilihat dari motivasi mereka. Siswa akan lebih bersemangat dalam belajar dan keinginan untuk belajar lebih giat lagi. Dan sebaliknya pemilihan dan penggunaan media gambar yang tidak cocok dapat juga mempengaruhi psikologi anak dengan hasil yang negatif. Saya akan membahas lebih jelas mengenai pengaruh media gambar bergerak sebagai media pengajaran terhadap motivasi siswa dalam belajar bahasa arab didalam skipsi saya yang berjudul “Pengaruh Media Gambar Terhadap Motivasi Siswa dalam Pengajaran Bahasa Arab (Penelitian Eksperimen terhadap Kelas 2B1)”.
Permasalahan •Identifikasi Masalah 1.Guru pengajar bukanlah guru yang berlatar belakang pendidikan guru bahasa Arab. 2.Kelemahan pada buku pelajaran. 3.Kurangnya media pendukung pembelajaran. 4.Anak kurang bergairah dalam belajar bahasa arab. 5.Penggunaan metode pembelajaran yang kurang efektif. •Pembatasan Masalah 1.Masalah yang akan diteliti mengenai media pengajaran khususnya media gambar dengan menggunakan gambar bergerak.. 2.Masalah motivasi siswa dalam belajar bahasa Arab. •Perumusan Masalah 1.Seberapa besar media gambar bergerak membantu dalam pengajaran bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyyah kelas 2? 2.Apakah media gambar bergerak memotivasi siswa dalam belajar bahasa Arab?
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media gambar bergerak yang digunakan oleh guru sebagai media pengajaran terhadap motivasi siswa Madrasah Ibtidaiyyah kelas 2 dalam belajar bahasa Arab. Dan sebagai jawaban dari yang disebutkan dalam pembatasan masalah dan perumusan masalah.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari hasil penelitian ini mudah-mudahan dapat dijadikan rujukan bagi guru yang ingin menggunakan media gambar khususnya gambar bergerak sebagai media pengajaran dalam menyampaikan materi bahasa Arab.
Halimatus Sa'diyah M1E105016 Mahasiswa Fakultas Bahasa Terpadu Jurusan Bahasa Arab Universitas Bahasa Arab
1.Penelitian Eksperimen Penelitian Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan factor-faktor lain yang mengganggu.
•Tujuan penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat dalam suatu percobaan dengan memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. •Contoh Penelitian Eksperimental: “Secara keseluruhan pengetahuan budi daya rumput laut petani yang mengikuti penyuluhan melalui metode peragaan lebih baik daripada petani yang mengikuti penyuluhan melalui metode diskusi. Artinya penyuluhan melalui metode peragaan memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pengetahuan petani tentang budi daya rumput laut dibandingkan penyuluhan melalui metode diskusi.”
2.Penelitian Survai Penelitian Survai adalah penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. •Tujuan Metode penelitian Survai : 1.Penjajagan (eksploratif) 2.Deskriptif 3.Penjelasan (explanatory or convirmatory) 4.Evaluasi 5.Prediksi (Meramalkan kejadian tertentu dimasa yang akan datang) 6.Penelitian Operasional 7.Pengembangan indikator-indikator sosial •Contoh Penelitian Survai : Rokok Musuh Kesehatan "Diperkirakan terjadi kematian 120.000 orang setiap tahun di Inggris yang berkaitan dengan kegiatan merokok. Sedangkan di dunia, 3.5 juta orang meninggal disebabkan aktivitas merokok pada tahun 2000. Sementara itu dalam abad ke 20 tercatat 100 juta perokok meninggal. Kalau tak ada usaha menghambat rokok, maka di abad 21 diperkirakan korban rokok akan mencapai 1milyar”
3.Penelitian Kasus (Case study) atau Studi Kasus Penelitian Kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Maxfield, 1930).
•Tujuan Penelitian Kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas tersebut akan jadikan suatu hal yang bersifat umum. •Contoh Penelitian Kasus: “Pemerintah Diminta Turunkan Harga Tiket Penerbangan -Harga Tiket Jambi-Jakarta Rp300.000- Jambi, Pelita Harga tiket penerbangan tujuan Jambi-Jakarta di Bandara Sultan Thaha Jambi sejak sepekan ini terus mengalami penurunan. Bahkan, kalau sebelumnya harga tiket penerbangan di Bandara tersebut untuk tujuan yang sama sempat mencapai harga Rp1.000.000, namun hingga Minggu(11/1) seperti diakuui sejumlah agen perjalanan kepada pelita menyebutkan, harga tiket terus mengalami penurunan, dan sekarang harga tiket untuk tujuan Jambi-Jakarta hanya dikisaran hargaRp300.000(Koran Pelita, 12 Januari 2009)
Lista Adiya Fidriyana M1E105035 Mahasiswa Fakultas Bahasa Terpadu Jurusan Bahasa Arab Semester 8 Univ.Al-Zaytun Indonesia
BAB I LATAR BELAKANG Lembaga pendidikan di Indonesia telah banyak yang menerapkan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi murid-murid di sekolah, bahkan bahasa Arab mempunyai kurikulum khusus, yang menandakan bahasa Arab punya pengajaran yang tidak sembarangan. Harapan Al-Zaytun bisa menjadikan bahasa arab sebagai bahasa sehari-hari yang digunakan santri dalam pergaulan mereka, guna melatih santri untuk menghadapi masa mendatang. Tapi, pada kenyataannya banyak santri yang kurang, bahkan tidak berbahasa sama sekali, dan ini bertentangan dengan harapan Al- Zaytun dan juga bertentangan dengan statemen dari buku strategi Belajar Mengajar karangan Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain, bahwa “Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan dapat disederhanakan dengan bantuan media”. Dan statemen yang mengatakan “Anak didik cepat merasa bosan dan kelelahan tentu tidak dapat mereka hindari, dikarenakan penjelasan guru yang kurang bisa dicerna dan dipahami”. Dari statemen-statemen tersebut dipahami bahwa setiap santri harus berbahasa dengan semangat, dan aktif berbahasa dimanapun santri berada dan bercakap. Sebuah kejadian ditemukan, santri mengantuk saat pembelajaran bahasa Arab sedang berlangsung dikarenakan pengajaran bahasa Arab yang monoton dan lebih focus pada ceramah, santri menjadi bosan dan kurang termotivasi untuk melanjutkan pembelajaran, yang mengakibatkan santri jadi kurang menyukai bahasa arab dan menurunnya motivasi mereka dalam berbahasa arab. Dari fakta diatas peneliti menyimpulkan bahwa menurunnya motivasi santri dalam berbahasa Arab karena monotonnya dalam pemberian materi dan tidak adanya alat bantu untuk mempermudah santri dalam memahami materi. Dilihat dari fakta diatas perlu dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan motivasi santri. Seorang ahli pengajar Bahasa Arab mengatakan dalam bukunya yang berjudul Al-Wasail At-Ta’limiyyah, bahwa untuk meningkatkan motivasi dalam berbahasa arab guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1.Guru harus membatasi isi dan tujuan pembelajaran 2. Penggunaan media pengajaran yang sesuai 3. Menentukan tehnik yang efektif dalam media dan sejauh mana keefektifitasannya. Jika menurunnya motivasi karena metode pengajaran yang monoton dan tidak bervariasi maka perlu adanya penggunaan media pengajaran agar pembelajaran lebih menyenangkan sehingga diharapkan motivasi santri jadi meningkat. Hal ini penting untuk diteliti agar dapat segera tercipta atmosfer berbahasa yang kondusif. Untuk mencari solusi dari permasalahan diatas peneliti mengangkat penelitian ini dengan judul Peranan Media Audio Visual Dalam Peningkatan Motivasi Belajar Bahasa Arab.
•PERMASALAHAN •Pengenalan Masalah a)Kurangnya motivasi santri dalam belajar bahasa Arab b)Kurang memadainya media pengajaran bahasa Arab c)Lingkungan kurang mendukung penggunaan bahasa Arab d)Kualitas pengajar bahasa Arab yang kurang berkompeten e)Kurangnya praktek berbahasa diluar jam pembelajaran f)Tujuan pembelajaran bahasa yang tidak berkesinambungan g)Kurangnya disiplin berbahasa
•Pembatasan Masalah Peranan media audio visual dalam peningkatan motivasi belajar bahasa Arab bagi santri kelas 1 Madrasah ibtidaiyah Al- Zaytun
•Perumusan Masalah a)Apakah media audio visual khususnya film dapat meningkatkan motivasi belajar santri kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Al- Zaytun?
3. TUJUAN PENELITIAN a)Tujuan umum : Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peranan media dalam peningkatan motivasi belajar santri, pada tingkat Ibtidaiyah kelas 1 Al- Zaytun. b)Tujuan Khusus : Mengetahui seberapa besar peranan media Audio Visual berbentuk film dalam peningkatan motivasi belajar bahasa Arab santri kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Al- Zaytun, dan memberikan masukan bagi instansi yang berhubungan dengan program kebahasaan santri.
4. MANFAAT PENELITIAN Nantinya diharapkan santri lebih semangat dan termotivasi dalam belajar bahasa Arab, meningkatnya kualitas berbahasa Arab, meningkatnya pemahaman santri terhadap bahasa Arab, menjadi bahan evaluasi instansi sekolah dalam meningkatkan kualitas kebahasaan.
Nama : Rokayyah NIM : M1E105040 Fakultas : Bahasa ( Arab ) Semester : 8 ( Genap ) Universitas : Al-Zaytun Indonesia Tugas : Metode Penelitian ( Definisi dan Jenis-jenis Penelitian )
BAB 1 DEFINISI PENELITIAN Penelitian adalah sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran yang kritis dimana untuk mencari fakta secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan.
JENIS-JENIS PENELITIAN Penelitian Eksperimen : observasi di bawah kondisi buatan ( artificial condition ) di mana kondisi tersebut dibuat dan diatur ole si peneliti. Contoh : penelitian tentang pengaruh dua metode mengajar bahasa Inggris pada II SLA sebagai fungsi dari taraf intelegensia ( tinggi, sedang, rendah ) dan besarnya kelas ( besar, kecil ), di mana guru ditempatkan secara random berdasarkan intelegensia, besarnya kelas dan metode mengajar. Penelitian Sejarah : Penyelidikan yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman dimasa lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati tentang bukti validitas dari sumber sejarah, serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut. Contoh : membandingkan sistem pengajaran di Cina dan Jawa pada masa kerajaan Majapahit.
Penelitian Deskriptif : Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sedangkan menurut Whitney yaitu: pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat, yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Contoh : meneliti masalah sosial di mana Whitney dan Milholland (1930) mempelajari status akademis dari mahasiswa tingkat persiapan dari Colorado State Colege of Education pada tahun 1930. Penelitian dilakukan dalam kurun waktu 4 tahun, dengan menelusuri status akademis sejak tingkat persiapan sampai dengan lulus sarjana muda.
Grounded Research : suatu penelitian yang metodenya dicetuskan oleh Glasser dan Strauss ( 1967 ), yaitu suatu metode penelitian yang mendasarkan diri kepada fakta dan menggunakan analisis perbandingan. Contoh : dalam meneliti Sistem Pengadilan Suku Tirurai yang masih menganut animisme.
Penelitian Tindakan Kelas : suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti dan decision marker tentang variabel-variabel yang dapat dimanipulasikan dan dapat segera digunakan untuk menentukan kebijakan dan pembangunan. Peneliti dan decision marker bersama-sama menentukan masalah, membuat desain serta melaksanakan program-program tersebut. Contoh : dalam meneliti program KB, selain itu juga meneliti kondisi pembelajaran dikelas.
Metode Survei : penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual-faktual, baik tentang intuisi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Contoh : Kinsey, et al.,( 1948 ), dalam penelitian mereka mengenai tingkah laku seksual di Amerika Serikat telah menggunakan sample dengan 12 ribu orang anggota sample. Selain itu juga bias meneliti dalam bidang produksi, dan tata niaga, dan lain sebagainya.
Studi kasus : penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas ( Maxfield, 1930 ). Contoh : dalam meneliti desa, kota besar, sekelompok manusia drop out, tahanan-tahanan, pemimpin dan sebagainya.
Penelitian Komparatif : sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawab secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Contoh : dalam meneliti penghidupan kota dan desa dengan membandingkan pengaruh sebab-akibat dari makanan, rekreasi, waktu kerja, ketenangan kerja, dan sebagainya.
Studi Kepustakaan : menelusuri literatur yang ada, serta menelaahnya secara tekun. Contoh : meneliti buku yang ada diperpustakaan, di mana si peneliti mengenal perpustakaan secara lebih baik, termasuk sistem pelayanan, sistem literatur, dan klasifikasi buku yang dianut oleh perpustakaan tersebut. Korelasi : hubungan yang terjadi antara variabel satu dengan variabel yang lain. Contoh : dalam menghitung koofisien variabel x dan variabel y. Observasi Langsung : cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Contoh : peneliti ingin mengamati bagaimana seorang ibu rumah tangga menggunakan waktunya dalam berbelanja. Si peneliti mengamati frekuensi serta tempat berbelanja. Quesioner : suatu bentuk data yang terdiri atas daftar pertanyaan, di mana pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap. Contoh : dalam penelitian, pertanyaan tentang pendapat, tentang persepsi diri, dan tentang fakta. Pengukuran : penetapan/pemberian angka terhadap objek atau fenomena menurut aturan tertentu ( Stevens, 1951 ). Contoh : seorang peneliti ingin mengukur prestasi 8 orang murid. Prestasi didefinisikan sebagai kompetensi dalam ilmu hitung yang meliputi menambah, mengurangi, mengkali,membagi, menarik akar, menggunakan pecahan, menarik logaritma, dan menggunakan desimal. Statistik : digunakan untuk penyusunan model, dalam perumusan hipotesis, dalam pengembangan alat dan instrument pengumpulan data, dalam penyusunan desain penelitian, dalam penentuan sample, dan dalam analisis data. Contoh : dalam menghitung selisih antara berat yang tertinggi dan terendah, dalam menentukan jarak interval kelas, dan lain-lain. Analisis pekerjaan : merupakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia, dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. Contoh : meneliti kelakuan-kelakuan pekerja, buruh, petani, guru, dan lain-lain terhadap gerak-gerik mereka dalam melakukan tugas, penggunaan waktu secara efisien dan efektif, dan sebagainya.
Nama : Rokayyah NIM : M1E105040 Fakultas : Bahasa ( Arab ) Semester : 8 ( Genap ) Universitas : Al-Zaytun Indonesia Tugas : Metode Penelitian (Bab I)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Menurut Buku Metode Penelitian Ilmu Dakwah yang ditulis oleh DR. Wardi Bachtiar, bahwa metodologi itu berasal dari kata methodology, yaitu: ilmu yang menerangkan metoda-metoda atau cara-cara. Sedangkan metode adalah: rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang telah ditentukan. Metode Qowaid, yaitu: metode yang menerapkan kaidah-kaidah bahasa, penghafalan aturan-aturan qowaid dan sejumlah kata-kata tertentu. Metode Tarjamah, yaitu: metode yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan yang berupa menterjemahkan bacaan-bacaan. Jadi Metode Qowaid Wa Tarjamah adalah: metode yang menerapkan kaidah-kaidah bahasa, penghafalan aturan-aturan qowaid dan sejumlah kata-kata tertentu serta menterjemahkan bacaan-bacaan. Sedangkan Efektivitas yaitu: suatu pembelajaran yang berjalan dengan baik dan tersistematis, atau bisa dikatakan sebagai besarnya daya guna/kemampuan metode tersebut yang telah digunakan oleh guru dalam proses pembelajarannya dikelas, sehingga tujuan pembelajaran dikelas tercapai dengan baik dan sangat efektif jika seorang guru dapat menggunakan metode yang dipakainya dengan baik pula.
Seringkali kita temukan seorang guru bingung dalam pengajarannya dikelas, sehingga guru menemukan kesulitan dalam menghadapi siswanya, dan akhirnya pelajaran terbengkalai tidak sampai pada tujuannya. Menurut Buku Metodologi Pengajaran Bahasa Arab yang ditulis oleh Ahmad Fuad Effendy bahwa, timbulnya bermacam-macam metode dalam pengajaran bahasa adalah wajar dan merupakan akibat logis belaka dari berbeda-bedanya asumsi atau teori yang menjadi titik tolaknya. Dalam hal metode ini, tidak dapat dikatakan mana yang paling baik, karena setiap metode memiliki landasan-landasan teoritis dan empiris, secara skeptis bisa dikatakan bahwa tampaknya semua metode ada baiknya. Setidaknya salah satu metode yang telah digunakan oleh guru dapat membawa dampak yang positif untuk meningkatkan mutu belajar siswa dikelas. Sebenarnya bahasa Arab merupakan bahasa asing yang tidak asing bagi bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam, sebab mereka sudah mengenal bahasa ini bersamaan dengan datangnya islam dalam beberapa abad yang silam melalui Al-qur’an dan Al-hadits yang merupakan sumber ajaran islam. Dimana linguistik terapan menegaskan, pengajaran bahasa asing hendaknya didasarkan pada analisa bahasa bandingan antara bahasa asing yang diajarkan dan bahasa siswa. Dari fakta diatas telah dianalisa bahwa seorang guru diperlukan untuk memiliki metode yang sesuai dengan kondisi siswanya pada saat pembelajaran dikelas berlangsung. Maka seorang pengajar bahasa asing hendaknya memahami hakekat bahasa siswa untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa, karena kesulitan-kesulitan itu biasanya timbul pada aspek-aspek bahasa yang berbeda. ( Al-Qasimi, 1985, hal. 82 ). Dr. E. Mulyasa, M.Pd dalam bukunya berjudul Menjadi Guru Profesional mengatakan bahwa, menjadi guru kreatif, professional, dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Untuk mengatasi keadaan tersebut, guru melakukan suatu kegiatan pembelajaran adalah dengan pendekatan dan metode yang berbeda dengan pembelajaran lainnya. Diantara pendekatan tersebut salah satunya adalah dengan Pendekatan Keterampilan Proses yaitu: pendekatan yang menekankan pada proses belajar, aktivitas, dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. IDENTIFIKASI MASALAH - Metode efektif yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. - Pengaruhnya metode tersebut terhadap motivasi siswa. - Cara pengajaran dan tehnik evaluasi pengajarannya.
3.PEMBATASAN MASALAH - Keefektivitasan metode qowaid wa tarjamah bagi seorang guru.
4.PERUMUSAN MASALAH - Sejauhmana keefektivitasan metode qowaid wa tarjamah bagi seorang guru?
5.TUJUAN PENELITIAN Dalam makalah saya ini, penelitian tersebut bertujuan untuk; memperoleh keterangan yang objektif dalam rangka membenarkan kebijakan atau kegiatan yang telah dibuat, untuk meningkatkan kemampuan dan motivasi siswa dalam belajar dikelas, serta untuk menjadikan siswa pandai dalam berbahasa dan menterjemahkan bahasa asing sehingga tercapainya pembelajaran yang efektif didalam kelas.
6.MANFAAT PENELITIAN Makalah yang telah saya teliti ini mempunyai beberapa manfaat, diantaranya: - Mampu melahirkan model pembelajaran didalam kelas. - Dapat meningkatkan keprofesionalan seorang guru. - Dapat mengembangkan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas. - Siswa mampu menerapkan kaidah-kaidah bahasa dan mampu menterjemahkan materi tersebut dengan baik dan benar.
Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang dilakukan secara teliti, dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam mencari fakta-fakta ini diperlukan usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah.
PENELITIAN SURVEY Apakah Penelitian Survey Itu?
Tujuan penelitian survey adalah untuk memahami (meneliti?) tentang karakteristik dari seluruh kelompok yang hendak diteliti atau populasi dengan meneliti sebagian (subset) dari kelompok populasi tersebut yang selanjutnya disebut dengan sampel. Banyak pembaca yang sudah familiar dengan hasil penelitan survey di bidang politik, walaupun yang disurvey hanya sedikit jumlahnya. Karena akan tidak mungkin untuk mensurvey seluruh populasi di negeri kami (AS), maka para pengumpul pendapat umum (pollsters) memilih sampel kecil yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mewakili atau merepresentasikan populasi secara keseluruhan.Hasil dari survey terhadap sampel tersebut kemudian digeneralisasikan atau diberlakukan kepada populasi. Penelitian survey biasanya didefinisikan sebagai sebuah penelitian atau penelitian tentang kelompok besar melalui penelitian langsung dari subset (sampel) dari kelompok tersebut.
Bagaimana sikap para siswa siswa Cina terhadap pembelajaran bahasa Inggris? Bahasa asing apakah yang diajarkan di sekolah dasar dan menengah di Amerika Serikat? Bagaimana siswa ESL (English as a Second Language) tingkat lanjut memperbaiki tindak ujaran yang penting secara sosial? Bagaimana ciri-ciri dasar pengajaran melek-huruf (literacy instruction) yang diprogramkan bagi orang-orang dewasa? Itulah beberapa contoh dari macam-macam pertanyaan yang bisa dieksplorasi oleh peneliti dengan menggunakan metode penelitian survey.
Contoh Penelitian Survey; Pekerjaan Para Alumni Program Pendidikan Bilingual di Akademi dan Universitas
Untuk memperoleh ilustrasi tentang bagaimana penelitian survey dilaksanakan, kita akan mencermati sebuah survey nasional para lulusan program dwi-bahasa (bilingual) di perguruan tinggi atau universitas yang dilakukan untuk kepentingan Departemen Pendidikan AS (Johnson, 1985). Saya telah memilih penelitian ini karena secara metodologi, ini merupakan sebuah survey yang didesain secara hati-hati dengan tingkat respon yang relatif baik. Disamping itu, penelitian tersebut mengajukan sebuah pertanyaan penelitian yang penting mengenai efek-efek dari upaya negara bagian untuk meningkatkan pendidikan para mahasiswa yang berbahasa minoritas melalui persiapan guru (teacher preparation). Temuan penelitian ini mendokumentasikan bahwa ada prosentase yang cukup tinggi dari para lulusan program ini yang berhasil dalam mencari pekerjaan. Mereka inilah yang sebenarnya menjadi populasi penelitian ini, yakni para mahasiswa yang terbatas kemampuan bahasa Inggrisnya. Para lulusan ini membantu para siswa bilingual baik secara langsung melalui kegiatan pengajaran maupun secara tidak langsung melalui posisi kepemimpinan atau teacher preparation (pendidikan calon guru).
I. Menurut Metodenya (Jenis-jenis Penelitian
1. Metode Survei
2. Metode Eksperimen Penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum ada sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian treatment/ perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang kemudian diamati/diukur dampaknya (data yang akan datang).
Pengertian Penelitian Eksperimen
Eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam penelitian pembelajaran pada latar kelas (PTK). Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Danim, 2OO2).
Contoh: Nilai ambang batas medan listrik untuk paparan selama 24 jam penuh harus berada di bawah 5 kV per meter. Berapa paparan yang muncul dari SUTET? ... Hasil riset Bambang menunjukkan, di Desa Marga Mukti, Sumedang, medan listrik yang terpicu adalah sekitar 0,005-0,875 kV per meter. Adapun tinggi bentangan kabelnya 18,02-19,5 meter ke permukaan tanah. Di Desa Kadung Ela, Kuningan, kekuatan medan listrik seitar 0,002-2,908 kV per meter. Tinggi kabel 22,35-30,45 meter.
Hasil serupa didapati di Desa Karangmangu, Cirebon. Medan listrik berkisar 0,0135-3,48 kV per meter. Tinggi bentangan kabel 14,5-26,91 meter. Adapun riset dilakukan di berbagai lokasi, dari atap rumah penduduk hingga sawah dan kebun.
Berbahayakah kapasitas medan listrik seperti ini? Menurut International Radiation Protection Association (IRPA), nilai ambang batas medan listrik untuk paparan selama 24 jam penuh harus berada di bawah 5 kV per meter.
''Bila dibandingkan dengan pengukuran di tiga lokasi SUTET ini terlihat jelas bahwa besarannya masih jauh di bawah nilai ambang batas. Artinya masih sangat aman,'' tutur Bambang. Hal serupa didapati di seluruh lokasi yang dilalui SUTET di Jawa dan Bali lantaran pendirian SUTET menerapkan standar yang sama. ...
http://bazzbeto.blogspot.com/2006/02/sutet-tidak-berbahaya.html 3. Metode Expose Facto 4. Metode Naturalistik/Alamiah
5. Metode Tindakan Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prosesnya, telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional. Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta–pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut (Kemmis dan Taggart, 1988).
Menurut Carr dan Kemmis seperti yang dikutip oleh Siswojo Hardjodipuro, dikatakan bahwa yang dimaksud dengan istilah PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi ( dan lembaga-lembaga ) tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan (Harjodipuro, 1997).
Lebih lanjut, dijelaskan oleh Harjodipuro bahwa PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau utuk mengubahnya. PTK bukan sekedar mengajar, PTK mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.
6. Metode Evaluasi 7. Metode Kebijakan 8. Metode Sejarah/Historis
Marzuki, C. 1999. Metodologi Riset. Jakarta: Erlangga.
Nama : Madiniyah Rahmah Semester 8 Jur. Bahasa Arab (UAZ)
A. Pengertian Penelitian
Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang dilakukan secara teliti, dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam mencari fakta-fakta ini diperlukan usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah.
PENELITIAN SURVEY Apakah Penelitian Survey Itu?
Tujuan penelitian survey adalah untuk memahami (meneliti?) tentang karakteristik dari seluruh kelompok yang hendak diteliti atau populasi dengan meneliti sebagian (subset) dari kelompok populasi tersebut yang selanjutnya disebut dengan sampel. Banyak pembaca yang sudah familiar dengan hasil penelitan survey di bidang politik, walaupun yang disurvey hanya sedikit jumlahnya. Karena akan tidak mungkin untuk mensurvey seluruh populasi di negeri kami (AS), maka para pengumpul pendapat umum (pollsters) memilih sampel kecil yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mewakili atau merepresentasikan populasi secara keseluruhan.Hasil dari survey terhadap sampel tersebut kemudian digeneralisasikan atau diberlakukan kepada populasi. Penelitian survey biasanya didefinisikan sebagai sebuah penelitian atau penelitian tentang kelompok besar melalui penelitian langsung dari subset (sampel) dari kelompok tersebut.
Bagaimana sikap para siswa siswa Cina terhadap pembelajaran bahasa Inggris? Bahasa asing apakah yang diajarkan di sekolah dasar dan menengah di Amerika Serikat? Bagaimana siswa ESL (English as a Second Language) tingkat lanjut memperbaiki tindak ujaran yang penting secara sosial? Bagaimana ciri-ciri dasar pengajaran melek-huruf (literacy instruction) yang diprogramkan bagi orang-orang dewasa? Itulah beberapa contoh dari macam-macam pertanyaan yang bisa dieksplorasi oleh peneliti dengan menggunakan metode penelitian survey.
Contoh Penelitian Survey; Pekerjaan Para Alumni Program Pendidikan Bilingual di Akademi dan Universitas
Untuk memperoleh ilustrasi tentang bagaimana penelitian survey dilaksanakan, kita akan mencermati sebuah survey nasional para lulusan program dwi-bahasa (bilingual) di perguruan tinggi atau universitas yang dilakukan untuk kepentingan Departemen Pendidikan AS (Johnson, 1985). Saya telah memilih penelitian ini karena secara metodologi, ini merupakan sebuah survey yang didesain secara hati-hati dengan tingkat respon yang relatif baik. Disamping itu, penelitian tersebut mengajukan sebuah pertanyaan penelitian yang penting mengenai efek-efek dari upaya negara bagian untuk meningkatkan pendidikan para mahasiswa yang berbahasa minoritas melalui persiapan guru (teacher preparation). Temuan penelitian ini mendokumentasikan bahwa ada prosentase yang cukup tinggi dari para lulusan program ini yang berhasil dalam mencari pekerjaan. Mereka inilah yang sebenarnya menjadi populasi penelitian ini, yakni para mahasiswa yang terbatas kemampuan bahasa Inggrisnya. Para lulusan ini membantu para siswa bilingual baik secara langsung melalui kegiatan pengajaran maupun secara tidak langsung melalui posisi kepemimpinan atau teacher preparation (pendidikan calon guru).
I. Menurut Metodenya (Jenis-jenis Penelitian
1. Metode Survei
2. Metode Eksperimen Penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum ada sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian treatment/ perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang kemudian diamati/diukur dampaknya (data yang akan datang).
Pengertian Penelitian Eksperimen
Eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam penelitian pembelajaran pada latar kelas (PTK). Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Danim, 2OO2).
Contoh: Nilai ambang batas medan listrik untuk paparan selama 24 jam penuh harus berada di bawah 5 kV per meter. Berapa paparan yang muncul dari SUTET? ... Hasil riset Bambang menunjukkan, di Desa Marga Mukti, Sumedang, medan listrik yang terpicu adalah sekitar 0,005-0,875 kV per meter. Adapun tinggi bentangan kabelnya 18,02-19,5 meter ke permukaan tanah. Di Desa Kadung Ela, Kuningan, kekuatan medan listrik seitar 0,002-2,908 kV per meter. Tinggi kabel 22,35-30,45 meter.
Hasil serupa didapati di Desa Karangmangu, Cirebon. Medan listrik berkisar 0,0135-3,48 kV per meter. Tinggi bentangan kabel 14,5-26,91 meter. Adapun riset dilakukan di berbagai lokasi, dari atap rumah penduduk hingga sawah dan kebun.
Berbahayakah kapasitas medan listrik seperti ini? Menurut International Radiation Protection Association (IRPA), nilai ambang batas medan listrik untuk paparan selama 24 jam penuh harus berada di bawah 5 kV per meter.
''Bila dibandingkan dengan pengukuran di tiga lokasi SUTET ini terlihat jelas bahwa besarannya masih jauh di bawah nilai ambang batas. Artinya masih sangat aman,'' tutur Bambang. Hal serupa didapati di seluruh lokasi yang dilalui SUTET di Jawa dan Bali lantaran pendirian SUTET menerapkan standar yang sama. ...
http://bazzbeto.blogspot.com/2006/02/sutet-tidak-berbahaya.html 3. Metode Expose Facto 4. Metode Naturalistik/Alamiah
5. Metode Tindakan Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prosesnya, telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional. Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta–pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut (Kemmis dan Taggart, 1988).
Menurut Carr dan Kemmis seperti yang dikutip oleh Siswojo Hardjodipuro, dikatakan bahwa yang dimaksud dengan istilah PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi ( dan lembaga-lembaga ) tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan (Harjodipuro, 1997).
Lebih lanjut, dijelaskan oleh Harjodipuro bahwa PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau utuk mengubahnya. PTK bukan sekedar mengajar, PTK mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.
6. Metode Evaluasi 7. Metode Kebijakan 8. Metode Sejarah/Historis
Marzuki, C. 1999. Metodologi Riset. Jakarta: Erlangga.
Tugas mahasiswa Mata Kuliah : Metodologi Penelitian dan Statistika Nama: Ichwan Fahrozi Fakultas: Fakultas Bahasa Arab Universitas Al-Zaytun Indonesia Semesester 8
Uji Validitas Instrumen pada kelas 7 MTs Al-Zaytun Hasil:
Ada 6 instrumen yang valid, yaitu;
No. soal:7 kode:c1 “Aku mempunyai keyakinan besar”, skor:0,52
No. soal9 kode:c3 “Aku senang menolong orang lain” skor:0,59
No soal:10 kpde:d1 “Aku suka membantu orang lain” skor:0,65
No.11 kode:d2 “Aku merasa kasihan pada mereka yang terkena musibah dan berusaha menolongnya” skor:0,5
No soal:12 skor:d3 “Aku senang menolong orang lain” skor:0,66
No soal:13 kode:e1 “orang-orang mengatakan bahwa Aku pandai bergaul” skor:0,58
Nama : Rokhmadi (M1E105015) Fakultas : Bahasa Terpadu Jurusan : bahasa Arab
Tugas UAS mata kuliah metodologi penelitian dan statistik tentang uji validitas
Instrument penelitian tentang kecerdasan emosional pada mahasiswa
Jawablah soal berikut ! 1.Aku selalu mengenali perasaanku (a1) a.Sangat setuju b.setuju c. kurang setuju d. tidak setuju
2.Bila ada masalah, Aku selalu yakin dengan kemampuan diriku untuk dapat mengatasinya( a2) a.Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju
3.Aku memahami siapa diriku dan untuk apa aku( a3 a.sangat setuju b.setuju c. kurang setuj d.tidak setuju
4.Aku selalu mengontrol perasaanku, dan tak selalu mengikutinya (a4) a.Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju
5.Aku selalu hati-hati dalam menentukan sikap dan langkah (a5) a.Sangat setuju b.setuju c. kurang setuju d.tidak setuju
6.Aku peka terhadap apa yang terjadi pada diriku dan lingkungan sekitarku (a6) a.Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju
7.Bila aku sedang sedih, aku bisa menghibur diriku (b1) a.Sangat setuju b. setuju b. kurang setuju d. tidak setuju
8.sulit bagiku untuk melepaskan diri dari kecemasan terhadap sesuatu (b2) a.Sangat tidak setuju b.tidak setuju c. kurang setuju d. setuju
9.Meskipun ada problem aku barusaha untuk selalu tetap ceria (b3) a.Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d. tidak setuju
10.Aku mudah memaafkan oranglain (b4) a.Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju
11.Aku mampu menata emosi diriku (c1) a.Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d. tidak setuju 12. Aku bisa menguasai diriku (c2)
a.Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d. tidak setuju
13.Aku bisa mengendalikan dorongan hatiku yang tidak baik (c3) a.Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d. tidak setuju
14.Aku mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan teman-temanku (c4) a.Sangat setuju b setuju c. kurang setuju d. tidak setuju
15.Aku memiliki kesadaran diri terhadap kewajiban dan hakku ( d1) a.Sangat setuju b. setuju c.kurang setuju d. tidak setuju
16.Hatiku mudah sekali terketuk (iba terhadap orang lain) (d2) a.Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d. tidak setuju
17.Aku suka menolong orang lain (d2) a.Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju
18.Aku mudah bergaul dengan orang lain (e1) a.Sangat setuju b.setuju c.kurang setuju d.tidaksetuju
19.Menjadi pemimpin suatu perkumpulan merupakan suatu mimpi buruk yang tak ku inginkan dan ku hindari. (e2)
a.Sangat setuju b.setuju c. kurang setuju d. tidak setuju
Dari hasil uji validitas yang dilakukan terhadap 19 buah soal instrument, didapatkan 10 buah soal yang valid dan 9 buah soal yang drop.
Adapun soal-soal yang valid terdapat pada soal nomor:
2.Bila ada masalah, Aku selalu yakin dengan kemampuan diriku untuk dapat mengatasinya( a2)=0,744524237
3.Aku memahami siapa diriku dan untuk apa aku( a3) =0,570710485
5.Aku selalu hati-hati dalam menentukan sikap dan langkah (a5)= 0,583242111
6.Aku peka terhadap apa yang terjadi pada diriku dan lingkungan sekitarku (a6) =0,549794427
9.Meskipun ada problem aku barusaha untuk selalu tetap ceria (b3)= 0,529414502
12.Aku bisa menguasai diriku (c2)= 0,584109594 13. Aku bisa mengendalikan dorongan hatiku yang tidak baik (c3)= 0,482353762
14.Aku mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan teman-temanku (c4)= 0,511272859
15.Aku memiliki kesadaran diri terhadap kewajiban dan hakku ( d1)= 0,525828272
18.Aku mudah bergaul dengan orang lain (e1)= 0,465860531
Nama : Rokhmadi (M1E105015) Fakultas : Bahasa terpadu - Arab
Tugas harian mata kuliah metodologi penelitian tentang research dan macam-macamnya
1.Pengertian Research Penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematika dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. (Parson, 1946)
Penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil atau hokum. (John, 1949)
Penelitian adalah transformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi yang dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubunganny, seperti mengubah unsur dari situasi yang orisinil menjadi suatu keseluruhan yang bersatu padu. ( Dewey, 1936)
Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran yang kritis. Penelitian meliputi pemberian definisi dan redifinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan untuk menentukan apakah ia cocok dengan hipotesis. (Woody, 1927)
Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.( M. Nazir)
Penelitian adalah Kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan 0bjektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.( kamus besar bahasa Indonesia)
2.Macam-macam penelitian
A.Historis Penyelidikan yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman dimasa lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati tentang bukti validitas dari sumber sejarah, serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.(M.Nazir)
Penelaahan dokumen serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis. (Prof. Dr. Suharsimi Arikunto)
B.Deskriptif Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang adapun tujuan dari jenis penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. (whitney).
Adalah jenis penelitian yang menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi secara nyata.(dosen) Contoh: a.Peneliti mengamati bahwa dikelurahan tempat mereka tinggal terdapat banyak sekali anak-anak kecil berjualan di terminal dan bus. Peneliti yang kebetulan seorang guru bertanya dalam hati kapan anak-anak ini sekolah karena menurut perkiraannya mereka masih dalam usia sekolah dasar. Didalam benak guru tersebut berjejal perntanyaan mengenai nasib anak-anak kecil yang disangka terpaksa berjualan seperti itu. Dalam hal ini peneliti tidak bermaksud untuk menguji hipotesis tetapi hanya ingin mengetahui keadaan tentang anak-anak kecil yang berjualan tersebut.
a.Apakah anak-anak kecil itu sekolah
b.Jika tidak apa sebabnya, dan bagaimana masa depan mereka?
c.Jika sekolah lalu kapan mereka belajar dan bagaimana mereka membagi waktu?
C.Survei Penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan- keterangan secara factual, baik tentang institusi social, ekonomi, politik dari suatu kelompok ataupun daerah. (M. Nazir) Penelitian yang biasanya dilakukan untuk subjek penelitian yang banyak, dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala pada waktu penelitian dilaksanakan. (Prof. Dr. Suharsimi)
Penelitian yang mengambil sampel dari 1 populasi dengan menggunakan quisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. (Masri Sangarimbun)
Contoh: peneliti ingin meneliti pola perkawinan dan perceraian pada tiga masyarakat melalui penelitian survei, peneliti harus ingat bahwa unsure unit analisanya adalah individu bukan masyarakat, setelah seluruh jawaban individu dianalisa, barulah diadakan diadakan perbandingan diantara ketiga masyarakat yang diteliti. Penelitian tentang tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan SBY. Pada penelitian macam ini peneliti langsung turun ke lapangan langsung menemui masyarakat yang akan menjadi sample, data bisa didapatkan dengan melakukan wawancara atau menyebarkan instrument pertanyaan.
D.Studi kasus Penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Maxfield, 1930). Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. (M. Nazir)
Contoh: Di sebuah kelas guru mengamati ada seorang anak yang selalu terkejut bila dipanggil namanya, di suruh atau diberi pertanyaan. Pada waktu-waktu berikutnya guru berusaha menyebut namanya, memberi pertanyaan atau menyapa dengan lembut, dan bahkan jika tempatnya berdekatan, guru menyempatkan diri untuk mengelus kepala anak tersebut, walaupun demikian reaksi anak tetap sama, dia tampak terkejut. Kemudian guru itu mencoba mencari informasi tentang latar belakang anak tersebut melalui kawan-kawan dekat, guru lain dan tetangganya. Akhirnya diketahui bahwa anak tersebut sejak kecil hidup bersama anak ibu tirinya yang selalu membentaknya setiap hari. Meskipun ibu tirinya sudah lama meninggal, namun kebiasaan terkejut tersebut tetap saja melekat pada dirinya. Berdasarkan hasil penelitiannya itu guru mengantarkan anak tersebut ke seorang psikiater, dengan teknik yang telah dikenal olehnya akhirnya kebiasaan tidak baik tersebut dapat dihilangkan.
E.Penelitian Korelasional Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. (Prof. Dr. Suharsimi)
Contoh: Studi korelasi antara pola asuhan dengan kreativitas siswa sekolah dasar kelas II di kotamadya Yogyakarta tahun 1988. Dua variable yang dikorelasikan adalah “ pola asuhan” dengan “kreatifitas”. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas II Sekolah Dasar di seluruh kotamadaya Yogyakarta yang dipandang sebagai satu kelompok. Data untuk variable pola asuh dikumpulkan dengan angket yang diberikan kepada siswa yang mengungkap bagaimana mereka memperoleh perlakuan dari ayah dan ibunya yang secara keseluruhan dapat menggambarkan pola asuha n untuk siswa-siswa tersebut.
F.Eksperimental Adalah observasi dibawah kondisi buatan (artificial condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti. (M. Nazir).
Contoh: peneliti ingin melihat efek dari penggunaan metode pemberian tugas untuk pelajaran sejarah dikelas II/A SMP. Dalam hal ini peneliti menentukan kelas II/B yang tidak diberi tugas sebagai pembanding. Pada akhir semester prestasi sejarah anak-anak di kedua kelas tersebut dibandingkan . kalau ada perbedaan prestasi itu diperkirakan sebagai akibat dar pemberian tugas.
G.Action research (PTK) Suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukkan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan memperbaiki pekerjaannya, memehami pekerjaan iniserta situasi dimana pekerjaan itu dilakukan. (Kemmis dan Carr, 1986) Adalah suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneiti dan dicision maker tetang variabel-variabel yang dimanipulasikan dan dapat segera digunakan untuk menentukan kebijakan dan pembangunan. (Moh. Nazir)
H.Grounded Research Adalah suatu metode penelitian yang mendasarkan diri kepada fakta dan menggunakan analisis perbandingan bertujuan untuk mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep, membuktikan teori, dan mengembangkan teori dimana pengumpulan data dan analisis data berjalan pada waktu yang bersamaan.( M. Nazir)
Contoh: misalnya seseorang ingin meneliti system pengadilan suku Tirurai yang masih menganut animisme. Dari pengamatan serta keterangan yang diperoleh dalam penelitian, maka data menunjukkan bahwa suku Tirurai mempunyai pengadilan, dan pengadilan dibagi atas dua yaitu:
I.Komparatif Sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawab secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisa factor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu
Tugas harian mata kuliah metodologi penelitian Nama : Rokhmadi (M1E105015) Fakultas : Bahasa terpadu - Arab
Bab 1. Pendahuluan 1.Latar belakang a.Apa itu bahasa?
Bahasa memiliki banyak sekali pengertian, salah satu diantaranya ada yang mengartikan bahasa merupakan kumpulan simbol-simbol bunyi yang diatur oleh suatu sistem tertentu, yang akhirnya dengan bahasa itu orang dapat saling mengenal sehingga terjadilah hubungan komunikasi diantara mereka. Di dalam Surat al-hujurat ayat 13 disebutkan bahwa Allah menciptakan manusia dari jenis laki-laki dan perempuan kemudian dijadikannya bersuku-suku dan berbangsa-bangsa dengan tujuan untuk saling mengenal. Untuk itu agar kita tidak hanya sekedar menjadi manusia local, maka salah satu yang mesti kita lakukan adalah menguasai bahasa asing sebagai alat untuk saling mengenal manusia diseluruh dunia. Untuk saat ini ada sekitar 6 bahasa yang resmi dipakai di PBB salah satu diantaranya adalah bahasa Arab, yang diresmi digunakan menjadi bahasa pengantar di PBB pada akhir tahun 1973. Bahasa Arab adalah satu-satunya bahasa yang mendapatkan perhatian lebih dari para pengkaji dan ilmuwan selain Arab, lugahatu dien, bahasa Arab dianggap suci bagi orang islam karena bahasa arab adalah bahasa Al-Qur’an dan hadits, Al-Qur’an merupakan mu’jizat. Mu’jizat Al-Qur’an terdapat keindahan dan ketinggian bahasanya yang tidak dapat tergantikan oleh bahasa lain apabila diterjemahkan. Bahasa Arab sebagai salah satu bahasa dunia, mempunyai kedudukan yang tinggi setelah bahasa Inggris, yaitu sebagai bahasa internasional. Bahasa Arab telah resmi digunakan sebagai “bahasa penghubung” antar bangsa, karena bahasa Arab merupakan: (1) Bahasa resmi bagi 20 negara di Benua Asia dan Afrika, (2) bahasa resmi di lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, (3) bahasa resmi dalam organisasi- organisasi Islam internasional, seperti Muktamar Al- Islamiyah, Rabitah allam Islami, dan Organisasi Islam Internasional (OII) yang berpusat di Jakarta, (4) bahasa resmi dalam konferensi-konferensi Islam Internasional yang Indonesia menjadi anggotanya, (5) Sebagai bahasa penghubung antar negara Indonesia dan negara-negara Arab, karena pada zaman yang dewasa ini hubungan antar bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa Arab semakin meningkat dan luas baik di bidang agama, ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan politik. Seiring dengan berjalannya waktu yang telah mengantarkan kita kepada zaman tanpa batas, maka kebutuhan akan penguasan bahasa asing sudah semakin mendesak dan sangat diperlukan, apa tak lagi kita sebagai umat islam yang selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Al-Hadits, maka sudah semestinya kita menguasai bahasa Arab baik secara lisan maupun tulisan. Dengan demikian kita setidaknya memiliki bekal untuk menjalankan ajaran Islam dengan baik dan benar dan bukan sekaedar ikut-ikutan.
b.Apakah membaca itu? Didalam mempelajari bahasa asing ada 4 keterampilan dasar yang sangat penting untuk dikuasai satu diataranya adalah keterampilan membaca. Membaca merupakan suatu kegiatan menghubungkan antara bahasa lisan dengan tulisan atau simbol-simbol yang tertulis. Membaca terdiri dari tiga unsur yaitu: 1.Ma’na (adanya diotak) 2.Lafadz 3.Simbol yang ditulis Jadi membaca itu sendiri merupakan proses penggabungan dari tiga unsur diatas yang diawali dari simbol kemudian dikeluarkan menjadi bahasa lisan setelah itu otak memproses dengan bantuan unsur ma’na yang sudah ada diotak. Fugsi keterampilan membaca dalam kehidupan seseorang
1.Keterampilan membaca, dahulu keterampilan ini dijadikan sebagai tujuan utama dari suatu proses pembelajaran, jadi anak-anak pergi kesekolah setiap hari hanya sekedar untuk dapat membaca. Namun kini hal itu telah berubah bahwa kemampuan membaca haruslah menjadi sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan bukan menjadi tujuan utama.
2.Membaca merupakan sarana komunikasi seseorang dengan lainnya yang tidak pernah dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
Adapun fungsi membaca dalam kehidupan masyarakat adalah 1.Membaca merupakan sarana untuk membangun masyarakat, serta mengikat mereka dengan yang lainnya melalui surat kabar, koresponden, dan buku-buku.
2.Apabila diibaratkan bahwa membaca pada suatu masyarakat adalah seperti kabel listrik yang membawa aliran listrik yang dapat menghasilkan cahaya, maka apabila orang yang lemah dalam membaca ia tidak akan siap menerima aliran listrik ini karena dia tidak memiliki kabelnya. Pada awalnya orang-orang masih berfikir bahwa anak-anak pergi sekolah dan belajar setiap hari hanya untuk bisa membaca saja, dalam konteks ini berarti membaca itu sendiri hanya menjadi tujuan yang ingin mereka capai. Kemudian seiring berjalannya waktu hal itu berkembang menjadi membaca itu harus dijadikan sarana untuk mencari ilmu bukan menjadi tujuan utama. Membaca merupakan keterampilan yang paling besar manfaat dan peranannya diantara keterampilan-keterampilan bahasa lainnya. karena keterampilan ini tidak dibatasi jarak, ruang dan waktu sehingga sampai dengan detik inipun dengan membaca kita masih dapat berkomunikasi dengan tokoh-tokoh pendahulu kita dan mengetahui hasil pemikiran mereka. Untuk mewujudkan itu semua peranan bahasa asing sangat diperlukan, salah satunya adalah bahasa Arab yang sedang kita geluti saat ini. Membaca bukanlah kegiatan yang dapat dilakukan secara sembarangan, akan tetapi menuntut adanya kemampuan dan keterampilan khusus yang akan kita dapatkan hanya dengan terus mengasah kemampuan tersebut dan terus mengembangkannya, terlebih lagi yang kita baca adalah artikel-artikel berbahasa Arab. Bahasa arab merupakan bahasa yang dianggap memiliki tingkat kesukaran paling banyak dan komplek baik dari segi penulisannya, berbeda dengan bahasa-bahasa lainnya. Seiring dengan berkembangnya zaman yang sudah tidak mengenal batas, jarak dan waktu, maka semakin meningkat pulalah tingkat kebutuhan manusia akan pentingnya bahasa asing, penguasaan bahasa asing yang baik akan mendukung kita dalam menangkap berbagai informasi penting yang beredar disekitar kita. Salah satu diantara bahasa asing tersebut adalah bahasa Arab yang sekarang sedang kita geluti. Berpulang kepada latar belakang diatas, maka peneliti mengajukan judul “Pengaruh penguasaan kosakataa bahasa Arab terhadap kemampuan membaca majalah Alu Indonesia bagi mahasiswa semester jurusan bahasa Arab”
2.Permasalahan I.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti dapat mengidentifikasi beberapa hal yang menjadi permasalahan yang masih ada hubung kaitnya dengan judul yang diambil oleh peneliti.
•Minimnya perbendaharaan kosakata yang dimiliki oleh mahasiswa semester 8 jurusan bahasa Arab.
•Minimnya kemampuan mahasiswa semester 8 jurusan bahasa Arab dalam membaca majalah, Koran, dan buku-buku berbahasa Arab.
•Minimnya kemampuan mahasiswa semester 8 jurusan bahasa Arab dalam menggunakan kosakata bahasa Arab dengan baik dan benar.
•Minimnya kemampuan mahasiswa semester 8 jurusan bahasa Arab dalam menerjemahkan teks-teks Arab.
•Minimnya pemahaman mahasiswa semester 8 jurusan bahasa Arab terhadap uslub-uslub dan struktur-struktur bahasa Arab.
II.Pembatasan Masalah Agar penelitian yang dilakukan peneliti tidak terlalu luas, dan lebih spesifik, maka berdasarkan pengidentifikasian masalah diatas peneliti dapat memberikan batasan tehadap masalah yang akan di teliti.
•penguasaan mufrodat dan pengaruhnya terhadap kemampuan membaca
III.Perumusan Masalah
•Sejauh manakah kemampuan mahasiswa semester 8 jurusan bahasa Arab dalam penguasaan mufrodat?
•Sejauh manakah kemampuan mahasiswa semester 8 jurusan bahasa Arab dalam membaca teks-teks Arab? •apakah ada korelasi antara penguasaan mufrodat terhadap kemampuan membaca?
3.Tujuan Penelitian a.Umum •mengetahui sampai sejauh mana kemampuan bahasa yang dimiliki oleh mahasiswa.
b.Khusus •mengetahui kemampuan membaca mahasiswa semester 7 jurusan bahasa Arab
•mengetahui sejauh mana / seberapa besar pengaruh penguasaan mufrodat terhadap kemampuan membaca.
•Mengetahui ada tidaknya korelasi antara penguasaan mufrodat terhadap kemampuan membaca
4.Manfaat Penelitian
•Sebagai bahan evaluasi bagi mahasisa sendiri dalam usaha peningkatan potensi bahasa yang dimilikinya
•Sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksaan perkuliahan yang telah berlangsung selama ini.
•Sebagai masukan kepada pihak penyelenggara pendidikan MI, MTs dan MA. • Sebagai masukan kepada pihak penyelenggara pendidikan untuk lebih meningkatkan sarana pendukung pembelajaran.
M. Fahrozi Zaelani M1E205006 Jurusan Bahasa Inggris Tugas Formatif Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan (metdhos = tatacara). Metode penelitian ini sering dikacaukan dengan prosedur penelitian atau teknik penelitian. Hal ini disebabkan, karena ketiga hal tersebut saling berhubungan dan sulit dibedakan. JENIS-JENIS METODE PENELITIAN 1. Metode Historis Historis artinya berhubungan dengan sejarah. Sejarah adalah studi tentang masa lalu dengan menggunakan paparan dan penjelasan. Metode historis bertujuan untuk merekontruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan mengumpulkan, menilai, meferivikasi dan mensintesiskan bukti untuk menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan, sering kali dalam hubungan hipotesis tertentu. Seorang ilmuan social (ahli) mencoba menjawab masalah-masalah yang dihadapinya dengan metode hiistoris. Oleh David Fischer, peneliti historis adalah orang yang mengajukan pertanyaan terbuka tentang peristiwa masa lalu dan menjawbnya dengan fakta terpilih yang disusun dalam bentuk paradigm penjelasan Penelitian dengan metode hisroris merupakan penelitian yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman dimasa lampau dan menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber-sumber sejarah serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut. 2. Metode Deskriptif Deskriftif artinya melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Metode deskriptif bertujuan untuk : • Mengumpulkan informasi akutual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, • Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praket yang berlaku, • Membuat perbandingan atau evaluasi , • Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan dating Metode deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara systematis fakta atau karakteristis polpulasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini bidang secara actual dan cermat. Metode deskriptif bukan saja menjabarkan (analitis), tetapi juga memadukan. Buka saja melakukan klasifikasi, tetapi juga organisasi. Pada hakekatnya Metode deskriptif adalah mencari teori bukan menguji teori. Metode ini menitik beratkan pada obsrvasi dan suasana ilmiah. Peneliti bertindak sebagai pengamat. Ia hanya membuat kategori pelaku, mengamati gejala, dan mencatat dalam buku observasi. Dengan suasana ilmiah berarti bahwa peneliti terjun kelapangan. Ia tidak berusaha memanipulasi varibel. Karena kehadiranya, mungkin mempengaruhi gejala, peneliti harus berusaha memperkecil pengaruh tersebut. Pada penelitian dengan metode deskriptif ini, disyaratkan sebagai berikut : • Peneliti harus memiliki sifat represif. Ia harus selalu mencari, bukan menguji • Peneliti harus memiliki kekuatan integrafi, kekuatan untuk memadukan berbagai macam informasi yang diterimanya menjadi satu kesatuan penafsiran. Bentuk lain dari metode deskriptif adalah metode survei dan metode observasi. 3. Metode Korelasional Metode korelasional sebanarnya adalah kelanjutan metode deskriptif. Pada metode deskriptif, data dihimpun, disusun secara sistematis, factual dan cermat, namun tidak dijelaskan hubungan diantara variable, tidak melakukan uji hipotesis atau prediksi. Pada metode korelasional, hubungan antara variable diteliti dan dijelaskan. Hubungan diantara variable-variabel yang diteliti. Korelasi yang terjadi antara dua variabel atau lebih dapat berupa, hal-hal sebagai berikut : Korelasi positif,yaitu korelasi dari dua variable atau lebih dimana jika variabel yang satu meningkat, maka variable lainya cenderung untuk meningkat pula, atau sebaliknya jika variabel yang satu turun maka variabel lainya juga akan turun. Korelasi negatif, yaitu korelasi dari dua variabel atau lebih dimana jika variabel yang satu meningkat , maka variabel lainya cenderung lainya untuk menurun, atau sebaliknya jika variabel yang satu turun maka variabel yang lainya cenderung meningkat. Tidak ada korelasi, yaitu kedua variabel atau lebih tidak menunjukan hubungan antara keduanya Korelasi sempurna, yaitu korelasi dari dua atau lebih dimana kenaikan atau penurunan variabel yang satu berbanding seimbang dengan kenaikan atau penurunan variabel lainya. Metode korelasi ini, bertujuan untuk meneliti sejauhmana variabel pada satu factor berkaitan dengan variasi pada faktor lainya. Jika pada metode ini, hanya dua variabel yang dihubungkan maka disebut korelasi sederhana (Simple correlation). Dan jika lebih dari dua variabel dihubungkan disebut korelasi berganda (Multiple corelation) Pada metode ini, pencarian hubungan (Korelasi) antara dua variabel menggunakan koefisien korelasi atau korelasi determinan. Koefisien korelasi disimbolkan “r”, digunakan untuk menentukan jenis atau arah dan kuat atau tidaknya hubungan dari dua variabel atau lebih. Nilai koefisien korelasi ini terletak antara interval -1 sampai 1 (-1?r?1). Jika r ber nilai positif, maka variabel-variabel berkorelasi positif. Makin dekat nilai r ke + 1, makin kuat korelasinya, demikian pula sebaliknya Jika r bernilai negative, maka variabel-variabel berkorelasi negative. Makin dekat nilai r ke -1 makin kuat korelasinya demikian pula sebaliknya Jika r bernilai 0, maka variabel-variabel tidak menunjukan korelasi. Jika r bernilai +1 atau -1, maka variabel –variabel menunjukan korelasi yang positif atau negatif sempurna. Untuk nilai r yang berada diantara -1 dan +1 (-1?r?1), Guilford (1956;145), memberikan patokan dalam menentukan kuat atau tidaknya korelasi antara variabel tersebut : Kurang dari 0.20 korelasi rendah/lemah sekali. 0.20-0.40 korelasi rendah/lemah tapi pasti. 0.40-0.70 korelasi yang cukup berarti. 0.70-0.90 korelasi yng tinggi, kuat. Lebih dari 0.90 korelasi sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan.
Selain koefisien korelasi, koefisien lain yang sering digunakan dalam metodeini adalhkoefisien penentu (koefisien determinasi), disimbolkan “r2”, atau KP/KD. KP ini digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel yang satu terhadap variabel lainnya. Nilai r2 ini, terletak antara 0samapai 1 (0?r2?1)\, dan biasanya dinyatakan dalam persentase (KP=r2x 100%) Metode korelasi ini digunakan untuk : • Mengukur hubungan di antara berbagai variabel • Meramalakan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, • Meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitaian eksperimental. 4. Metode Eksperimental Metode eksperimental merupakan metode penelitian yang memungkinkan peneliti memanipulasi variabel dan meneliti akibat- akibatnya, pada metode ini, variabel-variabel dikontrol sedemikian rupa, sehingga variabel luar yang mungkin mempengaruhi dapat dihilangkan. Merode eksperimental ditujukan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memanipulasikan satu atau lebih variabel pada satu (atau lebih) kelompok eksperimental,dan membandingkan hasilnya dengan kelompok ko ntrol yang tidak mengalami manipulasi.manipulsi berate mengubah cara sistematis sifat-sifat (nilai-nilai) variabel bebas. Setelah dimanipulasikan variabel bebas itu disebut garapan. Merode eksperimen memiliki tiga cirri, yaitu sebagai berikut : • Manipulasi, yaitu mengubah secara sistematis keadaan tertentu. • Observasi, yaitu mengamati dan mengukur hasil manipulasi • Kontrol, yaitu mengendalaikan kondisi-kondisi penelitian ketika berlangsungnya manipulasi. Control adalah kunci metode eksperimental, sebab tanpa kontrol manipulasi dan obsevasi akan menghasilkan data yang meragukan. Penelitian yang menggunakan metode eksperimen, misalnya penelitian mengenai efek adegan kekerasan dalam televise pada sifat agresif anak, yaitu dengan memperlihatkan dua macam acara TV, dimana TV pertama berisikan acara yang mengandung adegan kekerasan dan TV kedua berisikan acra yang ringan (tidak mengandung kekerasan). Kelompok yang menonton TV pertamadisebut eksperimental, yang kedua dise but kelompok control, adegan kekerasan disebut garapan, sebab kelompok eksperimen kita garap dengan variabel yang kita manipulasi. Penelitian denagn menggunakn metode eksperimental ini tidak sesederhana itu. Peneliti harus memperhatikan apakah tidak ada variabel luar yang ikut serta menimbulakan efek. Misalnya, secara kebetulan pada kelompok eksperimen pada contoh di atas lebih banyak anak mengalami frustasi dalam keluarganya. Frustasi mungkin yang menjadi sebab,bukan adegan kekerasan pada acara menonton televise. Karena itu, sedapat mungkin peneliti mengusahakan agar perbedaan hasil pengamatan itu tidak disebabkan oleh hal-hal lain kecuali variabel bebas yang diteliti itu. 5. Metode Kuasi Eksperimental Metode Kuasi Eksperimental hampir menyerupai metide eksperimental, hanya pada metode ini, peneliti tidak dapat mengatur se4kehendak hati variabel bebasnya. Metode kuasi eksperimental mempunyai dua cirri, yaitu sebagai berikut : • Peneliti tidak mampu meletakan subjek secara random pada kelompok eksperimental atau kelompok control. Yang dapat dilakukan peneliti adalah mencari kelompok subjek yang diterpa variabel bebas, dn kelompok lain tidak mengalami variabel bebas. • Peneliti tidak dapat mengenakan variabel bebas kapan dan kepada siapa saja yang dukehendaki. Tugas UAS Metlit dan Statistik Validitas Soal ( dari 15 butir soal maka didapatkan hasil Valid = 7 butir soal dan Drop = 8 butir soal). Berikut adalah bitir soal yang Valid: 1. Soal no (2) : Aku adalah orang yang mampu memantau perasaanku (r-hitung= 0.685567, Status = Valid) 2. Soal no (3) : Aku mampu mencermati perasaanku (r-hitung = 0.645515, Status = valid) 3. Soal no (9) : Aku mampu menyesuaikan diriku pada lingkungan dan suasana yang berbeda-beda (r-hitung = 0.641605, Status = valid) 4. Soal no (10) : Aku sadar akan siapa diriku (r-hitung = 0.5151, Status = valid) 5. Soal no (11) : Aku mampu mengenali apa yang dikehendaki oleh teman-teman di sekitarku (r-hitung = 0.716845, Status = valid) 6. Soal no (13) : Aku terampil dalam mengelola emosi oarng lain (r-hitung = 0.696337, Status = valid) 7. Soal no (15) : Aku mampu memimpin kelompok-kelompok kecil maupun besar (r-hitung = 0.670263, Status = valid)
Tugas Bab I Penelitian (Skripsi) CHAPTER I INTRODUCTION A. The Background of Study As a social creature, human needs to associate one another. No one can live by his or her self only. So that, a human absolutely needs the instrument in order to associate trough communication one another. In this case, language is one of the essential instruments of human communication. One of the languages which is essential in the world is English. It is used widely all over the world and almost in all field of profession. The need of English nowadays is almost inevitable in our daily life. TOFEL score is required for the students who are going to register in post-graduate program or study abroad. The students are required to have good English competence, since the reference books they need are mostly written in English. Furthermore, English now become essential requirement almost in every profession. These are the reasons why the Indonesian government decides English as the subject which is taught starting from elementary school up to university. The teaching of English in Indonesia develops very quickly, since the need of English in globalized world is very urgent and essential. We can find the teaching process almost everywhere. “Places to teach and learn in vary from private language schools and your own living room to huge government departments and multi-national corporation” (James Gildea O’Sullivan, 1915-1995) . The development is necessarily followed by the research findings of many English experts. It makes the English teaching process varies, and insists the teacher to keep up with them. Up-to-date method of the English teaching appears to be the must for English teacher. It can also be one of the requirements to be the qualified teacher nowadays. Some international schools catering mostly for expatriate children occasionally want EFL certificated teachers, MA TESOL. The teaching of any kinds of subject always related with the curriculum, including English. So that, since the English develops also the curriculum used changes to keep up with it. Given on that, the government creates the dynamic curriculum to be applied in the school. Even sometimes the very quick change burdens the teacher to adapt the newest and sometimes complicated curriculum for them. But they cannot avoid the phenomena, since they live in the growing world. The policy of government to issue and apply the specific curriculum determines the teaching process in almost every school throughout the country. As nowadays, KTSP is the curriculum applied in Indonesia. There are four basic skills of English. They are listening, speaking, reading, and writing which is supported by two language competences, they are grammar and vocabulary. Grammar plays major role to improve the skills of English. According to Betty Schrampfer Azar “while focusing on grammar, it promotes the development of all language skills in a variety of ways” . Grammar has to be taught accurately and completely. It is clear that knowing grammar is an advantage in building the skill. The students need the strong understanding of grammar to make up the sentences and comprehend the English written text. A complete understanding of grammar will build the student self confidence to speak up among the others. Unfortunately, it’s difficult to comprehend the English grammar, many students said. It is caused by the different terminology between Indonesian and English. Using English terminology is harmless, but using Indonesian terminology is confusing. So sometimes the teacher unconsciously has the student memorized the formula of the grammar rather than make the habit for them to use. Remember, language is skill; skill not to be memorized, but to be made a habit. Finally, the use of appropriate method is necessarily required to teach the grammar. Present continuous tense as part of English grammar is still considered as confusing one. It makes students rather lazy to learn it, so that they sometimes make mistake to make up the sentences. As I’ve stated above, the student often use the “shortcut” way, memorize the formula, when they want to have the test in order to get the good score. The effects is they cannot properly use and understand it. For example the students make the sentence” He playing football” rather than “He is playing football”. It comes because they less customized to use and just memorize the formula. The students need the grammar practice to make them familiar to use rather than memorize. There are three types of grammar practice: 1) Awareness: The students see the new structure in a discourse focusing their attention on form and meaning. 2) Controlled Drills: Students produced examples of the new structure with the emphasis on fluency. (Mechanical drills) 3) Meaningful Drills: Students make sentences relating the forms with the real situations. The teachers of English must be able to apply the suitable techniques in their class. There are many techniques of language teaching that can be selected for teaching English grammar. B. The Limitation and The Statement of Problem The limitation of the problem which will be discussed in the skripsi is the teaching of the present continuous tense trough demonstration to the first year student of Madrasah tsanawiyah “Al-Zaytun” Gantar Indramyu, West Java. The statement of the problem in this skripsi is:” is the use of demonstration technique will upgrade the ability of the student’s English grammar especially in present continuous tense?” C. The Objective of Study Hopefully, the skripsi will give many advantages and great contribution to the English teacher to implement the teaching of the present continuous tense. Then, hopefully the result of the skripsi can help the student in learning in interesting way. Furthermore, it can upgrade their ability to communicate in English. D. The Significance of Study The result of the study hopefully can be one of the references for teacher to teach English Grammar in their class. Also the study can be one of solving problems in teaching the present continuous tense which is considered difficult by most of the students. E. The Method of Study The research is done by using experimental method. The writer does the field research by teaching the present continuous tense trough demonstration. In addition, the library study is carried out by reading a numbers of materials from books and other sources like magazine, journal, and internet as references to support this skripsi. F. The Organization of Writing This Skripsi is organized into five chapters. They are: Chapter I is introduction; including the background of study, the limitation and the statement of problem, the objective of study, the significance of study, the method of study, and the organization of writing. Chapter II is theoretical framework. The first part is the present continuous tense; including the understanding, the form, and the usage of present continuous tense. The second part is the teaching techniques; including kinds of teaching technique and teaching procedure. Chapter III is the profile of Madrasah Tsanawiyah Al-Zaytun; including the historical background, the vision and mission of school, the teaching staff, and the students. Chapter IV is research findings; consisting of the population and sample, the data description, he data analysis, and the data interpretation. Chapter V is conclusion and suggestion; including the conclusion and the suggestion
TUGAS UAS STATISTIK & METLIT Nurdiana - M1E105001 Mahasiswi Univ.Al-Zaytun Bahasa Terpadu-Bahasa Arab Semester VIII (delapan) Tugas Uji Validitas Dosen : Nuraida
Hasil uji validitas yang dilakukan terhadap 24 butir soal, menghasilkan 11 buah soal Valid dan 13 buah soal Drop. Berikut ini adalah soal yang Valid : 1) Soal no 2 : Aku selalu ingin mengutarakan pendapat dalam sebuah forum = 0,47 - Valid 2) Soal no 4 : Aku tidak pernah malu menjawab walaupun itu salah = 0,51 - Valid 3) Soal no 5 : Aku selalu merespon perkataan lawan bicaraku = 0,47 - Valid 4) Soal no 8 : Aku selalu bisa belajar dalam kondisi apapun = 0,48 - Valid 5) Soal no 9 : Aku belajar sesuai minatku = 0,62 - Valid 6) Soal no 13 : Aku merasa mampu mengerjakan setiap tugas yang diberikan = 0,54 - Valid 7) Soal no 14 : Aku dapat berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan = 0,62 - Valid 8) Soal no 15 : Aku selalu optimis terhadap apa yang kukerjakan = 0,7 - Valid 9) Soal no 17 : Aku selalu merasa memiliki harapan dalam hidupku = 0,53 - Valid 10) Soal no 19 : Pengalaman mempengaruhi masa depanku = 0,48 - Valid 11) Soal no 21 : Aku senang bila selalu diberi kesempatan = 0,67 - Valid
Tugas Mahasiswa Mata Kuliah : Metodologi Penelitian dan Statistik Nama: Sayidus S Fakultas: Fakultas Bahasa Arab Universitas Al-Zaytun Indonesia Semesester 8 1. No soal 3 kode instrument A.3. redaksi “Aku mampu mengevaluasi diri dan dapat mendapatkan informasi untuk melakukan suatu tindakan” skor 0,48. keterangan Valid. 2. No soal 6 kode istrument B.2. redaksi “Aku adalah orang yang tidak sabar, bila Aku marah” skor” skor 0,51. Keterangan Valid. 3. No soal 7 kode istrument B.3. redaksi “Aku tidak memikirkan akibatnya, bila Aku marah” skor 0,52. Keterangan Valid. 4. No soal 8 kode B.4. redaksi “Aku dapat mengendalikan amarahku saat kau marah” skor 0,49. Keterangan Valid. 5. No soal 10 kode C.2. redaksi “Aku merasa optimis dengan hal-hal yang Aku kerjakan” skor 0,48. Keterangan Valid. 6. No soal 14 kode D.3. redaksi “Aku selalu menolong orang lain” skor 0.50. keterangan Valid. 7. No soal 16 kode D.5. redaksi “Aku mengenali perasaan orang lain dan merasakan apa yang orang lain rasakan jika dirinya sendiri yang berada pada posisi tersebut” skor 0,50. Keterangan Valid. 8. No soal 19 kode E.3. redaksi “Aku sulit bergaul dengan orang yang tidak aku kenal” skor 0,60. Keterangan Valid.
Nama : Madiniyah Rahmah NIM : M1E 105031 Jurusan bahasa Arab Semester8 Tugas Metodologi Penelitian dan Statistik
Hasil uji validitas yang dilakukan terhadap 20 buah soal, menghasilkan 14 soal valid dan 6 soal drop. Berikut ini soal yang valid: 1. Soal nomor 1: Aku berlatih untuk tidak mengeluh dan bersabar saat menghadapi masalah (R. hitung = 0,497) 2. Soal nomor 4: Aku memanfaatkan saran orang lain untuk mencapai keuntungan (R. hitung = 0,546) 3. Soal nomor 5: Aku menerima dan mempertimbangkan ide-ide bagus orang untukku (R. hitung = 0,696) 4. Soal nomor 6: Aku mencari ide baru di buku, seminar, pengalaman dan petualangan baru (R. hitung = 0,597) 5. Soal nomor 7: Aku ke perpustakaan, mengunjungi toko buku dan beli buku-buku serta majalah ketika aku ingin belajar hal baru (R. hitung = 0,605) 6. Soal nomor 8: Aku menemui para ahli dibidangnya untuk belajar dengannya (R. hitung = 0,604) 7. Soal nomor 9: Aku akan bertanya dan bertanya untuk mengetahui hal baru (R. hitung = 0,58) 8. Soal nomor 11: Aku berani bertanya mengapa pendapatku ditolak (R. hitung = 0,551) 9. Soal nomor 12: Aku belajar dari saran orang agar berhasil di usaha berikutnya (R. hitung = 0,568) 10. Soal nomor 15: Aku bertanggung jawab terhadap tugas yang ku emban (R. hitung = 0,673) 11. Soal nomor 16: Aku menghormati orang disekitarku (R. hitung = 0,525) 12. Soal nomor 17: Aku tekun dalam menjalani tugas-tugasku (R. hitung = 0,509) 13. Soal nomor 18: Aku suka mencari tahu terhadap hal baru (R. hitung = 0,564) 14. Soal nomor 19: Aku suka membantu orang lain (R. hitung = 0,634)
A. Latar Belakang Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu perlu dikaji adanya pembelajaran bahasa yang tepat bagi orang-orang yang non-Arab. Pembelajaran bahasa asing termasuk dalam hal ini bahasa Arab bisa dilakukan dengan berbagai cara dan metode. Demikian halnya dengan pembelajaran kosa kata (al-mufradât). Bahasa Arab adalah salah satu bahasa komunikasi internasional selain bahasa Inggris. Penguasaan bahasa Arab secara pasif maupun aktif suatu hal yang niscaya dizaman globalisasi sekarang ini. Terlebih bagi calon intelektual muslim yang lekat dengan buku-buku klasik baik itu dari Timur Tengah maupun dari negeri lain yang berbahasa Arab. Namun dalam praktiknya, guru menemukan kesulitan dalam membimbing peserta didik untuk mampu berbahasa Arab secara baik dan benar. Hal ini disebabkan karena pengaruh dari bahasa ibu serta kebiasaan dari pada peserta didik itu sendiri. Inilah suatu tantangan bagi guru bahasa Arab untuk mampu memberikan pelajaran kepada peserta didik sehingga dapat menerima secara mudah dan cepat. Tentunya bagi guru itu sendiri harus menguasai ilmu belajar-mengajar yang dikenal dengan istilah didaktik metodik. Untuk yang baru mempelajari bahasa Arab diusahakan lebih serius lagi. Untuk para pengajar bahasa Arab mohon untuk bisa lebih kreatif lagi dalam penyampaian materi sehingga bahasa Arab tidak lagi dianggap sulit dan menjenuhkan. Mengingat banyaknya unsur dari pembelajaran bahasa Arab, maka penulis akan lebih memfokuskan kepada salah satu unsur itu, yaitu imla’. Pelajaran imla’ itu sendiri memiliki beberapa unsur ketrampilan yaitu mendengar dan menulis. Dimana peserta didik dituntut untuk mendengar kosa kata Arab dan diharapkan menulis dengan baik dan benar sesuai kaidah yang telah ditetapkan. Namun, bagaimana penulisan Arab peserta didik setelah mendengar kosa kata yang diberikan? apakah telah sesuai dengan kaidah Arab yang ditetapkan? mungkinkah ada pengaruh penguasaan kosa kata Arab terhadap pelajaran imla’ ini?
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang dikemukakan, maka timbul beberapa masalah sebagai berikut: 1. Kurangnya perhatian guru pengajar terhadap pelajaran imla’ 2. Minimnya penguasaan mufradat bagi siswa 3. kurang cakap dalam pelafalan mufradat bagi guru 4. Metode ajar yang kurang menarik 5. Kurang perhatiannya guru terhadap keterampilan menulis Arab dikalangan siswa
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah agar penguraian lebih terarah dan terfokus maka akan dibatasi pada poin identifikasi masalah diatas yaitu: 1. Keterkaitan antara penguasaan mufradat dengan keterampilan manulis (imla’). 2. Keterkaitan yang seperti apa antara penguasaan mufradat dengan keterampilan menulis (imla’). 3. Beberapa faktor yang dapat memotivasi siswa kepada pelajaran imla’.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Apakah ada kaitan antara penguasaan mufradat dengan keterampilan menulis (imla’)? 2. Keterkaitan seperti apa antara penguasaan mufradat dengan keterampilan menulis (imla’)? 3. Faktor-faktor apa saja yang dapat memotivasi siswa dalam pelajaran imla’?
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan ingin: 1) Mengetahui secara garis besarnya penguasaan kosakata bahasa Arab 2) Kemampuan menulis (imla) siswa kelas 7 CB 01 Al Zaytun Indramayu 3) Untuk mengetahui proses pembelajaran imla’ di kelas 7 CB 01 4) Untuk mengetahui problem yang dihadapi siswa kelas 7 CB 01 5) Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami problem imla’ 6) Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi problem imla’ bagi siswa kelas 7 CB 01 karena sebagian dari siswa tahu kosakata bahasa Arab dan bisa menyebutkan namun untuk menuangkan dalam bentuk tulisan tidak bisa, hal ini disebabkan pelafalan huruf-huruf bahasa Arab banyak yang agak mirip sehingga agak sulit untuk dibedakan. Ditingkat Tsanawiyah, siswa kelas 7 mempelajari dan mengenal pelajaran imla’ maka bisa diketahui bagaimana hasil belajar siswa khususnya dalam pelajaran imla’*).
F. Kegunaan Penelitian Memberikan gambaran kepada dunia pendidikan bahwa pelajaran imla’ yang notabene berbahasa Arab sangat penting untuk diajarkan kepada peserta didik tanpa mengacuhkan betapa pentingnya penguasaan kosa kata Arab itu sendiri yang diakui sebagai bahasa tersulit didunia.
G. Hipotesa H0: Tidak ada keterkaitan antara penguasaan mufradat dengan keterampilan menulis (imla’) H1: Ada keterkaitan antara antara penguasaan mufradat dengan keterampilan menulis (imla’)
Dosen Metodologi Penelitian pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta
24 komentar:
tugas mata kuliah metodologi penelitian
ichwan fahrozi
m1e105008
mahasiswa fakultas bahasa terpadu
jurusan bahasa Arab
universitas al-zaytun indonesia
Bab 1. Pendahuluan
1. Latar belakang
إنا أنزلنا القرأن عربيا. {الأية}
أحب العرب لثلاث: لإنّني من العرب ، لإنّ القرأن أنزل عربيا ، لإنّها لغة أهل الجنة. {الحديث}
Bahasa Arab adalah bahasa Al-Quran. Oleh karenanya, bahasa Arab sangatlah berhubung kait dengan agama Islam. Allah SWT sendiri yang menerangkan penggunaannya sebagai bahasa yang dipakai dalam penulisan kitab suci-Nya, yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara jibril, berbentuk wahyu yang turun secara berangsur-angsur dalam kurun waktu 22 tahun .
Dengan begitu bahasa Arab merupakan bahasa Agama (لغة الدين) bagi seluruh muslim di seluruh penjuru dunia. Baik mereka yang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa nasionalnya atau tidak, mereka para muslim, membaca Al-quran dengan melafalkan bunyi-bunyi bahasa Arab. Dan sesungguhnya, tidak ada satu bahasa manapun, dengan terjemahannya, dapat menjelaskan makna dari suatu ayat secara tepat, kecuali bahasa Arab itu sendiri. Sebagaimana shalat wajib Lima waktu yang harus dikerjakan dengan bahasa Arab. Belum lagi syair-syair tentang iman, ibadah, dan dakwah-dakwah untuk kebaikan yang sering kita temui di setiap pembicaraan mu`min, sekalipun ia orang Turki, India, Afrika, atau bahkan melayu. Maka setiap muslim haruslah memiliki pengetahuan, sedikit apapun itu, tentang bahasa Arab.
Setelah mengetahui bahwasanya bahasa Arab adalah bahasa Al-Quran, dan Al-Quran adalah kitab suci ummat Islam, yang mana merupakan sebuah kewajiban bagi mereka untuk mempelajarinya, dalam rangka untuk mengetahui ajaran agamanya dari sumbernya yang asli, maka pengajaran bahasa Arab pada negara-negara yang notabene penduduknya beragama Islam adalah mutlak adanya.
Sejarah pengajaran bahasa Arab di Indonesia kiranya sudah lama dilakukan. Sebagian bukti-bukti menunjukkan bahwasanya bahasa Arab telah diajarkan di Indonesia sejak abad 6 M, yaitu semenjak masuk dan tersebarnya agama Islam di Indonesia. Tujuan pengajarannya jelas, yaitu mempelajari nilai-nilai agamanya dari sumber yang paling awal. Entah dengan mendalaminya dengan para kiyainya, atau dengan menimbanya di negeri asalnya, yaitu jazirah Arab. Dengan satu syarat, yaitu penguasaan bahasa Arab, baik aktif atau pasif, baik lisan maupun tulisan.
Dalam perkembangannya, pengajaran bahasa Arab di Indonesia tidak jauh berbeda dari sejarah awalnya. Terutama dari segi tujuannya. Hanya saja cara, teknik dan materi pengajarannya mulai berkembang, khususnya pada masa modern sekarang ini.
Dari segi cara, mungkin kita telah maklum bahwasanya di jaman dahulu belum ada level kelas. Pengajaran berlangsung antara kiyai dengan santrinya melalui halaqah-halaqah atau semisalnya. Kemudian didirikan lembaga-lembaga pengajaran. Pesantren adalah model lembaga pengajaran yang paling tua , yang dalam perkembangannya nanti, akan mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan jaman.
Tetapi perkembangan jaman kiranya tak mengurangi permasalahan-permasalahan dalam pengajaran-pengajaran secara umum, bahasa Arab sekalipun. Malahan, perkembangan jaman justru membuat masalah dalam bidang pendidikan dan pengajaran semakin berkembang pula.
Kemudahan akses untuk mendapatkan ilmu tak berarti mengurangi beban guru. Adanya buku paket belum berhasil banyak mendongkrak motifasi siswa dalam mempelajari mata pelajaran tertentu. Sarana laboratorium-laboratorium pun belum jadi milik umum. Dan masih banyak lagi permasalahan lainnya yang terus berkembang, yang mungkin terlalu banyak untuk disebutkan dalam bab ini.
Demikian halnya dengan pengajaran bahasa Arab. Merupakan permasalahan inti yang banyak dihadapi di dalam pengajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing, yaitu kesulitan dalam mengucapkan bunyi-bunyi bahasa Arab (huruf-huruf Arab). Sebagaimana kita ketahui, salah satu dari karakteristik bahasa Arab adalah adanya huruf halqi (tenggorokan) dan huruf isba’ (tebal), yang konon orang Arab sendiri terkadang susah untuk melafalkannya. Kita juga ketahui, adanya huruf-huruf yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia, diantaranya huruf ث = ts, kemudian ذ = dz, dan mungkin ada sekitar 12 huruf lain yang semisal.
Adalah sebuah hubungan alamiah dan tidak diragukan lagi, bahwasanya ini didasari atau dilatar belakangi oleh perbedaan antara sistem bahasa Arab dengan bahasa ibu itu sendiri (bahasa Indonesia). Dalam kaitannya dengan masalah diatas, berarti sistem bunyi yang berbeda antara kedua bahasa.
Maka merupakan sebuah urgensi, pengajaran bunyi-bunyi bahasa Arab dengan benar dan fashih sejak dini, dalam rangka pengembangan kemahiran istima’, hadist, dan qiraah di masa mendatang. Terlebih lagi dalam rangka meningkatan kemampuan Qiraah Al-Quran. Karena sesungguhnya, dasar dari tiga kemahiran bahasa diatas adalah pengenalan terhadap bunyi-bunyi bahasa Arab yang benar sehingga nantinya akan melahirkan pelafalan yang benar, selain daripada penangkapan maksud yang benar dari sebuah interaksi pembicaraan6.
Melihat fakta dan realita yang demikian, Madrasah Ibtidaiyyah Al-Zaytun sebagai salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan system pendidikan one pipe education, yang berlatar belakang semangat pesantren tetapi menggunakan cara-cara modern dalam praktek pengajaran dan penyediaan fasilitas dan sarana, telah memasukkan sebuah pelajaran yang bersifat muatan lokal, yang berorientasi kepada pengajaran bunyi-bunyi bahasa Arab (huruf hijaiyyah) sejak dini, yang menitik beratkan pada segi pendengaran, pelafalan dan penulisannya.
Peneliti dalam pada kali ini, ingin mengkaji sejauh mana keberhasilan pelajaran ini dalam meningkatkan kemampuan santri kelas 2 madrasah ibtidaiyyah, khususnya dalam melafalkan bunyi-bunyi bahasa Arab.
Adalah sebuah kecerobohan yang akan menjerumuskan kepada kesesatan, kita sebagai muslim untuk menyepelekan hal yang satu ini. Karena bagi peneliti sendiri, bahasa Arab adalah bahasa kejujuran dan mengajarkan kejujuran. Pelafalan yang benar terhadap bunyi-bunyi bahasa Arab (huruf hijaiyyah), khususnya dalam hal membaca Al-Quran, berarti berkata kebenaran (kejujuran). Berkata jujur berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya, dengan kata lain لا تحريف الكلم عن مواضعه. Bayangkan jika seluruh muslim Indonesia diajarkan sedari dini pelafalan yang baik dan benar sehingga dapat membaca Al-Quran dengan pelafalan yang baik dan benar pula. Implikasi yang mungkin akan terjadi adalah masyarakat Indonesia akan berkata jujur dan mengajarkan kejujuran(karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam), Jika seluruh muslim Indonesia jujur, niscaya negeri ini akan terbebas dari apa yang dinamakan korupsi, kolusi, dan nepotisme hari ini. Karena mereka sudah dilatih jujur dari sedari kecilnya. Tetapi dalam kasus ini, memang perlu ada penelitian khusus lebih lanjut. Wallahu a’lam.
2. Rumusan masalah
i. Identifikasi masalah
Dalam penelitian ini, peneliti mendapati masalah-masalah yang terjadi di dalam pelafalan bunyi-bunyi bahasa Arab dan pengajarannya, khususnya di kelas 2 Madrasah Ibtidaiyyah Al-Zaytun, adalah sebagai berikut:
o Santri kelas 2 masih ada yang belum mengenal huruf hijaiyyah.
o Santri kelas 2 masih ada yang menulis Arab dari sebelah kanan.
o Santri kelas 2 masih ada yang belum bisa membedakan huruf-huruf hijaiyyah yang keluar dari dari mahkraj yang berdekatan.
o Santri kelas 2 masih ada yang belum bisa membedakan harakat qashirah dan harakat thawilah.
o Pelafalan huruf hijaiyyah yang kurang sempurna khususnya huruf-huruf yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia.
o Santri kelas 2 Masih ada yang belum mempunyai buku iqra.
o Perbedaan latar belakang sekolah santri sebelum masuk ke jenjang kelas 2.
o Penguasaan materi yang kurang dan metode pengajaran yang kurang tepat untuk menyampaikan materi, yang ada pada sebagian pengajar.
o Banyak guru yang belum menekankan pengajarannya terhadap bunyi-bunyi bahasa Arab yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia.
o Banyak guru yang belum menekankan pengajarannya terhadap bunyi-bunyi bahasa Arab yang keluar dari makhraj yang saling berdekatan.
ii. Batasan masalah
Dari sekian permasalahan yang dapat diidendifikasi diatas, peneliti dapat menyimpulkan garis besar permasalahan yang terjadi, yaitu sebagai berikut:
a. Kendala yang berkaitan dengan kemampuan santri dalam melafalkan bunyi-bunyi bahasa Arab.
b. Kendala yang berkaitan dengan proses pengajaran “Qiraah wa Kitaabah Al-Quran” di kelas 2 Madrasah Ibtidaiyyah Al-Zaytun.
iii. Penentuan masalah
Dari batasan masalah diatas, peneliti memilih satu pokok masalah yang akan dikaji pada penelitian kali ini, yaitu:
a. Sejauh manakah efektifitas pengajaran “Qiraah wa Kitaabah Al-Quran” dalam meningkatkan kemampuan santri kelas 2 dalam melafalkan huruf hijaiyyah?
3. Tujuan penelitian
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui hal-hal sebagai berikut:
i. Tujuan umum
a. Mengetahui proses pengajaran bunyi-bunyi bahasa Arab dan pelafalannya, di kelas 2 Madrasah Ibtidaiyyah Al-Zaytun.
ii. Tujuan khusus
a. Mengetahui “apa itu pembelajaran Qiraah wa Kitaabah Al-Quran” dari segi latar belakang, tujuan, sistem, aktivitas, faktor pendukung dan penghambat pengembangan pembelajaran.
b. Mengetahui kemampuan santri dalam melafalkan bunyi-bunyi bahasa Arab, sebelum atau setelah mengikuti kegiatan pembelajaran “Qiraah wa Kitaabah Al-Quran”.
c. Mengetahui efektifitas pembelajaran “Qiraah wa Kitaabah Al-Quran” dalam mengajarkan bunyi-bunyi bahasa Arab.
4. Manfaat penelitian
Setelah penelitian ini, peneliti berharap adanya manfaat-manfaat yang dapat diperoleh baik bagi Peneliti sendiri selaku pendidik bahasa Arab dan juga guru-guru bahasa Arab lain maupun bagi sekolah yang menjadi subjek penelitian pada kali ini, yaitu Madrasah Ibitidaiyyah Al-Zaytun, yang mana merupakan almamater peneliti sendiri.
Manfaat bagi peneliti dan guru-guru pengajar lain dapat berupa:
a. Pengetahuan-pengetahuan dasar tentang perbedaan sistem bunyi antara bahasa Arab dengan bahasa Indonesia, seperti huruf-huruf yang ada maupun yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia.
b. Hal-hal teknis di lapangan berupa teknik, metode ataupun materi yang baik dalam pengajaran bunyi-bunyi bahasa Arab. Seperti Trik-trik menyiasati permasalahan-permasalahan yang ada dalam pengajaran bunyi-bunyi bahasa Arab.
Dengan kata lain, peneliti menginginkan adanya Konsep yang lebih mantap, baik berupa pengetahuan-pengetahuan dasar tentang perbedaan sistem bunyi antara bahasa Arab dengan bahasa Indonesia, maupun hal-hal teknis di lapangan berupa metode dan materi yang baik, dalam artian sesuai pada tingkatannya dan dapat diaplikasikan dalam pengajaran “Qiraah wa Kitaabah Al-Quran”, khususnya bagi lembaga yang bersangkutan dan umumnya bagi lembaga-lembaga pendidikan lain, yang memasukkan mata pelajaran Qiraah wa Kitaabah Al-Quran dalam muatan lokalnya. Karena sekali lagi peneliti melihat urgensi pengajaran pelafalan bunyi-bunyi bahasa Arab pada usia dini yang akan menjadi pondasi dasar keterampilan-keterampilan berbahasa selanjutnya.
Tugas mata kuliah metodologi penelitian
Sayidus suhada
M1E105051
Mahasiswa Fakultas Bahasa terpadu
Jurusan Bahasa Arab
Universitasa Al-Zaytun.
Bab 1.pendahuluan
a. Latar belakang penelitian
Bahasa arab adalah bahasa Al-Quran dan Al-Hadits. Dan keduannya adalah sumber dasar pendidikan islam, jika kita mempelajari pendidikan islam maka kita memepelajari bahasa arab sebagai medianya dan muslim membutuhkan untuk mempelajari bahasa arab. Agar mereka bisa memahami pengajaran-pengajara islam dari sumber pokoknya.
Muslim Indonesia memberi perhatian kepada pengajaran bahasa Arab dan itu ditunjukan dengan adanya lembaga-lembaga pendidikan sekolah dan universitas-universitas yang bergerak dalam pengajaran ke Islaman, oleh karna itu mereka harus menguasai bahasa Arab dan menjadikan bahasa Arab menjadi materi pembelajaran utama disekolah- sekolah Islam.
Sesungguhnya pengajaran bahasa Arab pada tingkat menengah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca bahasa Arab dan memahaminya, dan kemampuan percakapan dan menulis bertujuan untuk menampung kemampuan membaca yang mana itu adalah tujuan pokok pembelajaran, sebagai bekal untuk memahami Islam dan Al-Quran dan Al-Hadits, sebagai sumber-sumber yang asli dan juga buku-buku bahasa Arab yang berkaitan dengan keIslaman dan pembelajaran bahasa Arab sebagaimana belajar materi pelajaran yang lain, memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi pengajaran didalamnya. Faktor diaantaranya adalah faktor metode-metode pengajaran yang mana masing-masing metode itu memiliki kelebihan dan kekurangan, yang kesemuanya itu tergantung pada situasi dan kondisi yang terjadi lapangannya.
Beberapa contoh metode tersebut diantaranya adalah
1. Metode Al-Qowaid: penghafalan-penghafalan aturan-aturan gramatika dan sejumlah kata-kata tertentu.(Al-Naqoh:1983,hal 32). Kata-kata ini kemudian dirangkai rangkaikan menurut kaidah kata bahasa yang berlaku, dengan demikian kegiatan ini merupakan praktek penerapan kaidah-kaidah tata bahasa.
Metode ini banyak disukai guru bahasa Arab karena mudah dilaksanakan dan tidak menununtut seorang guru bahasa Arab harus menguasai bahasa Arab yang diajarkan selama ia hafal kaidah-kaidah tatabahasa menurut buku tertentu.
2. Metode tarjamah
Sesuai dengan namanya metode ini menitik beratkan kegiatan-kegiatan berupa menterjemahkan bacaan-bacaan, mula-mula dari bahasa asing/Arab kedalam bahasa pelajar/Indonesia, kemudian sebaliknya. Metode ini cocok untuk kelas yang besar dan tidak memerlukan seorang pengajar yang harus memiliki pengasaaan bahas asing/Arab secara aktif atau pendidikan khusus untuk mengajar bahasa. Metode ini selain mudah melaksanakannya, tetapi murah.(al- naqoh)
3. Metode gramatika-tarjamah
Metode ini merupakan penggabungan metode gramatika dan metode tarjamah. Ciri-ciri metode ini dengan sendirinya sama dengan ciri-ciri metode tersebut diantaranya:
a. Tata bahasa yang diajarkan ialah bahasa formil
b. Kosa kata tergantung pada bacaan yang telah dipilih
c. Kegiatan belajar terdiri dari penghafalan kaidah-kaidah tata bahasa, penterjemahan kata-kata tanpa kaitan dalam kalimat (konteks). Kemudian penterjemahan bacaan-bacaan pendek, lalu penafsiran.
d. Latihan ucapan tidak diberikan hanyalah sekali-kali saja. (nayif,1988 hal 170)
4. Metode membaca (toriqoh kiroa’h)
Metode ini mulai dikenal setelah munculnya beberapa tulisan yang membahas tentang munculnya beberapa tulisan yang membahas dengan alokasi waktu. Tulisan-tulisan itu mengatasi bahwa tujuan pengajaran bahasa asing hendaknya dapat ditagetkan dan dapat direalisasikan dalam waktu yang tersedia. Seperti mentargetkan kemahiran membaca harus dicapai dalam jangka waktu dua tahun. (al- naqah 1983 hal 44).
Metode ini bertujuan agar siswa bisa menterjemahkan dan membaca bahasa asing dengan baik.
5. Metode langsung
Metode langsung/mubasyiroh timbul muncul pada abad XIX sebagai reaksi terhadap metode tarjamah & qowaid. Mulai digunakan orang diperancis tahun 1901 dan di amerika tahun 1911
Ada 3 metode pengajaran bahasa asing yang mendorong timbulnya metode mubasyiroh, yaitu:
1. Metode nafsiyyah (metode pisikologi)
2. Metode shawtiyah (metode phonetik)
3. Metode thabi’yyah (metode natural). (Al-Naqah 1983,hal.26)
Metode mubasyiroh (metode langsung), maksudnya adalah langsung menggunakan bahasa asing yang dipelajari, tanpa, menggunakan bahasa pengantar atau terjemah bahasa ibu/nasional siswa.
Kelebuhan dan kekurangan metode langsung
1. Kelebihannya
a. Perhatian dan partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar besar sekali bila dibandingkan dengan menggunakan metode qowaid dan tarjamah.
b. Murid bersemangat untuk aktif berbicara dalam bahasa asing yang dipelajari.
c. Murid dapt mengicapkan bunyi-bunyi bahasa yang dipelajari dengan baik dibanding dengan bila menggunkan metode qowaid dan tarjamah.
2. Kelemahan
a. Tidak semua kata-kata dapat dijelaskan terjemahan
b. Menjalaskan kata-kata atau kalimat tanpa terjemahan memerlukan banyak waktu.
c. Metode ini dengan sendirinya yang relatif lancar dalam berbicara bahasa asing yang dipelajari, sehingga tidak terpaksa menggunakan terjemah atau bahasa pengantar dalam bahasa ibu/nasional.
6. Metode Aural-Oral Aproach.
Metode ini lahir pada tahun 60-an abad XX diAmerika serikat, dan berdasar kepada hasil studi serta penelitian para linguist (ahli bahasa) terhadap sistem bunyi, bentuk kata, struktur kalimat berbagi bahasa di dunia dan studi perbandingan serta studi construstif antara berbagai bahasa. Dengan kegiatan semacam kepada kesimpulan, bahwa
1. Bahasa itu adalah percakapan bukan tulisan.
2. Bahasa itu adalah kebiasaan yang teratur.
3. Yang perlu dipelajari pertama kali adalah bahasa bukan (analisa bahasa yang bisa ditemui dalam buku-buku qawa’id)
4. Bahasa adalah apa yang diucapkan oleh penutur asli (abna lughah), bukan apa yang seharusnya mereka katakan.
5. Bahasa-bahasa didunia ini berbeda satu dengan yang lain. (al-naqha 1983, hal 49)
Kelilma prinsip ini berpengaruh sekali terhadap metode sam’iyyah safawiyyah (aural oral approach), dan tampak dalam ciri-ciri metode ini sebagai berikut:
1. Kegiatan peroses belajar mengajar pertama kali dilakukan bertujuan agar pelajar menguasai bahan pelajaran secara lisan terlebih dahulu, sebelum diperlihatkan kepada mereka bagaiman bentuk tulisannya (prinsip 1.)dalam hubungan ini guru hendaknya betul-betul melatih mereka bagaimana cara mengucapkan huruf dan kalimat dengan intonasi yang abaik.
Jadi metode ini mengajarkan 4 keterampilan bahasa secara seimbang dengan urutan-urutan sebagai berikut :
Itima’ (manyimak) – kalam (berbicara) – qiroa’ah (membaca)-kitabah (menulis).
2. Langkah pertama dalam mengajar bahasa asing dengan metode ini ialah mengajarkan dialog-dialog yang mengandung ungkapan-ungkapan sebagai berikut :
Yang digunakan oleh penutur asli sehari-hari (prinsip 4)
Yang meliputi pola kalimat atau susunan kalimat yang banyak frekwensinya.
Sedangkan kosakata yang diberikan masih terbatas pada tingkat permulaan sebab yang paling penting disini adalah pelajaran menguasai struktur atau pola kalimat lebih dahulu.
3. Susunan atau pola kalimat diajarkan dengan cara meniru dan menghafalkan secara insentif, dengan tujuan agar pelajar semua menguasai benar susunan atau pola kalimat itu, sehingga mempu mengucapkannya secara otomatis setiap kali diperlukan (prinsip 3)
4. Materi dan peroses belajar mangajar berjalan dari yang mudah kepada yang sulit.
5. Metode ini tidak menggunakan terjemahan atau bahasa pengantar dalam bahasa ibu /nasional pelajar. Dalam menjelaskan makna sesuatu kata atau kalimat guru menggunakan berbagai media pengajaran yang sesuai (sebagaimana metode langsung), kecuali bila hal itu sulit difahami jika tanpa terjemahan. Namun demikian kegiatan terjemah tetap harus dilakukan secara ekonomis..
Persamaan dan perbedaan metode sam’iyyah syafawiyyah dan metode mubasyiroh?
1. Pesamaanya
a. Keduanya bertujuan agar murid menguasai bahasa secara aktif sejak awal.
b. Bahan pengajaran, khusus untuk tingkat permulaan, berupa dialog-dialog tentang kegiatan sehari-hari
c. Keduanya mempunyai perhatian besar dalam melatih murid dengan sistem bunyi bahasa diajarkan.
d. Keduanya menggunakan media pengajaran yang kongkrit dalam menjelaskan makna kata-kata dan kalimat bahasa asing yang dipelajari.
e. Qawaid untuk tingkat permulaan diberikan secara praktis
2. Perbedaannya:
Perbedaannya antara kedua metode tersebut adalah, bahwa dalam mtode sami’yyah safawiyyah terdapat hal-hal yang tidak terdapat dalam metode mubasyiroh (langsunga). Hal-hal dimaksud dianggap orang sebagai perbaikan terhadap kelemehan-kelemahan metode mubasyiroh
Hal-hal tersebut adalah
a. Metode sam’iyyah memberikan perhatian yang seimbang kepada keempat ketrampilan bebahasa tetapi dengan urutan
Menyimak
Bebicara
Membaca
Menulis
b. Metode sam’iyyah safawiyyah besar perhatiaannya dalam melatih murid dengan pola-pola kalimat secara otomatis
c. Dalam metode sam’iyyah safawiyyah materi disusun dari yang mudah kepada yang sulit.
d. Dalam metode sam’iyyah safawiyyah, steruktur kalimat bahasa arab/asing yang tidak ada perbedaannya dalam bahasa indonesia/ibu dilatihkan secara intensif
Kekurangan dan kelebihan metode sam’iyyah safawiya
1. Kelebihannya:
a. Dapat membuat murid lancar bebicara dalam bahasa asing (arab) yang dipelajari sejak dini, walaupun dengan materi pelajaran yang masih terbatas.
b. Dengan demikian drill تدريبات yang intensif,daya ingat dan menyimak murid menjadi terlatih, juga kemampuan dalam membedakaan bunyi-bunyi serta penggunaanya secara baik dengan kecepatan yang wajar.
c. Umumnya motivasi belajar murid besar sekali.
d. Memungkinkan murid berperan serta secara aktif dan effektif dalam proses belajar mengjar.
e. Dengan menggunakan pita rekaman dilembaga bahasa guru dapat memberikan perhatian khusus terhadap perbedaan perorangan dan mengajar masing-masing.
2. Kekurangan antara lain :
a. Latihan otomatis kadang-kadang membuat murid membeo, dalam penguasaan bahasa asing (Arab)yang dipelajarinya.
b. Menghafal dan mengikuti ucapaan guru (pita rekaman) kadang-kadang menimbulkan rasa bosan dikalangan sementara murid.
c. Penglaman menujukkan, metode ini amat cocok untuk murid-murid yang senang kegiatan-kegiatan derama dn peragaan, metode ini bermanfaat sekali bagi murid-murid yang iq-nya rendah, tidak begitu untuk yang pintar.
d. Metode ini membutuhkan guru yang baik ucapan serta intonasinya dalam penguasaan bahasa asing (Arab) yang diajarkannya,luas pandangan serta daya khayalnya, dan mampu memanfaatkan segala kesempatan dan situai dalam kelas untuk kepentingan tugasnya
Oleh karna itu dalam hal ini kami malihat dan juga dikatakan oleh Dr. Mahmud kamil al-naqoh mengatakan “tidak ada metode yang paling baik dan ideal dalam pelajaran bahasa, sebagaimana juga tidak ada satu metode yang dapat digunakan dan cocok untuk semua situasi dan kondisi pembelajaran bahasa (Al-naqhah).
Ungkapan ini bisa dianggap benar, karena pemilihan dan penggunaan ini bisa dianggap benar, karna pemilihan dan penggunaan suatu metode itu harus didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
a. Tujuan pengjaran bahasa asing
b. Bentuk materi yang diajarkan
c. Latar belakang pendidikan siswa
d. Sarana dan perasarana yang tersedia
Setelah mengamati berbagai macam metode pengajaran bahasa arab diatas yang tentunya masing-masing memiliki kelebihan dan kekeurangan untuk itu peneliti mengajukan judul yang berkaitan dengan metode pengajaran.
“Efecktifitas pengajaran mufradat dengan menggunakan metode sam’iyyah safawiyyah disekolah ibtidai kelas 1 di Cibanoang”
b. Permasalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan latarbelakang diatas dapat diidentifikasi suatu masalah yang berkaitan dengan masalah keefektifitasan metode sam’iyyah safawiyyah yang penelitiannya dilakukan disekolah ibtidai kelas 1 cibanoang.
a. Minimnya penguasaan guru terhadap dasar-dasar ilmu kebahasaaan
b. Keadaan lingkukngan yang tidak mendukung menyebabkan tidak efectifnya pengajaran
c. Minimya pengetahuan guru terhadap metode pengajaran bahasa.
d. Adanya pengaruh lingkungan keluarga yang tidak mendukung sehingga berpengaruh terhadap efectifitas pembelajaran.
e. Minimnya fasilitas yang disediakan oleh sekolah.
f. Adanya perbedaan daya tangkap pelajaran yang tidak merata.
2. Batasan masalah
Agar penalitian tidak biyas dan cenderung kepada pokok permasalahan, maka peneliti dapat membatasi permasalahan diatas sebagai berikut:
a. Penguasaan guru terhadap pemberian mufrodat dengan menggunakan metode sam’iyyah safawiyyah.
b. Keterampilan guru terhadap pemberian mufradat dengan menggunakan metode sam’iyyah syafawiyyah.
3. Rumusan masalah
Sejauh mana untuk keefectifitasan matode sam’iyyah safawiyyah dalam penyampaian mufradat di sekolah ibtidai kelas 1 Cibanoang Haurgeulis Indramayu Jawa Barat
Nama : Lista Adiya Fidriyana
NIM : M1E105035
Smester : 8
Jurusan : Bahasa Arab
Dosen : Nuraida, S. pd, M. si
Tugas : Metodologi Penelitian
Pengertian Penelitian
Penelitian adalah pengkajian atas suatu masalah atau produk secara sistematis dan intensif. (Ensiklopedia Nasional Indonesia 2000)
Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang terorganisir. ( Metode Penelitian, Moh. Nazir).
Penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip,suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.(Webster’s new International)
Jadi , penelitian adalah suatu upaya yang terencana untuk mempelajari sebuah masalah sampai menemukan suatu hal yang baru.
Nama : Lista Adiya Fidriyana
NIM : M1E105035
Smester : 8
Jurusan : Bahasa Arab
Dosen : Nuraida, M. Pd, M. Si
Tugas : Metodologi Penelitian
1. METODE PENELITIAN SURVAI
adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.
• Tujuan Metode penelitian Survai :
1. Penjajagan (eksploratif)
2. Deskriptif
3. Penjelasan (explanatory or convirmatory)
4. Evaluasi
5. Prediksi (Meramalkan kejadian tertentu dimasa yang akan datang)
6. Penelitian Operasional
7. Pengembangan indikator-indikator sosial
Metode pengumpulan data dengan metode survai :
1. Penentuan Sampel
2. Pembuatan Kuesioner
3. Teknik Wawancara
Contoh penelitian dengan metode penelitian Survai
“Lebih jauh Sri menuturkan, menurut data yang kami terima untuk kabupaten Indramayu sendiri jumlah pasien akibat gizi buruk hingga akhir bulan Desember 2008 lalu, telah mengalami penurunan drastis mencapai0,7 persen dari 1,06 persen. Dengan pencapaian angka ersebut maka kabupaten Indramayu bisa dikatakan telah memenuhi ambang batas dibawah 2,5 persen.
Hasil hitungan pada tahun 2007 lalu didapati balita yang terjangkit kekurangan gizi sedikitnya 1400 anak, sedangkan pada akhir bulan Desember 2008 terdapat sekitar 880 anak.״ (Koran Pelita, 12 Januari 2009)
2. METODE PENELITIAN EKSPERIMENTAL
adalah observasi dibawah kondisi buatan(artificial condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti.
• Tujuan Penelitian Eksperimental adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat dalam suatu percobaan dengan memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.
• Jenis-jenis metode eksperimen :
Campbell danStanley mengelompokkan rancangan menjadi 3 :
1. Rancangan praeksperimental
2. Rancangan eksperimental Sungguhan
3. Rancangan Eksperimental semu
Contoh penelitian dengan metode penelitian eksperimental:
Pemberian 2 metode yang berbeda dalam 2 kelas yang berbeda pula untuk meningkatkan motivasi dalam belajar kebahasaan. Kelas A diberi perlakuan dengan menggunakan media Audio visual dan kelas B tidak diberikan perlakuan tersebut. Selama proses penelitian diamati setiap perkembangan motivesi, apakah ada peningkatan atau biasa-biasa saja, setelah rentang waktu 1 smester , di evaluasi apakah ada perbedaan peningkatan motivasi dalam 2 kelas tersebut.
3. METODE PENELITIAN STUDI KASUS
Metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan suatu kasus atau kejadian dengan pencarian bukti dan fakta-fakta tentang suatu masalah yang sedang berlaku dalam masyarakat.
• Tujuan metode penelitian studi kasus:
Menjelaskan fenomena atau karakteristik individual dan situasi secara sistematis dan akurat ( Suharsimi Arikunto).
• Contoh penelitian studi kasus:
Depok, Pelita
Brankas Pusdiklat Depdiknas Dibobol Pencuri
“Brankas di Gedung Pusdiklat Departemen Pendidikan Nasional (depdiknas) di Jalan Raya Cinangka, Kelurahan Serua, Kecamatan Sawangan Depok, dibobol pencuri. Jum’at(9/1). Pencuri berhasil membobol brankas dengan cara merusak kunci brankas dan membawa kabur uang tunai sebasar Rp. 178.773.000 serta cek kosong Bank Rakyat Indonesia (BRI). Menurut keterangan salah seorang saksi, dalam ruangan tersebut ada tiga buah brankas, dua diantaranya tidak beisi uang. Pasalnya, saat seorang petugas kebersihan yang pertamakali yang mengetahui brankas dalam keadaan terbuka. Kini, saksi tersebut tengah diperiksa guna diminta keterangan lebih lanjut untuk pengembangan kasus” . (Koran Pelita,12 Januari 2009)
Nurdiana - M1E105001
Mahasiswi Univ.Al-Zaytun
Bahasa Terpadu-Bahasa Arab
Semester VIII (delapan)
Tugas Metode Penelitian
Pengertian & Jenis-jenis Penelitian
Dosen : Nuraida
A. PENGERTIAN PENELITIAN
Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang dilakukan secara teliti dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam mencari fakta-fakta ini diperlukan usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah. Beberapa pakar lain memberika definisi penelitian sebagai berikut:
David H Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
J. Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.
Sutrisno Hadi
Sesuai dengan tujuannya, pengertian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
The New Horison Ladder Dictionary
Pengertian research ialah a careful study to discover correct information, yang artinya, suatu penyelidikan yang dilakukan secara hati-hati untuk memperoleh informasi yang benar.
Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris research (re : berarti kembali, dan search berarti mencari). Dengan demikian research berarti mencari kembali.
Menurut kamus Webster New International, penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.
Hillway dalam bukunya Introduction to research mengemukakan bahwa penelitian adalah suatu metode belajar yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
Tuckman
Penelitian (research) : a systematic attempt to provide answer to question yaitu penelitian merupakan suatu usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah. Sistematis artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu. Jawaban ilmiah adalah rumusan pengetahuan, generaliasi, baik berupa teori, prinsip baik yang bersifat abstrak maupun konkret yang dirumuskan melalui alat- primernya, yaitu empiris dan analisis. Penelitian itu sendiri bekerja atas dasar asumsi, teknik dan metode.
Cooper & Emory (1995)
Penelitian adalah suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah.
Suparmoko (1991)
Penelitian adalah usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia.
B. JENIS-JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut: tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi, dan analisis & jenis data.
1. Penelitian Menurut Tujuan
a. Penelitian Terapan
Penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
b. Penelitian Murni/Dasar
Penelitian yang dilakukan diarahkan sekedar untuk memahami masalah dalam organisasi secara mendalam (tanpa ingin menerapkan hasilnya). Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Jadi penelitian murni/dasar berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu.
2. Penelitian Menurut Metode.
a. Penelitian Survey
Penelitian yang dilakukan pada popolasi besar maupun kecil, tetapi data yangdipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosilogis maupun psikologis.
b. Penelitian Ex Post Facto
Yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
c. Penelitian Eksperimen
Yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Variabel independennya dimanipulasi oleh peneliti.
d. Penelitian Naturalistic
Metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alami (sebagai lawannya) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Contoh : Sesaji terhadap keberhasilan bisnis.
e. Policy Reserach
Yaitu suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau analisis terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertinak secara praktis dalam menyelesaikan masalah.
f. Action Research
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktifitas lembaga dapat meningkat. Tujuan utama penelitian ini adalah mengubah: 1) situasi, 2) perilaku, 3) organisasi termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja, dan pranata.
g. Penelitian Evaluasi
Merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan program yang telah ditetapkan.
h. Penelitian Sejarah
Berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di masa lalu. Sumber datanya bisa primer, yaitu orang yang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau sumber-sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu. Tujuan penelitian sejarah adalah untuk merekonstruksi kejadian-kejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif, melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan sintesa data diperoleh, sehingga ditetapkan fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan.
3. Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi
Tingkat eksplanasi adalah tingkat penjelasan. Jadi penelitian menurut tingkat eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.
a. Penelitian Deskriptif
Adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau penghubungan dengan variabel yang lain.
b. Penelitian Komparatif
Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan penelitian varabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.
c. Penelitian Asosiatif/Hubungan
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
4. Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisis
Jenis data dan analisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua hal utama yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar. Data kuantitatif adalah data berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (scoring).
Nurdiana - M1E105001
Mahasiswi Univ.Al-Zaytun
Bahasa Terpadu-Bahasa Arab
Semester VIII (delapan)
Tugas Metode Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
I.LATAR BELAKANG
Berangkat dari sebuah pertanyaan “Mengapa Bahasa Arab dianggap sulit untuk dikuasai?”. Padahal kita mungkin setuju bila dikatakan bahwa Bahasa Arab adalah Bahasa Al-qur`an dan Al-hadist. Yang dengan mempelajarinya kita bisa memahami makna yang terkandung dalam Al-qur`an dan Al-hadist. Kita juga mungkin setuju bila Bahasa Arab dikatakan bahasa Universal. Karena, setengah penduduk dunia menggunakan Bahasa Arab sebagai alat komunikasi. Bagi masyarakat Indonesia yang mayoritasnya beragama Islam, tentunya tak asing juga dengan Bahasa Arab. Karena, kitab suci umat Islam “Al-Qur`an” ditulis dengan lafaz Bahasa Arab.
Namun, untuk dapat memahami Bahasa Arab dengan baik, sedikit banyaknya kita harus menguasai ilmu-ilmu yang mendukung penguasaan Bahasa Arab tersebut. Seperti, ilmu Nahwu dan Shorof, penguasaan kosakata, atau seringnya mendengarkan tutur kata orang-orang yang berbicara Bahasa Arab lalu berusaha menerjemahkannya. Itulah beberapa contoh sederhana yang dapat mempercepat penguasaan kita tentang Bahasa Arab.
Penguasaan Bahasa Arab sebagai bahasa asing kedua setelah Bahasa Inggris, merupakan hal yang sangat mendesak. Banyak informasi ilmu pengetahuan baik di bidang teknik, ilmu-ilmu murni, ekonomi, psikologi maupun seni bersumber dari buku-buku berbahasa Arab, di samping sebagai sarana komunikasi dalam bahasa asing tertentu dengan lingkungan sekitarnya.
Namun, sulitnya penguasaan Bahasa Arab di Indonesia perlu sekali kita cari upaya penanggulangannya. Jangan sampai masalah ini menyebabkan negara kita menjadi negara dungu karena tidak dapat berkomunikasi dengan negara-negara yang menggunakan Bahasa Arab dan dikatakan negara bodoh karena minimnya penguasaan ilmu-ilmu pengetahuan yang bersumber dari buku-buku berbahasa Arab.
Menurut Drs. Syamsul Arifin dalam tulisannya yang berjudul “Problematika Pengajaran Bahasa Arab di Indonesia”, beliau mengungkapkan ada tiga faktor utama yang menyebabkan kurang maksimalnya penguasaan Bahasa Arab. Faktor pertama, kuatnya pengaruh bahasa ibu atau Bahasa Indonesia, sehingga Bahasa Arab dengan segala spesifikasinya tidak dapat dikuasai dengan baik. Spesifikasi tersebut mencakup sistem bunyi, bentuk tulisan, tata bahasa (syntax) dan perubahan kata (morfologi)1.
Faktor kedua, masih terdapat beberapa kendala dalam kurikulum pengajaran yang mencakup: tujuan pengajaran, pemilihan materi pengajaran, metode yang
digunakan guru, cara pengajaran dan teknik evaluasi.
Faktor ketiga, keadaan sosial budaya masyarakat Indonesia yang tidak mendukung untuk terciptanya suatu lingkungan berbahasa Arab. Kecuali pada pesantren tertentu yang menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa pergaulan yang harus digunakan di lingkungan pesantren tersebut.
Ketiga faktor tersebut memang tepat bila disebut sebagai masalah kurang maksimalnya penguasaan Bahasa Arab di Indonesia dilihat dari fenomena yang terjadi. Namun, kurangnya perhatian pemerintah terhadap Bahasa Arab juga mempengaruhi perkembangan Bahasa Arab di Indonesia. Akibatnya pemerintah selaku pencanang kurikulum kurang memberikan porsi bagi pengajaran bahasa Arab.
Walaupun Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 37 ayat 1 menyatakan bahwa “Pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : Pendidikan Agama....”, namun hal ini tetap menyulitkan siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah, terutama mereka yang berasal dari SDN (Sekolah Dasar Negri) yang hanya mendapat 15% pelajaran Agama, itupun pelajaran Agama secara umum bukan Pelajaran Bahasa Arab secara khusus. Sebaliknya bagi siswa yang berasal dari MI (Madrasah Ibtidaiyah), pemahaman Bahasa Arabnya mungkin bisa lebih cepat dibanding siswa yang berasal dari SD. Karena ia telah memiliki pengetahuan dasar Bahasa Arab yang didapatnya di MI.
Pada umumnya sebuah sekolah dan pendidikan bertujuan pada bagaimana kehidupan manusia itu harus ditata, sesuai dengan nilai-nilai latar belakang pendidikan siswa yang dinilai sangat penting bagi siswa untuk dapat melanjutkan kejenjang pendidikan selanjutnya. Terutama dalam mengembangkan ilmu-ilmu tertentu seperti pelajaran non-eksakta atau muatan lokal. Dalam hal ini mata pelajaran yang masih kurang mendapat perhatian adalah pelajaran bahasa Asing seperti Bahasa Arab.
Lalu, bagaimana sebuah lembaga pendidikan dengan spirit pesantren, bila menerima siswa yang latar belakang pendidikan tingkat dasarnya bukan dari Madrasah Ibtidaiyah melainkan dari Sekolah Dasar Negri. Adakah pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa nantinya? Hal inilah yang akan dibahas pada penelitian yang mengambil judul “Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Tingkat Dasar terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab pada Siswa kelas VII di Al-Zaytun.
II.PERMASALAHAN
*Identifikasi Masalah
Berpedoman kepada latar belakang mengenai kurang maksimalnya penguasaan Bahasa Arab, di Al-Zaytun–yang dijadikan sebagai tempat penelitian—juga ada beberapa faktor yang menjadi masalah kurang maksimalnya penguasaan Bahasa Arab, diantaranya:
1.Tujuan pengajaran Bahasa Arab
2.Kurikulum Bahasa Arab
3.Media pengajaran Bahasa Arab
4.Metodologi pengajaran Bahasa Arab
5.Tenaga pengajar yang bukan dibidang Bahasa Arab
6.Sistem yang diterapkan untuk membentuk lingkungan berbahasa
7.Latar belakang pendidikan siswa
*Pembatasan Masalah
Adapun dari beberapa faktor yang menjadi masalah kurangnya penguasaan Bahasa Arab di Al-Zaytun, dalam penelitian ini hanya mencakup pembahasan tentang:
o Masalah latar belakang pendidikan siswa ditingkat dasar yang berbeda-beda.
o Hasil belajar siswa yang dicapai dari perbedaan latar belakang pendidikan siswa tersebut
*Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas maka permasalahan mendasar yang hendak ditelaah dalam penelitian ini adalah:
- Sejauh mana pengaruh latar belakang pendidikan tingkat dasar terhadap hasil belajar Bahasa Arab pada siswa Tsanawiyah kelas VII di Al-Zaytun?
- Bagaimana hasil belajar Bahasa Arab pada siswa Tsanawiyah kelas VII di Al-Zaytun?
- Adakah hubungan antara pengaruh latar belakang pendidikan tingkat dasar terhadap hasil belajar Bahasa Arab pada siswa Tsanawiyah kelas VII di Al-Zaytun?
III. TUJUAN PENELITIAN
- Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan tingkat dasar siswa terhadap hasil belajar Bahasa Arab pada siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Zaytun Indramayu.
- Tujuan Khusus
•Ingin mengetahui latar belakang pendidikan tingkat dasar pada siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Zaytun.
•Ingin mengetahui hasil belajar Bahasa Arab pada siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Zaytun.
IV. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini bermanfaat secara:
•Teoritis, untuk mengkaji latar belakang pendidikan tingkat dasar siswa, khususnya dalam mengetahui pencapaian hasil belajar.
•Praktis, bermanfaat bagi: para pendidik atau sebuah lembaga pendidikan agar memperhatikan juga latar belakang pendidikan siswa dalam pencapaian hasil belajar yang maksimal.
Nama : Nurhayati
NIM : M1E105013
Jurusan : Bahasa Arab
Semester : 8 ( delapan )
Nama Dosen : Nuraida, S. pd, M. si
Tugas : Metode penelitian
Pengertian Penelitian
Penelitian adalah terjemahan dari kata Inggris research. Dari itu, ada juga ahli yang menerjemahkan research sebagai riset. Research itu sendiri berasal dari kata re, yang berarti “kembali “ dan to search yang berarti mencari. Dengan demikian, arti sebenarnya dari research atau riset adalah “ mencari kembali ”. ( Nazir, Moh. Metode Penelitian ).
Penelitian adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. ( Prof. Dr. Emzir, M. Pd. ).
Penelitian adalah pencarian atas sesuatu ( inquiry ) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan.
( Parsons, 1946 )
Penelitian adalah Transformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi yang dikenal dalam kenyataan- kenyataan yang ada padanya dan hubungannya, seperti mengubah unsur dari situasi orisinal menjadi suatu keseluruhan yang bersatu padu. ( Dewey, 1936 ).
Penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu. ( Webster’s New International ).
Kesimpulan dari pengertian penelitian adalah “ suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, dan usaha-usaha itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah ”.
Nama : Nurhayati
NIM : M1E105013
Semester : 8 ( delapan )
Jurusan : Bahasa Arab
Dosen : Nuraida, S. pd, M. Si
Tugas : Metode Penelitian
1.METODE PENELITIAN SURVEI (Survei Research Method) adalah sesuatu yang menggambarkan keadaan untuk memperoleh fakta-fakta yang sebenarnya (objektif) dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan faktual, baik tentang instusi sosial, ekonomi, atau politik di dalam suatu komunitas masyarakat.
Tujuan Penelitian Survei :
1.Penjajagan (eksploratif)
2.Deskriptif
3.Penjelasan (explanatory a convimatory)
4.Evaluasi
5.Prediksi (Meramalkan kejadian tertentu dimasa yang akan datang)
6.Penelitian Operasional
7.Pengembangan indikator-indikator sosial
Contoh :
Minyak Goreng
“ Harga minyak goreng di pasaran dalam beberapa pekan terakhir ini sedang mangkrak. Sehingga ibu-ibu miskin dan para pedagang rendahan meraung-raung, lantaran kebutuhan sehari-hari mereka tidak mencukupi, menyusul mangkraknya pula harga beras. Tetapi situasi mungkin sedang agak mendingan, karena di media sekarang sudah berkurang pemberitaan tentang rakyat miskin yang makan nasi aking dan nasi gadung. Meski jumlah orang yang mati gantung diri di banyak tempat semakin bertambah karena beban ekonomi “.
(Rakyat Merdeka. Selasa, 15 Mei 2007).
2.METODE PENELITIAN EKSPERIMEN adalah suatu model penelitian dengan melakukan intervensi (perlakuan) pada subjek penelitian untuk mengetahui hasil perubahannya (perubahan pada variabel atau objek penelitian) setelah diperlakukan oleh intervensi itu.
Tujuan Penelitian Eksperimen :
adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.
Jenis-jenis Metode Eksperimen :
1.Rancangan Praeksperimental
2.Rancangan Eksperimental Sungguhan
3.Rancangan Eksperimental Semu
Contoh :
Leaflet KB
“ Dilakukan penelitian pada kelompok wanita di suatu desa dengan mendistribusikan leaflet KB mengenai kontrasepsi modern. Dihipotesikan bahwa dengan perlakuan pendistribusian leaflet KB tersebut, mempengaruhi penerimaan kontrasepsi modern. Dilakukan penelitian ini pada desa
eksperimen dan desa kontrol. Setelah intervensi dilakukan pada desaeksperimen kemudian dibandingkan mengenai penerimaannya terhadap metode kontrasepsi modern ini antara responden di desa eksperimen dan desa kontrol.
3.METODE PENELITIAN STUDI KASUS adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu.
Tujuan Penelitian Studi Kasus :
Adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun statusdari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan jadikan suatu hal yang bersifat umum.
Contoh :
7 Kasus Tommy Hentikan Jalannya Sidang “ Jakarta, RM. Proses hukum gugatan intervensi pemerintah RI melawan kubu Tommy Soeharto atas uang Garnet Investment Limited (GIL) EUR 36 juta (Rp 424 miliar) di pengadilan (royal court) Guernset dihentikan sementara. Ini dilakukan setelah Kejaksaan Agung yang mewakili pemerintah RI, membeberkan alat bukti berupa keterlibatan Tommy atas tujuh kasus pidana. JAM perdata dan Tata Usaha Negara (Datun) Alex Sato Bya mengatakan, persidangan ditunda sampai hakim dapat menyimpulkan fakta atas alat bukti yang diajukan kejaksaan.” (Rakyat Merdeka. Rabu, 16 Mei 2007).
4.METODE PENELITIAN HISTORIS adalah suatu kegiatan penelaahan dokumen serta sumber-sumber lain yang berisikan informasi penting mengenai masa lampau yang dilaksanakan secara sistematis guna pengetahuan dan kebenaran.
Tujuan Penelitian History :
Adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara objektif dan sistematis dengan mengumpulkan mengevaluasikan, serta menjelaskan dan mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan menarik kesimpulan secara tepat.
Jenis-jenis Penelitian History :
1.Penelitian Sejarah Komparatif
2.Penelitian Yuridis atau Legal
3.Penelitian Biografis
4.Penelitian Bibiografis
Contoh :
Mesir Arsitektur
“ Dari zaman ribuan tahun sebelum Masehi mempunyai peninggalan yang masih ada sampai sekarang. Diantaranya yang paling terbesar adalah piramide-piramide dan beberapa kuil. Bangunan lainnya seperti rumah, istana, dan benteng dibangun dari kayu dan batu bata, tetapi kuil dan makam, termasuk piramide, yang diharapkan bisa bertahan sepanjang masa dibangun dari batu.
Ensiklopedi Nasional Indonesia. 1990, hal. 285).
5.METODE PENELITIAN TINDAKAN (action research) adalah suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti dan decision maker tentang variabel- variabel yang dapat dimanipulasikan dan dapat segera digunakan untuk menentukan kebijakan dan pembangungan.
Tujuan Penelitian Tindakan :
adalah untuk memperoleh penemuan yang signifikan secara operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan dilaksanakan.
Contoh :
Bahaya Rokok
“ Rokok…. memiliki bentuk yang khas…. Kecil….namun mematikan !!!! Banyak hal yang tidak kita ketahui mengenai rokok. Mulai dari zat yang digunakan saja, rokok mengandung 4000 jenis bahan kimiawi, yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker. Hal ini sudah dipastikan berbahaya bagi tubuh kita. Menurut data statistika rokok, dikatakan bahwa tingkat kematian yang disebabkan oleh penyakit yang berkaitan dengan rokok di Indonesia mencapai 427.948 jiwa per tahunnya, yang setara dengan 22,5% total kematian di Indonesia. Lalu apakah hal ini menjadi pertimbangan anda untuk terus menkomsumsi rokok???.
BAB I
Latar Belakang
Pengajaran bahasa Arab untuk Madrasah Ibtidaiyah adalah suatu proses kegiatan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan berbahasa Arab fusha baik aktif maupun pasif. Berbahasa Arab dan bersikap positif terhadap bahasa itu adalah sangat penting dalam rangka memahami ajaran Islam dari sumber aslinya baik Al-qur’an, Hadits maupun kitab-kitab yang berkenaan dengan Islam. Bahasa Arab yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyyah berfungsi sebagai bahasa agama dan ilmu pengetahuaan di samping sebagai alat komunikasi.
Oleh karena itu, pelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyyah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari mata pelajaran pendidikan agama secara keseluruhan. Walau demikian, pengajaran bahasa arab di Madrasah Ibtidaiyyah harus tetap berpedoman kepada prinsip-prinsip pengajaran bahasa asing pada umumnya. Secara implisit disebutkan bahwa tujuan pengajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyyah adalah agar murid dapat menguasai perbendaharaan kosa kata Arab fusha, ungkapan bentuk dan pola kalimat dasar dengan demikian murid diharapkan dapat mengadakan komunikasi dan memahami bacaan sederhana dalam bahasa Arab.
Mengajarkan bahasa Arab pada anak-anak usia Madrasah Ibtidaiyyah diperlukan upaya yang sangat besar dari seorang guru serta diperlukan pula variasi metode dan media pengajaran. Karena anak-anak pada usia Madrasah Ibtidaiyyah mudah merasakan bosan dengan suatu kegiatan yang monoton.
Pada masa sekarang ini penggunaan media dalam pengajaran telah menjadi suatu yang dianggap penting. Alasan diperlukannya media dalam suatu proses pembelajaran adalah untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran. Sedangkan tujuan penggunaan media adalah untuk mempermudah dan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat mendorong suatu motivasi belajar dan juga akan lebih bervariasi sehingga akan lebih jelas maknanya dan mudah untuk dipahami oleh para siswa.
Pada tahun 1958 Comenius, teolog dan ahli pendidikan Cekoslowakia, menulis buku berjudul “Orbs Pictus” (Dunia dalam Gambar). Ini merupakan buku teks bergambar pertama bagi anak-anak. Pada abad ke-19 seorang pakar pendidikan, Pestalozzi, mengemukakan gagasan bahwa kesan yang diterima indera merupakan dasar utama pengetahuan manusia. Bersamaan dengan makin berkembangnya tekhnologi, gagasan Pestalozzi disambut dengan penggunaan media pendidikan yang makin canggih seperti radio, televisi, film, dan komputer.
Banyak sekali pengertian media pembelajaran yang diungkapkan oleh para tokoh akan tetapi menurut terminology kata media berasal dari bahasa Latin “medium” yang artinya perantara, sedangkan dalam bahasa Arab media berasal dari kata “wasaiil” artinya pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Adapun penjabaran tentang pengertian media pembelajaran menurut beberapa tokoh sebagai berikut:
•Menurut Berlach dan Ely (1971) mengemukakan bahwa media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, dan elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual/verbal.
•Menurut Martin dan Briggs (1986) mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa. Dapat berapa perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras.
Menurut buku سيكولوجية الوسائل التعليمية ووسائل تدريس اللغة العربية tentang pengertian media yaitu:
• تعرف ((هولنجر)) ١٩٤٠ والذي أقتصر علي الوسائل الحسية والمعينات الادراكية. أي الوسائل المعينة علي الادراك باعتبارها أكثر شمولا وتضمن جميع الحواس.
• الوسيلة التعلمية هي ماتندرج تحت مختلف الوسئط التي يستخدمها المعلم في الموقف التعليم.
Dan pengertian media menurut Ensiklopedi Nasional, media adalah orang, benda, atau kejadian yang menciptakan suasana yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan maupun sikap tertentu.
Secara luas dapat dikatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau materi sehingga dapat merangsang minat, motivasi dan perhatian siswa dalam belajar sehingga tercapainya tujuan yang hendak dicapai. Dengan semakin pesatnya kemajuan tekhnologi sekarang ini maka berkembang pula media-media pengajaran yang dapat digunakan oleh para guru.
Media Pengajaran yang ada bermacam-macam jenisnya oleh karena itu, media pengajaran dibagi menjadi 3 yaitu, media visual, media audio, dan media audio visual.
Dari tiga jenis media ini saya akan membahas mengenai media visual. Media Visual itu sendiri dibagi menjadi beberapa jenis seperti gambar bergerak, gambar fotografi, lukisan, slide-slide, dan film. Secara khusus dalam skripsi yang saya buat akan membahas mengenai media gambar bergerak.
Dalam pemilihan dan penggunaan media gambar kita juga memperhatikan segi psikologi siswa. Karena, secara khusus penggunaan media gambar meminta siswa untuk memberikan respon berupa minat, motivasi, perhatian terhadap konteks bahasa, dan stimulus.
Pemilihan dan penggunaan media gambar yang cocok dalam pengajaran mempengaruhi psikologi siswa dalam belajar terutama dilihat dari motivasi mereka. Siswa akan lebih bersemangat dalam belajar dan keinginan untuk belajar lebih giat lagi. Dan sebaliknya pemilihan dan penggunaan media gambar yang tidak cocok dapat juga mempengaruhi psikologi anak dengan hasil yang negatif.
Saya akan membahas lebih jelas mengenai pengaruh media gambar bergerak sebagai media pengajaran terhadap motivasi siswa dalam belajar bahasa arab didalam skipsi saya yang berjudul “Pengaruh Media Gambar Terhadap Motivasi Siswa dalam Pengajaran Bahasa Arab (Penelitian Eksperimen terhadap Kelas 2B1)”.
Permasalahan
•Identifikasi Masalah
1.Guru pengajar bukanlah guru yang berlatar belakang pendidikan guru bahasa Arab.
2.Kelemahan pada buku pelajaran.
3.Kurangnya media pendukung pembelajaran.
4.Anak kurang bergairah dalam belajar bahasa arab.
5.Penggunaan metode pembelajaran yang kurang efektif.
•Pembatasan Masalah
1.Masalah yang akan diteliti mengenai media pengajaran khususnya media gambar dengan menggunakan gambar bergerak..
2.Masalah motivasi siswa dalam belajar bahasa Arab.
•Perumusan Masalah
1.Seberapa besar media gambar bergerak membantu dalam pengajaran bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyyah kelas 2?
2.Apakah media gambar bergerak memotivasi siswa dalam belajar bahasa Arab?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media gambar bergerak yang digunakan oleh guru sebagai media pengajaran terhadap motivasi siswa Madrasah Ibtidaiyyah kelas 2 dalam belajar bahasa Arab. Dan sebagai jawaban dari yang disebutkan dalam pembatasan masalah dan perumusan masalah.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini mudah-mudahan dapat dijadikan rujukan bagi guru yang ingin menggunakan media gambar khususnya gambar bergerak sebagai media pengajaran dalam menyampaikan materi bahasa Arab.
Halimatus Sa'diyah
M1E105016
Mahasiswa Fakultas Bahasa Terpadu
Jurusan Bahasa Arab
Universitas Al-Zaytun Indonesia
BAB I
Latar Belakang
Pengajaran bahasa Arab untuk Madrasah Ibtidaiyah adalah suatu proses kegiatan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan berbahasa Arab fusha baik aktif maupun pasif. Berbahasa Arab dan bersikap positif terhadap bahasa itu adalah sangat penting dalam rangka memahami ajaran Islam dari sumber aslinya baik Al-qur’an, Hadits maupun kitab-kitab yang berkenaan dengan Islam. Bahasa Arab yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyyah berfungsi sebagai bahasa agama dan ilmu pengetahuaan di samping sebagai alat komunikasi.
Oleh karena itu, pelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyyah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari mata pelajaran pendidikan agama secara keseluruhan. Walau demikian, pengajaran bahasa arab di Madrasah Ibtidaiyyah harus tetap berpedoman kepada prinsip-prinsip pengajaran bahasa asing pada umumnya. Secara implisit disebutkan bahwa tujuan pengajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyyah adalah agar murid dapat menguasai perbendaharaan kosa kata Arab fusha, ungkapan bentuk dan pola kalimat dasar dengan demikian murid diharapkan dapat mengadakan komunikasi dan memahami bacaan sederhana dalam bahasa Arab.
Mengajarkan bahasa Arab pada anak-anak usia Madrasah Ibtidaiyyah diperlukan upaya yang sangat besar dari seorang guru serta diperlukan pula variasi metode dan media pengajaran. Karena anak-anak pada usia Madrasah Ibtidaiyyah mudah merasakan bosan dengan suatu kegiatan yang monoton.
Pada masa sekarang ini penggunaan media dalam pengajaran telah menjadi suatu yang dianggap penting. Alasan diperlukannya media dalam suatu proses pembelajaran adalah untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran. Sedangkan tujuan penggunaan media adalah untuk mempermudah dan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat mendorong suatu motivasi belajar dan juga akan lebih bervariasi sehingga akan lebih jelas maknanya dan mudah untuk dipahami oleh para siswa.
Pada tahun 1958 Comenius, teolog dan ahli pendidikan Cekoslowakia, menulis buku berjudul “Orbs Pictus” (Dunia dalam Gambar). Ini merupakan buku teks bergambar pertama bagi anak-anak. Pada abad ke-19 seorang pakar pendidikan, Pestalozzi, mengemukakan gagasan bahwa kesan yang diterima indera merupakan dasar utama pengetahuan manusia. Bersamaan dengan makin berkembangnya tekhnologi, gagasan Pestalozzi disambut dengan penggunaan media pendidikan yang makin canggih seperti radio, televisi, film, dan komputer.
Banyak sekali pengertian media pembelajaran yang diungkapkan oleh para tokoh akan tetapi menurut terminology kata media berasal dari bahasa Latin “medium” yang artinya perantara, sedangkan dalam bahasa Arab media berasal dari kata “wasaiil” artinya pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Adapun penjabaran tentang pengertian media pembelajaran menurut beberapa tokoh sebagai berikut:
•Menurut Berlach dan Ely (1971) mengemukakan bahwa media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, dan elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual/verbal.
•Menurut Martin dan Briggs (1986) mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa. Dapat berapa perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras.
Menurut buku سيكولوجية الوسائل التعليمية ووسائل تدريس اللغة العربية tentang pengertian media yaitu:
• تعرف ((هولنجر)) ١٩٤٠ والذي أقتصر علي الوسائل الحسية والمعينات الادراكية. أي الوسائل المعينة علي الادراك باعتبارها أكثر شمولا وتضمن جميع الحواس.
• الوسيلة التعلمية هي ماتندرج تحت مختلف الوسئط التي يستخدمها المعلم في الموقف التعليم.
Dan pengertian media menurut Ensiklopedi Nasional, media adalah orang, benda, atau kejadian yang menciptakan suasana yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan maupun sikap tertentu.
Secara luas dapat dikatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau materi sehingga dapat merangsang minat, motivasi dan perhatian siswa dalam belajar sehingga tercapainya tujuan yang hendak dicapai. Dengan semakin pesatnya kemajuan tekhnologi sekarang ini maka berkembang pula media-media pengajaran yang dapat digunakan oleh para guru.
Media Pengajaran yang ada bermacam-macam jenisnya oleh karena itu, media pengajaran dibagi menjadi 3 yaitu, media visual, media audio, dan media audio visual.
Dari tiga jenis media ini saya akan membahas mengenai media visual. Media Visual itu sendiri dibagi menjadi beberapa jenis seperti gambar bergerak, gambar fotografi, lukisan, slide-slide, dan film. Secara khusus dalam skripsi yang saya buat akan membahas mengenai media gambar bergerak.
Dalam pemilihan dan penggunaan media gambar kita juga memperhatikan segi psikologi siswa. Karena, secara khusus penggunaan media gambar meminta siswa untuk memberikan respon berupa minat, motivasi, perhatian terhadap konteks bahasa, dan stimulus.
Pemilihan dan penggunaan media gambar yang cocok dalam pengajaran mempengaruhi psikologi siswa dalam belajar terutama dilihat dari motivasi mereka. Siswa akan lebih bersemangat dalam belajar dan keinginan untuk belajar lebih giat lagi. Dan sebaliknya pemilihan dan penggunaan media gambar yang tidak cocok dapat juga mempengaruhi psikologi anak dengan hasil yang negatif.
Saya akan membahas lebih jelas mengenai pengaruh media gambar bergerak sebagai media pengajaran terhadap motivasi siswa dalam belajar bahasa arab didalam skipsi saya yang berjudul “Pengaruh Media Gambar Terhadap Motivasi Siswa dalam Pengajaran Bahasa Arab (Penelitian Eksperimen terhadap Kelas 2B1)”.
Permasalahan
•Identifikasi Masalah
1.Guru pengajar bukanlah guru yang berlatar belakang pendidikan guru bahasa Arab.
2.Kelemahan pada buku pelajaran.
3.Kurangnya media pendukung pembelajaran.
4.Anak kurang bergairah dalam belajar bahasa arab.
5.Penggunaan metode pembelajaran yang kurang efektif.
•Pembatasan Masalah
1.Masalah yang akan diteliti mengenai media pengajaran khususnya media gambar dengan menggunakan gambar bergerak..
2.Masalah motivasi siswa dalam belajar bahasa Arab.
•Perumusan Masalah
1.Seberapa besar media gambar bergerak membantu dalam pengajaran bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyyah kelas 2?
2.Apakah media gambar bergerak memotivasi siswa dalam belajar bahasa Arab?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media gambar bergerak yang digunakan oleh guru sebagai media pengajaran terhadap motivasi siswa Madrasah Ibtidaiyyah kelas 2 dalam belajar bahasa Arab. Dan sebagai jawaban dari yang disebutkan dalam pembatasan masalah dan perumusan masalah.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini mudah-mudahan dapat dijadikan rujukan bagi guru yang ingin menggunakan media gambar khususnya gambar bergerak sebagai media pengajaran dalam menyampaikan materi bahasa Arab.
Halimatus Sa'diyah
M1E105016
Mahasiswa Fakultas Bahasa Terpadu
Jurusan Bahasa Arab
Universitas Bahasa Arab
1.Penelitian Eksperimen
Penelitian Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan factor-faktor lain yang mengganggu.
•Tujuan penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat dalam suatu percobaan dengan memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.
•Contoh Penelitian Eksperimental:
“Secara keseluruhan pengetahuan budi daya rumput laut petani yang mengikuti penyuluhan melalui metode peragaan lebih baik daripada petani yang mengikuti penyuluhan melalui metode diskusi. Artinya penyuluhan melalui metode peragaan memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pengetahuan petani tentang budi daya rumput laut dibandingkan penyuluhan melalui metode diskusi.”
2.Penelitian Survai
Penelitian Survai adalah penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
•Tujuan Metode penelitian Survai :
1.Penjajagan (eksploratif)
2.Deskriptif
3.Penjelasan (explanatory or convirmatory)
4.Evaluasi
5.Prediksi (Meramalkan kejadian tertentu dimasa yang akan datang)
6.Penelitian Operasional
7.Pengembangan indikator-indikator sosial
•Contoh Penelitian Survai :
Rokok Musuh Kesehatan
"Diperkirakan terjadi kematian 120.000 orang setiap tahun di Inggris yang berkaitan dengan kegiatan merokok. Sedangkan di dunia, 3.5 juta orang meninggal disebabkan aktivitas merokok pada tahun 2000. Sementara itu dalam abad ke 20 tercatat 100 juta perokok meninggal. Kalau tak ada usaha menghambat rokok, maka di abad 21 diperkirakan korban rokok akan mencapai 1milyar”
3.Penelitian Kasus (Case study) atau Studi Kasus
Penelitian Kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Maxfield, 1930).
•Tujuan Penelitian Kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas tersebut akan jadikan suatu hal yang bersifat umum.
•Contoh Penelitian Kasus:
“Pemerintah Diminta Turunkan Harga Tiket Penerbangan
-Harga Tiket Jambi-Jakarta Rp300.000-
Jambi, Pelita
Harga tiket penerbangan tujuan Jambi-Jakarta di Bandara Sultan Thaha Jambi sejak sepekan ini terus mengalami penurunan. Bahkan, kalau sebelumnya harga tiket penerbangan di Bandara tersebut untuk tujuan yang sama sempat mencapai harga Rp1.000.000, namun hingga Minggu(11/1) seperti diakuui sejumlah agen perjalanan kepada pelita menyebutkan, harga tiket terus mengalami penurunan, dan sekarang harga tiket untuk tujuan Jambi-Jakarta hanya dikisaran hargaRp300.000(Koran Pelita, 12 Januari 2009)
Lista Adiya Fidriyana
M1E105035
Mahasiswa Fakultas Bahasa Terpadu
Jurusan Bahasa Arab
Semester 8
Univ.Al-Zaytun Indonesia
BAB I
LATAR BELAKANG
Lembaga pendidikan di Indonesia telah banyak yang menerapkan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi murid-murid di sekolah, bahkan bahasa Arab mempunyai kurikulum khusus, yang menandakan bahasa Arab punya pengajaran yang tidak sembarangan. Harapan Al-Zaytun bisa menjadikan bahasa arab sebagai bahasa sehari-hari yang digunakan santri dalam pergaulan mereka, guna melatih santri untuk menghadapi masa mendatang.
Tapi, pada kenyataannya banyak santri yang kurang, bahkan tidak berbahasa sama sekali, dan ini bertentangan dengan harapan Al- Zaytun dan juga bertentangan dengan statemen dari buku strategi Belajar Mengajar karangan Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain, bahwa “Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan dapat disederhanakan dengan bantuan media”. Dan statemen yang mengatakan “Anak didik cepat merasa bosan dan kelelahan tentu tidak dapat mereka hindari, dikarenakan penjelasan guru yang kurang bisa dicerna dan dipahami”. Dari statemen-statemen tersebut dipahami bahwa setiap santri harus berbahasa dengan semangat, dan aktif berbahasa dimanapun santri berada dan bercakap. Sebuah kejadian ditemukan, santri mengantuk saat pembelajaran bahasa Arab sedang berlangsung dikarenakan pengajaran bahasa Arab yang monoton dan lebih focus pada ceramah, santri menjadi bosan dan kurang termotivasi untuk melanjutkan pembelajaran, yang mengakibatkan santri jadi kurang menyukai bahasa arab dan menurunnya motivasi mereka dalam berbahasa arab.
Dari fakta diatas peneliti menyimpulkan bahwa menurunnya motivasi santri dalam berbahasa Arab karena monotonnya dalam pemberian materi dan tidak adanya alat bantu untuk mempermudah santri dalam memahami materi. Dilihat dari fakta diatas perlu dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan motivasi santri. Seorang ahli pengajar Bahasa Arab mengatakan dalam bukunya yang berjudul Al-Wasail At-Ta’limiyyah, bahwa untuk meningkatkan motivasi dalam berbahasa arab guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.Guru harus membatasi isi dan tujuan pembelajaran
2. Penggunaan media pengajaran yang sesuai
3. Menentukan tehnik yang efektif dalam media dan sejauh mana keefektifitasannya.
Jika menurunnya motivasi karena metode pengajaran yang monoton dan tidak bervariasi maka perlu adanya penggunaan media pengajaran agar pembelajaran lebih menyenangkan sehingga diharapkan motivasi santri jadi meningkat.
Hal ini penting untuk diteliti agar dapat segera tercipta atmosfer berbahasa yang kondusif. Untuk mencari solusi dari permasalahan diatas peneliti mengangkat penelitian ini dengan judul Peranan Media Audio Visual Dalam Peningkatan Motivasi Belajar Bahasa Arab.
•PERMASALAHAN
•Pengenalan Masalah
a)Kurangnya motivasi santri dalam belajar bahasa Arab
b)Kurang memadainya media pengajaran bahasa Arab
c)Lingkungan kurang mendukung penggunaan bahasa Arab
d)Kualitas pengajar bahasa Arab yang kurang berkompeten
e)Kurangnya praktek berbahasa diluar jam pembelajaran
f)Tujuan pembelajaran bahasa yang tidak berkesinambungan
g)Kurangnya disiplin berbahasa
•Pembatasan Masalah
Peranan media audio visual dalam peningkatan motivasi belajar bahasa Arab bagi santri kelas 1 Madrasah ibtidaiyah Al- Zaytun
•Perumusan Masalah
a)Apakah media audio visual khususnya film dapat meningkatkan motivasi belajar santri kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Al- Zaytun?
3. TUJUAN PENELITIAN
a)Tujuan umum : Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peranan media dalam peningkatan motivasi belajar santri, pada tingkat Ibtidaiyah kelas 1 Al- Zaytun.
b)Tujuan Khusus : Mengetahui seberapa besar peranan media Audio Visual berbentuk film dalam peningkatan motivasi belajar bahasa Arab santri kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Al- Zaytun, dan memberikan masukan bagi instansi yang berhubungan dengan program kebahasaan santri.
4. MANFAAT PENELITIAN
Nantinya diharapkan santri lebih semangat dan termotivasi dalam belajar bahasa Arab, meningkatnya kualitas berbahasa Arab, meningkatnya pemahaman santri terhadap bahasa Arab, menjadi bahan evaluasi instansi sekolah dalam meningkatkan kualitas kebahasaan.
Nama : Rokayyah
NIM : M1E105040
Fakultas : Bahasa ( Arab )
Semester : 8 ( Genap )
Universitas : Al-Zaytun Indonesia
Tugas : Metode Penelitian ( Definisi dan Jenis-jenis Penelitian )
BAB 1
DEFINISI PENELITIAN
Penelitian adalah sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran yang kritis dimana untuk mencari fakta secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan.
JENIS-JENIS PENELITIAN
Penelitian Eksperimen : observasi di bawah kondisi buatan ( artificial condition ) di mana kondisi tersebut dibuat dan diatur ole si peneliti.
Contoh : penelitian tentang pengaruh dua metode mengajar bahasa Inggris pada II SLA sebagai fungsi dari taraf intelegensia ( tinggi, sedang, rendah ) dan besarnya kelas ( besar, kecil ), di mana guru ditempatkan secara random berdasarkan intelegensia, besarnya kelas dan metode mengajar.
Penelitian Sejarah : Penyelidikan yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman dimasa lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati tentang bukti validitas dari sumber sejarah, serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.
Contoh : membandingkan sistem pengajaran di Cina dan Jawa pada masa kerajaan Majapahit.
Penelitian Deskriptif : Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sedangkan menurut Whitney yaitu: pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat, yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Contoh : meneliti masalah sosial di mana Whitney dan Milholland (1930) mempelajari status akademis dari mahasiswa tingkat persiapan dari Colorado State Colege of Education pada tahun 1930. Penelitian dilakukan dalam kurun waktu 4 tahun, dengan menelusuri status akademis sejak tingkat persiapan sampai dengan lulus sarjana muda.
Grounded Research : suatu penelitian yang metodenya dicetuskan oleh Glasser dan Strauss ( 1967 ), yaitu suatu metode penelitian yang mendasarkan diri kepada fakta dan menggunakan analisis perbandingan.
Contoh : dalam meneliti Sistem Pengadilan Suku Tirurai yang masih menganut animisme.
Penelitian Tindakan Kelas : suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti dan decision marker tentang variabel-variabel yang dapat dimanipulasikan dan dapat segera digunakan untuk menentukan kebijakan dan pembangunan. Peneliti dan decision marker bersama-sama menentukan masalah, membuat desain serta melaksanakan program-program tersebut.
Contoh : dalam meneliti program KB, selain itu juga meneliti kondisi pembelajaran dikelas.
Metode Survei : penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual-faktual, baik tentang intuisi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.
Contoh : Kinsey, et al.,( 1948 ), dalam penelitian mereka mengenai tingkah laku seksual di Amerika Serikat telah menggunakan sample dengan 12 ribu orang anggota sample. Selain itu juga bias meneliti dalam bidang produksi, dan tata niaga, dan lain sebagainya.
Studi kasus : penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas ( Maxfield, 1930 ).
Contoh : dalam meneliti desa, kota besar, sekelompok manusia drop out, tahanan-tahanan, pemimpin dan sebagainya.
Penelitian Komparatif : sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawab secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.
Contoh : dalam meneliti penghidupan kota dan desa dengan membandingkan pengaruh sebab-akibat dari makanan, rekreasi, waktu kerja, ketenangan kerja, dan sebagainya.
Studi Kepustakaan : menelusuri literatur yang ada, serta menelaahnya secara tekun.
Contoh : meneliti buku yang ada diperpustakaan, di mana si peneliti mengenal perpustakaan secara lebih baik, termasuk sistem pelayanan, sistem literatur, dan klasifikasi buku yang dianut oleh perpustakaan tersebut.
Korelasi : hubungan yang terjadi antara variabel satu dengan variabel yang lain.
Contoh : dalam menghitung koofisien variabel x dan variabel y.
Observasi Langsung : cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.
Contoh : peneliti ingin mengamati bagaimana seorang ibu rumah tangga menggunakan waktunya dalam berbelanja. Si peneliti mengamati frekuensi serta tempat berbelanja.
Quesioner : suatu bentuk data yang terdiri atas daftar pertanyaan, di mana pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap.
Contoh : dalam penelitian, pertanyaan tentang pendapat, tentang persepsi diri, dan tentang fakta.
Pengukuran : penetapan/pemberian angka terhadap objek atau fenomena menurut aturan tertentu ( Stevens, 1951 ).
Contoh : seorang peneliti ingin mengukur prestasi 8 orang murid. Prestasi didefinisikan sebagai kompetensi dalam ilmu hitung yang meliputi menambah, mengurangi, mengkali,membagi, menarik akar, menggunakan pecahan, menarik logaritma, dan menggunakan desimal.
Statistik : digunakan untuk penyusunan model, dalam perumusan hipotesis, dalam pengembangan alat dan instrument pengumpulan data, dalam penyusunan desain penelitian, dalam penentuan sample, dan dalam analisis data.
Contoh : dalam menghitung selisih antara berat yang tertinggi dan terendah, dalam menentukan jarak interval kelas, dan lain-lain.
Analisis pekerjaan : merupakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia, dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.
Contoh : meneliti kelakuan-kelakuan pekerja, buruh, petani, guru, dan lain-lain terhadap gerak-gerik mereka dalam melakukan tugas, penggunaan waktu secara efisien dan efektif, dan sebagainya.
Nama : Rokayyah
NIM : M1E105040
Fakultas : Bahasa ( Arab )
Semester : 8 ( Genap )
Universitas : Al-Zaytun Indonesia
Tugas : Metode Penelitian (Bab I)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Menurut Buku Metode Penelitian Ilmu Dakwah yang ditulis oleh DR. Wardi Bachtiar, bahwa metodologi itu berasal dari kata methodology, yaitu: ilmu yang menerangkan metoda-metoda atau cara-cara. Sedangkan metode adalah: rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang telah ditentukan. Metode Qowaid, yaitu: metode yang menerapkan kaidah-kaidah bahasa, penghafalan aturan-aturan qowaid dan sejumlah kata-kata tertentu. Metode Tarjamah, yaitu: metode yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan yang berupa menterjemahkan bacaan-bacaan. Jadi Metode Qowaid Wa Tarjamah adalah: metode yang menerapkan kaidah-kaidah bahasa, penghafalan aturan-aturan qowaid dan sejumlah kata-kata tertentu serta menterjemahkan bacaan-bacaan. Sedangkan Efektivitas yaitu: suatu pembelajaran yang berjalan dengan baik dan tersistematis, atau bisa dikatakan sebagai besarnya daya guna/kemampuan metode tersebut yang telah digunakan oleh guru dalam proses pembelajarannya dikelas, sehingga tujuan pembelajaran dikelas tercapai dengan baik dan sangat efektif jika seorang guru dapat menggunakan metode yang dipakainya dengan baik pula.
Seringkali kita temukan seorang guru bingung dalam pengajarannya dikelas, sehingga guru menemukan kesulitan dalam menghadapi siswanya, dan akhirnya pelajaran terbengkalai tidak sampai pada tujuannya. Menurut Buku Metodologi Pengajaran Bahasa Arab yang ditulis oleh Ahmad Fuad Effendy bahwa, timbulnya bermacam-macam metode dalam pengajaran bahasa adalah wajar dan merupakan akibat logis belaka dari berbeda-bedanya asumsi atau teori yang menjadi titik tolaknya. Dalam hal metode ini, tidak dapat dikatakan mana yang paling baik, karena setiap metode memiliki landasan-landasan teoritis dan empiris, secara skeptis bisa dikatakan bahwa tampaknya semua metode ada baiknya. Setidaknya salah satu metode yang telah digunakan oleh guru dapat membawa dampak yang positif untuk meningkatkan mutu belajar siswa dikelas.
Sebenarnya bahasa Arab merupakan bahasa asing yang tidak asing bagi bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam, sebab mereka sudah mengenal bahasa ini bersamaan dengan datangnya islam dalam beberapa abad yang silam melalui Al-qur’an dan Al-hadits yang merupakan sumber ajaran islam. Dimana linguistik terapan menegaskan, pengajaran bahasa asing hendaknya didasarkan pada analisa bahasa bandingan antara bahasa asing yang diajarkan dan bahasa siswa. Dari fakta diatas telah dianalisa bahwa seorang guru diperlukan untuk memiliki metode yang sesuai dengan kondisi siswanya pada saat pembelajaran dikelas berlangsung. Maka seorang pengajar bahasa asing hendaknya memahami hakekat bahasa siswa untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa, karena kesulitan-kesulitan itu biasanya timbul pada aspek-aspek bahasa yang berbeda. ( Al-Qasimi, 1985, hal. 82 ).
Dr. E. Mulyasa, M.Pd dalam bukunya berjudul Menjadi Guru Profesional mengatakan bahwa, menjadi guru kreatif, professional, dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Untuk mengatasi keadaan tersebut, guru melakukan suatu kegiatan pembelajaran adalah dengan pendekatan dan metode yang berbeda dengan pembelajaran lainnya. Diantara pendekatan tersebut salah satunya adalah dengan Pendekatan Keterampilan Proses yaitu: pendekatan yang menekankan pada proses belajar, aktivitas, dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. IDENTIFIKASI MASALAH
- Metode efektif yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran di kelas.
- Pengaruhnya metode tersebut terhadap motivasi siswa.
- Cara pengajaran dan tehnik evaluasi pengajarannya.
3.PEMBATASAN MASALAH
- Keefektivitasan metode qowaid wa tarjamah bagi seorang guru.
4.PERUMUSAN MASALAH
- Sejauhmana keefektivitasan metode qowaid wa tarjamah bagi seorang guru?
5.TUJUAN PENELITIAN
Dalam makalah saya ini, penelitian tersebut bertujuan untuk; memperoleh keterangan yang objektif dalam rangka membenarkan kebijakan atau kegiatan yang telah dibuat, untuk meningkatkan kemampuan dan motivasi siswa dalam belajar dikelas, serta untuk menjadikan siswa pandai dalam berbahasa dan menterjemahkan bahasa asing sehingga tercapainya pembelajaran yang efektif didalam kelas.
6.MANFAAT PENELITIAN
Makalah yang telah saya teliti ini mempunyai beberapa manfaat, diantaranya:
- Mampu melahirkan model pembelajaran didalam kelas.
- Dapat meningkatkan keprofesionalan seorang guru.
- Dapat mengembangkan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas.
- Siswa mampu menerapkan kaidah-kaidah bahasa dan mampu menterjemahkan materi tersebut dengan baik dan benar.
A. Pengertian Penelitian
Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang dilakukan secara teliti, dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam mencari fakta-fakta ini diperlukan usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah.
PENELITIAN SURVEY
Apakah Penelitian Survey Itu?
Tujuan penelitian survey adalah untuk memahami (meneliti?) tentang karakteristik dari seluruh kelompok yang hendak diteliti atau populasi dengan meneliti sebagian (subset) dari kelompok populasi tersebut yang selanjutnya disebut dengan sampel. Banyak pembaca yang sudah familiar dengan hasil penelitan survey di bidang politik, walaupun yang disurvey hanya sedikit jumlahnya. Karena akan tidak mungkin untuk mensurvey seluruh populasi di negeri kami (AS), maka para pengumpul pendapat umum (pollsters) memilih sampel kecil yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mewakili atau merepresentasikan populasi secara keseluruhan.Hasil dari survey terhadap sampel tersebut kemudian digeneralisasikan atau diberlakukan kepada populasi. Penelitian survey biasanya didefinisikan sebagai sebuah penelitian atau penelitian tentang kelompok besar melalui penelitian langsung dari subset (sampel) dari kelompok tersebut.
Bagaimana sikap para siswa siswa Cina terhadap pembelajaran bahasa Inggris? Bahasa asing apakah yang diajarkan di sekolah dasar dan menengah di Amerika Serikat? Bagaimana siswa ESL (English as a Second Language) tingkat lanjut memperbaiki tindak ujaran yang penting secara sosial? Bagaimana ciri-ciri dasar pengajaran melek-huruf (literacy instruction) yang diprogramkan bagi orang-orang dewasa? Itulah beberapa contoh dari macam-macam pertanyaan yang bisa dieksplorasi oleh peneliti dengan menggunakan metode penelitian survey.
Contoh Penelitian Survey; Pekerjaan Para Alumni Program Pendidikan Bilingual di Akademi dan Universitas
Untuk memperoleh ilustrasi tentang bagaimana penelitian survey dilaksanakan, kita akan mencermati sebuah survey nasional para lulusan program dwi-bahasa (bilingual) di perguruan tinggi atau universitas yang dilakukan untuk kepentingan Departemen Pendidikan AS (Johnson, 1985). Saya telah memilih penelitian ini karena secara metodologi, ini merupakan sebuah survey yang didesain secara hati-hati dengan tingkat respon yang relatif baik. Disamping itu, penelitian tersebut mengajukan sebuah pertanyaan penelitian yang penting mengenai efek-efek dari upaya negara bagian untuk meningkatkan pendidikan para mahasiswa yang berbahasa minoritas melalui persiapan guru (teacher preparation). Temuan penelitian ini mendokumentasikan bahwa ada prosentase yang cukup tinggi dari para lulusan program ini yang berhasil dalam mencari pekerjaan. Mereka inilah yang sebenarnya menjadi populasi penelitian ini, yakni para mahasiswa yang terbatas kemampuan bahasa Inggrisnya. Para
lulusan ini membantu para siswa bilingual baik secara langsung melalui kegiatan pengajaran maupun secara tidak langsung melalui posisi kepemimpinan atau teacher preparation (pendidikan calon guru).
I. Menurut Metodenya (Jenis-jenis Penelitian
1. Metode Survei
2. Metode Eksperimen
Penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum ada sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian treatment/ perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang kemudian diamati/diukur dampaknya (data yang akan datang).
Pengertian Penelitian Eksperimen
Eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam penelitian pembelajaran pada latar kelas (PTK). Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Danim, 2OO2).
Contoh:
Nilai ambang batas medan listrik untuk paparan selama 24 jam penuh harus
berada di bawah 5 kV per meter. Berapa paparan yang muncul dari SUTET?
...
Hasil riset Bambang menunjukkan, di Desa Marga Mukti, Sumedang, medan
listrik yang terpicu adalah sekitar 0,005-0,875 kV per meter. Adapun tinggi
bentangan kabelnya 18,02-19,5 meter ke permukaan tanah. Di Desa Kadung Ela,
Kuningan, kekuatan medan listrik seitar 0,002-2,908 kV per meter. Tinggi
kabel 22,35-30,45 meter.
Hasil serupa didapati di Desa Karangmangu, Cirebon. Medan listrik berkisar
0,0135-3,48 kV per meter. Tinggi bentangan kabel 14,5-26,91 meter. Adapun
riset dilakukan di berbagai lokasi, dari atap rumah penduduk hingga sawah
dan kebun.
Berbahayakah kapasitas medan listrik seperti ini? Menurut International
Radiation Protection Association (IRPA), nilai ambang batas medan listrik
untuk paparan selama 24 jam penuh harus berada di bawah 5 kV per meter.
''Bila dibandingkan dengan pengukuran di tiga lokasi SUTET ini terlihat
jelas bahwa besarannya masih jauh di bawah nilai ambang batas. Artinya masih
sangat aman,'' tutur Bambang. Hal serupa didapati di seluruh lokasi yang
dilalui SUTET di Jawa dan Bali lantaran pendirian SUTET menerapkan standar
yang sama.
...
http://bazzbeto.blogspot.com/2006/02/sutet-tidak-berbahaya.html
3. Metode Expose Facto
4. Metode Naturalistik/Alamiah
5. Metode Tindakan
Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prosesnya, telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional. Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta–pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut (Kemmis dan Taggart, 1988).
Menurut Carr dan Kemmis seperti yang dikutip oleh Siswojo Hardjodipuro, dikatakan bahwa yang dimaksud dengan istilah PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi ( dan lembaga-lembaga ) tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan (Harjodipuro, 1997).
Lebih lanjut, dijelaskan oleh Harjodipuro bahwa PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau utuk mengubahnya. PTK bukan sekedar mengajar, PTK mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.
6. Metode Evaluasi
7. Metode Kebijakan
8. Metode Sejarah/Historis
Marzuki, C. 1999. Metodologi Riset. Jakarta: Erlangga.
Nama : Madiniyah Rahmah
Semester 8 Jur. Bahasa Arab (UAZ)
A. Pengertian Penelitian
Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang dilakukan secara teliti, dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam mencari fakta-fakta ini diperlukan usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah.
PENELITIAN SURVEY
Apakah Penelitian Survey Itu?
Tujuan penelitian survey adalah untuk memahami (meneliti?) tentang karakteristik dari seluruh kelompok yang hendak diteliti atau populasi dengan meneliti sebagian (subset) dari kelompok populasi tersebut yang selanjutnya disebut dengan sampel. Banyak pembaca yang sudah familiar dengan hasil penelitan survey di bidang politik, walaupun yang disurvey hanya sedikit jumlahnya. Karena akan tidak mungkin untuk mensurvey seluruh populasi di negeri kami (AS), maka para pengumpul pendapat umum (pollsters) memilih sampel kecil yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mewakili atau merepresentasikan populasi secara keseluruhan.Hasil dari survey terhadap sampel tersebut kemudian digeneralisasikan atau diberlakukan kepada populasi. Penelitian survey biasanya didefinisikan sebagai sebuah penelitian atau penelitian tentang kelompok besar melalui penelitian langsung dari subset (sampel) dari kelompok tersebut.
Bagaimana sikap para siswa siswa Cina terhadap pembelajaran bahasa Inggris? Bahasa asing apakah yang diajarkan di sekolah dasar dan menengah di Amerika Serikat? Bagaimana siswa ESL (English as a Second Language) tingkat lanjut memperbaiki tindak ujaran yang penting secara sosial? Bagaimana ciri-ciri dasar pengajaran melek-huruf (literacy instruction) yang diprogramkan bagi orang-orang dewasa? Itulah beberapa contoh dari macam-macam pertanyaan yang bisa dieksplorasi oleh peneliti dengan menggunakan metode penelitian survey.
Contoh Penelitian Survey; Pekerjaan Para Alumni Program Pendidikan Bilingual di Akademi dan Universitas
Untuk memperoleh ilustrasi tentang bagaimana penelitian survey dilaksanakan, kita akan mencermati sebuah survey nasional para lulusan program dwi-bahasa (bilingual) di perguruan tinggi atau universitas yang dilakukan untuk kepentingan Departemen Pendidikan AS (Johnson, 1985). Saya telah memilih penelitian ini karena secara metodologi, ini merupakan sebuah survey yang didesain secara hati-hati dengan tingkat respon yang relatif baik. Disamping itu, penelitian tersebut mengajukan sebuah pertanyaan penelitian yang penting mengenai efek-efek dari upaya negara bagian untuk meningkatkan pendidikan para mahasiswa yang berbahasa minoritas melalui persiapan guru (teacher preparation). Temuan penelitian ini mendokumentasikan bahwa ada prosentase yang cukup tinggi dari para lulusan program ini yang berhasil dalam mencari pekerjaan. Mereka inilah yang sebenarnya menjadi populasi penelitian ini, yakni para mahasiswa yang terbatas kemampuan bahasa Inggrisnya. Para
lulusan ini membantu para siswa bilingual baik secara langsung melalui kegiatan pengajaran maupun secara tidak langsung melalui posisi kepemimpinan atau teacher preparation (pendidikan calon guru).
I. Menurut Metodenya (Jenis-jenis Penelitian
1. Metode Survei
2. Metode Eksperimen
Penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum ada sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian treatment/ perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang kemudian diamati/diukur dampaknya (data yang akan datang).
Pengertian Penelitian Eksperimen
Eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam penelitian pembelajaran pada latar kelas (PTK). Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Danim, 2OO2).
Contoh:
Nilai ambang batas medan listrik untuk paparan selama 24 jam penuh harus
berada di bawah 5 kV per meter. Berapa paparan yang muncul dari SUTET?
...
Hasil riset Bambang menunjukkan, di Desa Marga Mukti, Sumedang, medan
listrik yang terpicu adalah sekitar 0,005-0,875 kV per meter. Adapun tinggi
bentangan kabelnya 18,02-19,5 meter ke permukaan tanah. Di Desa Kadung Ela,
Kuningan, kekuatan medan listrik seitar 0,002-2,908 kV per meter. Tinggi
kabel 22,35-30,45 meter.
Hasil serupa didapati di Desa Karangmangu, Cirebon. Medan listrik berkisar
0,0135-3,48 kV per meter. Tinggi bentangan kabel 14,5-26,91 meter. Adapun
riset dilakukan di berbagai lokasi, dari atap rumah penduduk hingga sawah
dan kebun.
Berbahayakah kapasitas medan listrik seperti ini? Menurut International
Radiation Protection Association (IRPA), nilai ambang batas medan listrik
untuk paparan selama 24 jam penuh harus berada di bawah 5 kV per meter.
''Bila dibandingkan dengan pengukuran di tiga lokasi SUTET ini terlihat
jelas bahwa besarannya masih jauh di bawah nilai ambang batas. Artinya masih
sangat aman,'' tutur Bambang. Hal serupa didapati di seluruh lokasi yang
dilalui SUTET di Jawa dan Bali lantaran pendirian SUTET menerapkan standar
yang sama.
...
http://bazzbeto.blogspot.com/2006/02/sutet-tidak-berbahaya.html
3. Metode Expose Facto
4. Metode Naturalistik/Alamiah
5. Metode Tindakan
Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prosesnya, telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional. Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta–pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut (Kemmis dan Taggart, 1988).
Menurut Carr dan Kemmis seperti yang dikutip oleh Siswojo Hardjodipuro, dikatakan bahwa yang dimaksud dengan istilah PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi ( dan lembaga-lembaga ) tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan (Harjodipuro, 1997).
Lebih lanjut, dijelaskan oleh Harjodipuro bahwa PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau utuk mengubahnya. PTK bukan sekedar mengajar, PTK mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.
6. Metode Evaluasi
7. Metode Kebijakan
8. Metode Sejarah/Historis
Marzuki, C. 1999. Metodologi Riset. Jakarta: Erlangga.
Tugas mahasiswa
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian dan Statistika
Nama: Ichwan Fahrozi
Fakultas: Fakultas Bahasa Arab Universitas Al-Zaytun Indonesia
Semesester 8
Uji Validitas Instrumen pada kelas 7 MTs Al-Zaytun
Hasil:
Ada 6 instrumen yang valid, yaitu;
No. soal:7 kode:c1 “Aku mempunyai keyakinan besar”, skor:0,52
No. soal9 kode:c3 “Aku senang menolong orang lain” skor:0,59
No soal:10 kpde:d1 “Aku suka membantu orang lain” skor:0,65
No.11 kode:d2 “Aku merasa kasihan pada mereka yang terkena musibah dan berusaha menolongnya” skor:0,5
No soal:12 skor:d3 “Aku senang menolong orang lain” skor:0,66
No soal:13 kode:e1 “orang-orang mengatakan bahwa Aku pandai bergaul” skor:0,58
Nama : Rokhmadi
(M1E105015)
Fakultas : Bahasa Terpadu
Jurusan : bahasa Arab
Tugas UAS mata kuliah metodologi penelitian dan statistik tentang uji validitas
Instrument penelitian tentang kecerdasan emosional pada mahasiswa
Jawablah soal berikut !
1.Aku selalu mengenali perasaanku (a1)
a.Sangat setuju b.setuju
c. kurang setuju d. tidak setuju
2.Bila ada masalah, Aku selalu yakin dengan kemampuan diriku untuk dapat mengatasinya( a2)
a.Sangat setuju b. setuju
c. kurang setuju d.tidak setuju
3.Aku memahami siapa diriku dan untuk apa aku( a3
a.sangat setuju b.setuju c. kurang setuj d.tidak setuju
4.Aku selalu mengontrol perasaanku, dan tak selalu mengikutinya (a4)
a.Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju
5.Aku selalu hati-hati dalam menentukan sikap dan langkah (a5)
a.Sangat setuju b.setuju c. kurang setuju d.tidak setuju
6.Aku peka terhadap apa yang terjadi pada diriku dan lingkungan sekitarku (a6)
a.Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju
7.Bila aku sedang sedih, aku bisa menghibur diriku (b1)
a.Sangat setuju b. setuju b. kurang setuju d. tidak setuju
8.sulit bagiku untuk melepaskan diri dari kecemasan terhadap sesuatu (b2)
a.Sangat tidak setuju b.tidak setuju c. kurang setuju d. setuju
9.Meskipun ada problem aku barusaha untuk selalu tetap ceria (b3)
a.Sangat setuju b. setuju
c. kurang setuju d. tidak setuju
10.Aku mudah memaafkan oranglain (b4)
a.Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju
11.Aku mampu menata emosi diriku (c1)
a.Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d. tidak setuju
12. Aku bisa menguasai diriku (c2)
a.Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d. tidak setuju
13.Aku bisa mengendalikan dorongan hatiku yang tidak baik (c3)
a.Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d. tidak setuju
14.Aku mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan teman-temanku (c4)
a.Sangat setuju b setuju
c. kurang setuju d. tidak setuju
15.Aku memiliki kesadaran diri terhadap kewajiban dan hakku ( d1)
a.Sangat setuju b. setuju c.kurang setuju d. tidak setuju
16.Hatiku mudah sekali terketuk (iba terhadap orang lain) (d2)
a.Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d. tidak setuju
17.Aku suka menolong orang lain (d2)
a.Sangat setuju b. setuju c. kurang setuju d.tidak setuju
18.Aku mudah bergaul dengan orang lain (e1)
a.Sangat setuju b.setuju c.kurang setuju d.tidaksetuju
19.Menjadi pemimpin suatu perkumpulan merupakan suatu mimpi buruk yang tak ku inginkan dan ku hindari. (e2)
a.Sangat setuju b.setuju
c. kurang setuju d. tidak setuju
Dari hasil uji validitas yang dilakukan terhadap 19 buah soal instrument, didapatkan 10 buah soal yang valid dan 9 buah soal yang drop.
Adapun soal-soal yang valid terdapat pada soal nomor:
2.Bila ada masalah, Aku selalu yakin dengan kemampuan diriku untuk dapat mengatasinya( a2)=0,744524237
3.Aku memahami siapa diriku dan untuk apa aku( a3) =0,570710485
5.Aku selalu hati-hati dalam menentukan sikap dan langkah (a5)= 0,583242111
6.Aku peka terhadap apa yang terjadi pada diriku dan lingkungan sekitarku (a6) =0,549794427
9.Meskipun ada problem aku barusaha untuk selalu tetap ceria (b3)= 0,529414502
12.Aku bisa menguasai diriku (c2)= 0,584109594
13. Aku bisa mengendalikan dorongan hatiku yang tidak baik (c3)= 0,482353762
14.Aku mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan teman-temanku (c4)= 0,511272859
15.Aku memiliki kesadaran diri terhadap kewajiban dan hakku ( d1)= 0,525828272
18.Aku mudah bergaul dengan orang lain (e1)= 0,465860531
Nama : Rokhmadi (M1E105015)
Fakultas : Bahasa terpadu - Arab
Tugas harian mata kuliah metodologi penelitian tentang research dan macam-macamnya
1.Pengertian Research
Penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematika dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. (Parson, 1946)
Penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil atau hokum. (John, 1949)
Penelitian adalah transformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi yang dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan hubunganny, seperti mengubah unsur dari situasi yang orisinil menjadi suatu keseluruhan yang bersatu padu. ( Dewey, 1936)
Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran yang kritis. Penelitian meliputi pemberian definisi dan redifinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan untuk menentukan apakah ia cocok dengan hipotesis. (Woody, 1927)
Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.( M. Nazir)
Penelitian adalah Kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan 0bjektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.( kamus besar bahasa Indonesia)
2.Macam-macam penelitian
A.Historis
Penyelidikan yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman dimasa lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati tentang bukti validitas dari sumber sejarah, serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.(M.Nazir)
Penelaahan dokumen serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis. (Prof. Dr. Suharsimi Arikunto)
B.Deskriptif
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang adapun tujuan dari jenis penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.
Adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. (whitney).
Adalah jenis penelitian yang menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi secara nyata.(dosen)
Contoh:
a.Peneliti mengamati bahwa dikelurahan tempat mereka tinggal terdapat banyak sekali anak-anak kecil berjualan di terminal dan bus. Peneliti yang kebetulan seorang guru bertanya dalam hati kapan anak-anak ini sekolah karena menurut perkiraannya mereka masih dalam usia sekolah dasar. Didalam benak guru tersebut berjejal perntanyaan mengenai nasib anak-anak kecil yang disangka terpaksa berjualan seperti itu.
Dalam hal ini peneliti tidak bermaksud untuk menguji hipotesis tetapi hanya ingin mengetahui keadaan tentang anak-anak kecil yang berjualan tersebut.
a.Apakah anak-anak kecil itu sekolah
b.Jika tidak apa sebabnya, dan bagaimana masa depan mereka?
c.Jika sekolah lalu kapan mereka belajar dan bagaimana mereka membagi waktu?
C.Survei
Penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan- keterangan secara factual, baik tentang institusi social, ekonomi, politik dari suatu kelompok ataupun daerah. (M. Nazir)
Penelitian yang biasanya dilakukan untuk subjek penelitian yang banyak, dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala pada waktu penelitian dilaksanakan. (Prof. Dr. Suharsimi)
Penelitian yang mengambil sampel dari 1 populasi dengan menggunakan quisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. (Masri Sangarimbun)
Contoh:
peneliti ingin meneliti pola perkawinan dan perceraian pada tiga masyarakat melalui penelitian survei, peneliti harus ingat bahwa unsure unit analisanya adalah individu bukan masyarakat, setelah seluruh jawaban individu dianalisa, barulah diadakan diadakan perbandingan diantara ketiga masyarakat yang diteliti.
Penelitian tentang tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan SBY. Pada penelitian macam ini peneliti langsung turun ke lapangan langsung menemui masyarakat yang akan menjadi sample, data bisa didapatkan dengan melakukan wawancara atau menyebarkan instrument pertanyaan.
D.Studi kasus
Penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Maxfield, 1930). Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. (M. Nazir)
Contoh:
Di sebuah kelas guru mengamati ada seorang anak yang selalu terkejut bila dipanggil namanya, di suruh atau diberi pertanyaan. Pada waktu-waktu berikutnya guru berusaha menyebut namanya, memberi pertanyaan atau menyapa dengan lembut, dan bahkan jika tempatnya berdekatan, guru menyempatkan diri untuk mengelus kepala anak tersebut, walaupun demikian reaksi anak tetap sama, dia tampak terkejut.
Kemudian guru itu mencoba mencari informasi tentang latar belakang anak tersebut melalui kawan-kawan dekat, guru lain dan tetangganya. Akhirnya diketahui bahwa anak tersebut sejak kecil hidup bersama anak ibu tirinya yang selalu membentaknya setiap hari. Meskipun ibu tirinya sudah lama meninggal, namun kebiasaan terkejut tersebut tetap saja melekat pada dirinya.
Berdasarkan hasil penelitiannya itu guru mengantarkan anak tersebut ke seorang psikiater, dengan teknik yang telah dikenal olehnya akhirnya kebiasaan tidak baik tersebut dapat dihilangkan.
E.Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. (Prof. Dr. Suharsimi)
Contoh:
Studi korelasi antara pola asuhan dengan kreativitas siswa sekolah dasar kelas II di kotamadya Yogyakarta tahun 1988. Dua variable yang dikorelasikan adalah “ pola asuhan” dengan “kreatifitas”. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas II Sekolah Dasar di seluruh kotamadaya Yogyakarta yang dipandang sebagai satu kelompok. Data untuk variable pola asuh dikumpulkan dengan angket yang diberikan kepada siswa yang mengungkap bagaimana mereka memperoleh perlakuan dari ayah dan ibunya yang secara keseluruhan dapat menggambarkan pola asuha n untuk siswa-siswa tersebut.
F.Eksperimental
Adalah observasi dibawah kondisi buatan (artificial condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti. (M. Nazir).
Contoh: peneliti ingin melihat efek dari penggunaan metode pemberian tugas untuk pelajaran sejarah dikelas II/A SMP. Dalam hal ini peneliti menentukan kelas II/B yang tidak diberi tugas sebagai pembanding. Pada akhir semester prestasi sejarah anak-anak di kedua kelas tersebut dibandingkan . kalau ada perbedaan prestasi itu diperkirakan sebagai akibat dar pemberian tugas.
G.Action research (PTK)
Suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukkan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan memperbaiki pekerjaannya, memehami pekerjaan iniserta situasi dimana pekerjaan itu dilakukan. (Kemmis dan Carr, 1986)
Adalah suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneiti dan dicision maker tetang variabel-variabel yang dimanipulasikan dan dapat segera digunakan untuk menentukan kebijakan dan pembangunan. (Moh. Nazir)
H.Grounded Research
Adalah suatu metode penelitian yang mendasarkan diri kepada fakta dan menggunakan analisis perbandingan bertujuan untuk mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep, membuktikan teori, dan mengembangkan teori dimana pengumpulan data dan analisis data berjalan pada waktu yang bersamaan.( M. Nazir)
Contoh: misalnya seseorang ingin meneliti system pengadilan suku Tirurai yang masih menganut animisme. Dari pengamatan serta keterangan yang diperoleh dalam penelitian, maka data menunjukkan bahwa suku Tirurai mempunyai pengadilan, dan pengadilan dibagi atas dua yaitu:
I.Komparatif
Sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawab secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisa factor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu
Tugas harian mata kuliah metodologi penelitian
Nama : Rokhmadi (M1E105015)
Fakultas : Bahasa terpadu - Arab
Bab 1. Pendahuluan
1.Latar belakang
a.Apa itu bahasa?
Bahasa memiliki banyak sekali pengertian, salah satu diantaranya ada yang mengartikan bahasa merupakan kumpulan simbol-simbol bunyi yang diatur oleh suatu sistem tertentu, yang akhirnya dengan bahasa itu orang dapat saling mengenal sehingga terjadilah hubungan komunikasi diantara mereka.
Di dalam Surat al-hujurat ayat 13 disebutkan bahwa Allah menciptakan manusia dari jenis laki-laki dan perempuan kemudian dijadikannya bersuku-suku dan berbangsa-bangsa dengan tujuan untuk saling mengenal. Untuk itu agar kita tidak hanya sekedar menjadi manusia local, maka salah satu yang mesti kita lakukan adalah menguasai bahasa asing sebagai alat untuk saling mengenal manusia diseluruh dunia.
Untuk saat ini ada sekitar 6 bahasa yang resmi dipakai di PBB salah satu diantaranya adalah bahasa Arab, yang diresmi digunakan menjadi bahasa pengantar di PBB pada akhir tahun 1973.
Bahasa Arab adalah satu-satunya bahasa yang mendapatkan perhatian lebih dari para pengkaji dan ilmuwan selain Arab, lugahatu dien, bahasa Arab dianggap suci bagi orang islam karena bahasa arab adalah bahasa Al-Qur’an dan hadits, Al-Qur’an merupakan mu’jizat. Mu’jizat Al-Qur’an terdapat keindahan dan ketinggian bahasanya yang tidak dapat tergantikan oleh bahasa lain apabila diterjemahkan.
Bahasa Arab sebagai salah satu bahasa dunia, mempunyai kedudukan yang tinggi setelah bahasa Inggris, yaitu sebagai bahasa internasional. Bahasa Arab telah resmi digunakan sebagai “bahasa penghubung” antar bangsa, karena bahasa Arab merupakan: (1) Bahasa resmi bagi 20 negara di Benua Asia dan Afrika, (2) bahasa resmi di lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, (3) bahasa resmi dalam organisasi- organisasi Islam internasional, seperti Muktamar Al- Islamiyah, Rabitah allam Islami, dan Organisasi Islam Internasional (OII) yang berpusat di Jakarta, (4) bahasa resmi dalam konferensi-konferensi Islam Internasional yang Indonesia menjadi anggotanya, (5) Sebagai bahasa penghubung antar negara Indonesia dan negara-negara Arab, karena pada zaman yang dewasa ini hubungan antar bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa Arab semakin meningkat dan luas baik di bidang agama, ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan politik.
Seiring dengan berjalannya waktu yang telah mengantarkan kita kepada zaman tanpa batas, maka kebutuhan akan penguasan bahasa asing sudah semakin mendesak dan sangat diperlukan, apa tak lagi kita sebagai umat islam yang selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Al-Hadits, maka sudah semestinya kita menguasai bahasa Arab baik secara lisan maupun tulisan. Dengan demikian kita setidaknya memiliki bekal untuk menjalankan ajaran Islam dengan baik dan benar dan bukan sekaedar ikut-ikutan.
b.Apakah membaca itu?
Didalam mempelajari bahasa asing ada 4 keterampilan dasar yang sangat penting untuk dikuasai satu diataranya adalah keterampilan membaca. Membaca merupakan suatu kegiatan menghubungkan antara bahasa lisan dengan tulisan atau simbol-simbol yang tertulis. Membaca terdiri dari tiga unsur yaitu:
1.Ma’na (adanya diotak)
2.Lafadz
3.Simbol yang ditulis
Jadi membaca itu sendiri merupakan proses penggabungan dari tiga unsur diatas yang diawali dari simbol kemudian dikeluarkan menjadi bahasa lisan setelah itu otak memproses dengan bantuan unsur ma’na yang sudah ada diotak.
Fugsi keterampilan membaca dalam kehidupan seseorang
1.Keterampilan membaca, dahulu keterampilan ini dijadikan sebagai tujuan utama dari suatu proses pembelajaran, jadi anak-anak pergi kesekolah setiap hari hanya sekedar untuk dapat membaca. Namun kini hal itu telah berubah bahwa kemampuan membaca haruslah menjadi sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan bukan menjadi tujuan utama.
2.Membaca merupakan sarana komunikasi seseorang dengan lainnya yang tidak pernah dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
Adapun fungsi membaca dalam kehidupan masyarakat adalah
1.Membaca merupakan sarana untuk membangun masyarakat, serta mengikat mereka dengan yang lainnya melalui surat kabar, koresponden, dan buku-buku.
2.Apabila diibaratkan bahwa membaca pada suatu masyarakat adalah seperti kabel listrik yang membawa aliran listrik yang dapat menghasilkan cahaya, maka apabila orang yang lemah dalam membaca ia tidak akan siap menerima aliran listrik ini karena dia tidak memiliki kabelnya.
Pada awalnya orang-orang masih berfikir bahwa anak-anak pergi sekolah dan belajar setiap hari hanya untuk bisa membaca saja, dalam konteks ini berarti membaca itu sendiri hanya menjadi tujuan yang ingin mereka capai. Kemudian seiring berjalannya waktu hal itu berkembang menjadi membaca itu harus dijadikan sarana untuk mencari ilmu bukan menjadi tujuan utama.
Membaca merupakan keterampilan yang paling besar manfaat dan peranannya diantara keterampilan-keterampilan bahasa lainnya. karena keterampilan ini tidak dibatasi jarak, ruang dan waktu sehingga sampai dengan detik inipun dengan membaca kita masih dapat berkomunikasi dengan tokoh-tokoh pendahulu kita dan mengetahui hasil pemikiran mereka.
Untuk mewujudkan itu semua peranan bahasa asing sangat diperlukan, salah satunya adalah bahasa Arab yang sedang kita geluti saat ini.
Membaca bukanlah kegiatan yang dapat dilakukan secara sembarangan, akan tetapi menuntut adanya kemampuan dan keterampilan khusus yang akan kita dapatkan hanya dengan terus mengasah kemampuan tersebut dan terus mengembangkannya, terlebih lagi yang kita baca adalah artikel-artikel berbahasa Arab.
Bahasa arab merupakan bahasa yang dianggap memiliki tingkat kesukaran paling banyak dan komplek baik dari segi penulisannya, berbeda dengan bahasa-bahasa lainnya.
Seiring dengan berkembangnya zaman yang sudah tidak mengenal batas, jarak dan waktu, maka semakin meningkat pulalah tingkat kebutuhan manusia akan pentingnya bahasa asing, penguasaan bahasa asing yang baik akan mendukung kita dalam menangkap berbagai informasi penting yang beredar disekitar kita. Salah satu diantara bahasa asing tersebut adalah bahasa Arab yang sekarang sedang kita geluti.
Berpulang kepada latar belakang diatas, maka peneliti mengajukan judul
“Pengaruh penguasaan kosakataa bahasa Arab terhadap kemampuan membaca majalah Alu Indonesia bagi mahasiswa semester jurusan bahasa Arab”
2.Permasalahan
I.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti dapat mengidentifikasi beberapa hal yang menjadi permasalahan yang masih ada hubung kaitnya dengan judul yang diambil oleh peneliti.
•Minimnya perbendaharaan kosakata yang dimiliki oleh mahasiswa semester 8 jurusan bahasa Arab.
•Minimnya kemampuan mahasiswa semester 8 jurusan bahasa Arab dalam membaca majalah, Koran, dan buku-buku berbahasa Arab.
•Minimnya kemampuan mahasiswa semester 8 jurusan bahasa Arab dalam menggunakan kosakata bahasa Arab dengan baik dan benar.
•Minimnya kemampuan mahasiswa semester 8 jurusan bahasa Arab dalam menerjemahkan teks-teks Arab.
•Minimnya pemahaman mahasiswa semester 8 jurusan bahasa Arab terhadap uslub-uslub dan struktur-struktur bahasa Arab.
II.Pembatasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan peneliti tidak terlalu luas, dan lebih spesifik, maka berdasarkan pengidentifikasian masalah diatas peneliti dapat memberikan batasan tehadap masalah yang akan di teliti.
•penguasaan mufrodat dan pengaruhnya terhadap kemampuan membaca
III.Perumusan Masalah
•Sejauh manakah kemampuan mahasiswa semester 8 jurusan bahasa Arab dalam penguasaan mufrodat?
•Sejauh manakah kemampuan mahasiswa semester 8 jurusan bahasa Arab dalam membaca teks-teks Arab?
•apakah ada korelasi antara penguasaan mufrodat terhadap kemampuan membaca?
3.Tujuan Penelitian
a.Umum
•mengetahui sampai sejauh mana kemampuan bahasa yang dimiliki oleh mahasiswa.
b.Khusus
•mengetahui kemampuan membaca mahasiswa semester 7 jurusan bahasa Arab
•mengetahui sejauh mana / seberapa besar pengaruh penguasaan mufrodat terhadap kemampuan membaca.
•Mengetahui ada tidaknya korelasi antara penguasaan mufrodat terhadap kemampuan membaca
4.Manfaat Penelitian
•Sebagai bahan evaluasi bagi mahasisa sendiri dalam usaha peningkatan potensi bahasa yang dimilikinya
•Sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksaan perkuliahan yang telah berlangsung selama ini.
•Sebagai masukan kepada pihak penyelenggara pendidikan MI, MTs dan MA.
• Sebagai masukan kepada pihak penyelenggara pendidikan untuk lebih meningkatkan sarana pendukung pembelajaran.
M. Fahrozi Zaelani
M1E205006
Jurusan Bahasa Inggris
Tugas Formatif
Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan (metdhos = tatacara). Metode penelitian ini sering dikacaukan dengan prosedur penelitian atau teknik penelitian. Hal ini disebabkan, karena ketiga hal tersebut saling berhubungan dan sulit dibedakan.
JENIS-JENIS METODE PENELITIAN
1. Metode Historis
Historis artinya berhubungan dengan sejarah. Sejarah adalah studi tentang masa lalu dengan menggunakan paparan dan penjelasan. Metode historis bertujuan untuk merekontruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan mengumpulkan, menilai, meferivikasi dan mensintesiskan bukti untuk menetapkan fakta dan mencapai konklusi yang dapat dipertahankan, sering kali dalam hubungan hipotesis tertentu.
Seorang ilmuan social (ahli) mencoba menjawab masalah-masalah yang dihadapinya dengan metode hiistoris. Oleh David Fischer, peneliti historis adalah orang yang mengajukan pertanyaan terbuka tentang peristiwa masa lalu dan menjawbnya dengan fakta terpilih yang disusun dalam bentuk paradigm penjelasan
Penelitian dengan metode hisroris merupakan penelitian yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman dimasa lampau dan menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber-sumber sejarah serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.
2. Metode Deskriptif
Deskriftif artinya melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Metode deskriptif bertujuan untuk :
• Mengumpulkan informasi akutual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada,
• Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praket yang berlaku,
• Membuat perbandingan atau evaluasi ,
• Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan dating
Metode deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara systematis fakta atau karakteristis polpulasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini bidang secara actual dan cermat. Metode deskriptif bukan saja menjabarkan (analitis), tetapi juga memadukan. Buka saja melakukan klasifikasi, tetapi juga organisasi.
Pada hakekatnya Metode deskriptif adalah mencari teori bukan menguji teori. Metode ini menitik beratkan pada obsrvasi dan suasana ilmiah. Peneliti bertindak sebagai pengamat. Ia hanya membuat kategori pelaku, mengamati gejala, dan mencatat dalam buku observasi. Dengan suasana ilmiah berarti bahwa peneliti terjun kelapangan. Ia tidak berusaha memanipulasi varibel. Karena kehadiranya, mungkin mempengaruhi gejala, peneliti harus berusaha memperkecil pengaruh tersebut.
Pada penelitian dengan metode deskriptif ini, disyaratkan sebagai berikut :
• Peneliti harus memiliki sifat represif. Ia harus selalu mencari, bukan menguji
• Peneliti harus memiliki kekuatan integrafi, kekuatan untuk memadukan berbagai macam informasi yang diterimanya menjadi satu kesatuan penafsiran.
Bentuk lain dari metode deskriptif adalah metode survei dan metode observasi.
3. Metode Korelasional
Metode korelasional sebanarnya adalah kelanjutan metode deskriptif. Pada metode deskriptif, data dihimpun, disusun secara sistematis, factual dan cermat, namun tidak dijelaskan hubungan diantara variable, tidak melakukan uji hipotesis atau prediksi. Pada metode korelasional, hubungan antara variable diteliti dan dijelaskan. Hubungan diantara variable-variabel yang diteliti.
Korelasi yang terjadi antara dua variabel atau lebih dapat berupa, hal-hal sebagai berikut :
Korelasi positif,yaitu korelasi dari dua variable atau lebih dimana jika variabel yang satu meningkat, maka variable lainya cenderung untuk meningkat pula, atau sebaliknya jika variabel yang satu turun maka variabel lainya juga akan turun.
Korelasi negatif, yaitu korelasi dari dua variabel atau lebih dimana jika variabel yang satu meningkat , maka variabel lainya cenderung lainya untuk menurun, atau sebaliknya jika variabel yang satu turun maka variabel yang lainya cenderung meningkat.
Tidak ada korelasi, yaitu kedua variabel atau lebih tidak menunjukan hubungan antara keduanya
Korelasi sempurna, yaitu korelasi dari dua atau lebih dimana kenaikan atau penurunan variabel yang satu berbanding seimbang dengan kenaikan atau penurunan variabel lainya.
Metode korelasi ini, bertujuan untuk meneliti sejauhmana variabel pada satu factor berkaitan dengan variasi pada faktor lainya. Jika pada metode ini, hanya dua variabel yang dihubungkan maka disebut korelasi sederhana (Simple correlation). Dan jika lebih dari dua variabel dihubungkan disebut korelasi berganda (Multiple corelation)
Pada metode ini, pencarian hubungan (Korelasi) antara dua variabel menggunakan koefisien korelasi atau korelasi determinan. Koefisien korelasi disimbolkan “r”, digunakan untuk menentukan jenis atau arah dan kuat atau tidaknya hubungan dari dua variabel atau lebih. Nilai koefisien korelasi ini terletak antara interval -1 sampai 1 (-1?r?1).
Jika r ber nilai positif, maka variabel-variabel berkorelasi positif. Makin dekat nilai r ke + 1, makin kuat korelasinya, demikian pula sebaliknya
Jika r bernilai negative, maka variabel-variabel berkorelasi negative. Makin dekat nilai r ke -1 makin kuat korelasinya demikian pula sebaliknya
Jika r bernilai 0, maka variabel-variabel tidak menunjukan korelasi.
Jika r bernilai +1 atau -1, maka variabel –variabel menunjukan korelasi yang positif atau negatif sempurna.
Untuk nilai r yang berada diantara -1 dan +1 (-1?r?1), Guilford (1956;145), memberikan patokan dalam menentukan kuat atau tidaknya korelasi antara variabel tersebut :
Kurang dari 0.20 korelasi rendah/lemah sekali.
0.20-0.40 korelasi rendah/lemah tapi pasti.
0.40-0.70 korelasi yang cukup berarti.
0.70-0.90 korelasi yng tinggi, kuat.
Lebih dari 0.90 korelasi sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan.
Selain koefisien korelasi, koefisien lain yang sering digunakan dalam metodeini adalhkoefisien penentu (koefisien determinasi), disimbolkan “r2”, atau KP/KD. KP ini digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel yang satu terhadap variabel lainnya. Nilai r2 ini, terletak antara 0samapai 1 (0?r2?1)\, dan biasanya dinyatakan dalam persentase (KP=r2x 100%)
Metode korelasi ini digunakan untuk :
• Mengukur hubungan di antara berbagai variabel
• Meramalakan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas,
• Meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitaian eksperimental.
4. Metode Eksperimental
Metode eksperimental merupakan metode penelitian yang memungkinkan peneliti memanipulasi variabel dan meneliti akibat- akibatnya, pada metode ini, variabel-variabel dikontrol sedemikian rupa, sehingga variabel luar yang mungkin mempengaruhi dapat dihilangkan.
Merode eksperimental ditujukan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memanipulasikan satu atau lebih variabel pada satu (atau lebih) kelompok eksperimental,dan membandingkan hasilnya dengan kelompok ko ntrol yang tidak mengalami manipulasi.manipulsi berate mengubah cara sistematis sifat-sifat (nilai-nilai) variabel bebas. Setelah dimanipulasikan variabel bebas itu disebut garapan.
Merode eksperimen memiliki tiga cirri, yaitu sebagai berikut :
• Manipulasi, yaitu mengubah secara sistematis keadaan tertentu.
• Observasi, yaitu mengamati dan mengukur hasil manipulasi
• Kontrol, yaitu mengendalaikan kondisi-kondisi penelitian ketika berlangsungnya manipulasi.
Control adalah kunci metode eksperimental, sebab tanpa kontrol manipulasi dan obsevasi akan menghasilkan data yang meragukan.
Penelitian yang menggunakan metode eksperimen, misalnya penelitian mengenai efek adegan kekerasan dalam televise pada sifat agresif anak, yaitu dengan memperlihatkan dua macam acara TV, dimana TV pertama berisikan acara yang mengandung adegan kekerasan dan TV kedua berisikan acra yang ringan (tidak mengandung kekerasan). Kelompok yang menonton TV pertamadisebut eksperimental, yang kedua dise but kelompok control, adegan kekerasan disebut garapan, sebab kelompok eksperimen kita garap dengan variabel yang kita manipulasi.
Penelitian denagn menggunakn metode eksperimental ini tidak sesederhana itu. Peneliti harus memperhatikan apakah tidak ada variabel luar yang ikut serta menimbulakan efek. Misalnya, secara kebetulan pada kelompok eksperimen pada contoh di atas lebih banyak anak mengalami frustasi dalam keluarganya. Frustasi mungkin yang menjadi sebab,bukan adegan kekerasan pada acara menonton televise. Karena itu, sedapat mungkin peneliti mengusahakan agar perbedaan hasil pengamatan itu tidak disebabkan oleh hal-hal lain kecuali variabel bebas yang diteliti itu.
5. Metode Kuasi Eksperimental
Metode Kuasi Eksperimental hampir menyerupai metide eksperimental, hanya pada metode ini, peneliti tidak dapat mengatur se4kehendak hati variabel bebasnya.
Metode kuasi eksperimental mempunyai dua cirri, yaitu sebagai berikut :
• Peneliti tidak mampu meletakan subjek secara random pada kelompok eksperimental atau kelompok control. Yang dapat dilakukan peneliti adalah mencari kelompok subjek yang diterpa variabel bebas, dn kelompok lain tidak mengalami variabel bebas.
• Peneliti tidak dapat mengenakan variabel bebas kapan dan kepada siapa saja yang dukehendaki.
Tugas UAS Metlit dan Statistik
Validitas Soal ( dari 15 butir soal maka didapatkan hasil Valid = 7 butir soal dan Drop = 8 butir soal). Berikut adalah bitir soal yang Valid:
1. Soal no (2) : Aku adalah orang yang mampu memantau perasaanku (r-hitung= 0.685567, Status = Valid)
2. Soal no (3) : Aku mampu mencermati perasaanku (r-hitung = 0.645515, Status = valid)
3. Soal no (9) : Aku mampu menyesuaikan diriku pada lingkungan dan suasana yang berbeda-beda (r-hitung = 0.641605, Status = valid)
4. Soal no (10) : Aku sadar akan siapa diriku (r-hitung = 0.5151, Status = valid)
5. Soal no (11) : Aku mampu mengenali apa yang dikehendaki oleh teman-teman di sekitarku (r-hitung = 0.716845, Status = valid)
6. Soal no (13) : Aku terampil dalam mengelola emosi oarng lain (r-hitung = 0.696337, Status = valid)
7. Soal no (15) : Aku mampu memimpin kelompok-kelompok kecil maupun besar (r-hitung = 0.670263, Status = valid)
Tugas Bab I Penelitian (Skripsi)
CHAPTER I
INTRODUCTION
A. The Background of Study
As a social creature, human needs to associate one another. No one can live by his or her self only. So that, a human absolutely needs the instrument in order to associate trough communication one another. In this case, language is one of the essential instruments of human communication. One of the languages which is essential in the world is English. It is used widely all over the world and almost in all field of profession. The need of English nowadays is almost inevitable in our daily life. TOFEL score is required for the students who are going to register in post-graduate program or study abroad. The students are required to have good English competence, since the reference books they need are mostly written in English. Furthermore, English now become essential requirement almost in every profession. These are the reasons why the Indonesian government decides English as the subject which is taught starting from elementary school up to university.
The teaching of English in Indonesia develops very quickly, since the need of English in globalized world is very urgent and essential. We can find the teaching process almost everywhere. “Places to teach and learn in vary from private language schools and your own living room to huge government departments and multi-national corporation” (James Gildea O’Sullivan, 1915-1995) . The development is necessarily followed by the research findings of many English experts. It makes the English teaching process varies, and insists the teacher to keep up with them. Up-to-date method of the English teaching appears to be the must for English teacher. It can also be one of the requirements to be the qualified teacher nowadays. Some international schools catering mostly for expatriate children occasionally want EFL certificated teachers, MA TESOL.
The teaching of any kinds of subject always related with the curriculum, including English. So that, since the English develops also the curriculum used changes to keep up with it. Given on that, the government creates the dynamic curriculum to be applied in the school. Even sometimes the very quick change burdens the teacher to adapt the newest and sometimes complicated curriculum for them. But they cannot avoid the phenomena, since they live in the growing world. The policy of government to issue and apply the specific curriculum determines the teaching process in almost every school throughout the country. As nowadays, KTSP is the curriculum applied in Indonesia.
There are four basic skills of English. They are listening, speaking, reading, and writing which is supported by two language competences, they are grammar and vocabulary.
Grammar plays major role to improve the skills of English. According to Betty Schrampfer Azar “while focusing on grammar, it promotes the development of all language skills in a variety of ways” . Grammar has to be taught accurately and completely. It is clear that knowing grammar is an advantage in building the skill.
The students need the strong understanding of grammar to make up the sentences and comprehend the English written text. A complete understanding of grammar will build the student self confidence to speak up among the others. Unfortunately, it’s difficult to comprehend the English grammar, many students said. It is caused by the different terminology between Indonesian and English. Using English terminology is harmless, but using Indonesian terminology is confusing. So sometimes the teacher unconsciously has the student memorized the formula of the grammar rather than make the habit for them to use. Remember, language is skill; skill not to be memorized, but to be made a habit. Finally, the use of appropriate method is necessarily required to teach the grammar.
Present continuous tense as part of English grammar is still considered as confusing one. It makes students rather lazy to learn it, so that they sometimes make mistake to make up the sentences. As I’ve stated above, the student often use the “shortcut” way, memorize the formula, when they want to have the test in order to get the good score. The effects is they cannot properly use and understand it. For example the students make the sentence” He playing football” rather than “He is playing football”. It comes because they less customized to use and just memorize the formula. The students need the grammar practice to make them familiar to use rather than memorize. There are three types of grammar practice:
1) Awareness: The students see the new structure in a discourse focusing their attention on form and meaning.
2) Controlled Drills: Students produced examples of the new structure with the emphasis on fluency. (Mechanical drills)
3) Meaningful Drills: Students make sentences relating the forms with the real situations.
The teachers of English must be able to apply the suitable techniques in their class. There are many techniques of language teaching that can be selected for teaching English grammar.
B. The Limitation and The Statement of Problem
The limitation of the problem which will be discussed in the skripsi is the teaching of the present continuous tense trough demonstration to the first year student of Madrasah tsanawiyah “Al-Zaytun” Gantar Indramyu, West Java.
The statement of the problem in this skripsi is:” is the use of demonstration technique will upgrade the ability of the student’s English grammar especially in present continuous tense?”
C. The Objective of Study
Hopefully, the skripsi will give many advantages and great contribution to the English teacher to implement the teaching of the present continuous tense. Then, hopefully the result of the skripsi can help the student in learning in interesting way. Furthermore, it can upgrade their ability to communicate in English.
D. The Significance of Study
The result of the study hopefully can be one of the references for teacher to teach English Grammar in their class. Also the study can be one of solving problems in teaching the present continuous tense which is considered difficult by most of the students.
E. The Method of Study
The research is done by using experimental method. The writer does the field research by teaching the present continuous tense trough demonstration. In addition, the library study is carried out by reading a numbers of materials from books and other sources like magazine, journal, and internet as references to support this skripsi.
F. The Organization of Writing
This Skripsi is organized into five chapters. They are:
Chapter I is introduction; including the background of study, the limitation and the statement of problem, the objective of study, the significance of study, the method of study, and the organization of writing.
Chapter II is theoretical framework. The first part is the present continuous tense; including the understanding, the form, and the usage of present continuous tense. The second part is the teaching techniques; including kinds of teaching technique and teaching procedure.
Chapter III is the profile of Madrasah Tsanawiyah Al-Zaytun; including the historical background, the vision and mission of school, the teaching staff, and the students.
Chapter IV is research findings; consisting of the population and sample, the data description, he data analysis, and the data interpretation.
Chapter V is conclusion and suggestion; including the conclusion and the suggestion
TUGAS UAS STATISTIK & METLIT
Nurdiana - M1E105001
Mahasiswi Univ.Al-Zaytun
Bahasa Terpadu-Bahasa Arab
Semester VIII (delapan)
Tugas Uji Validitas
Dosen : Nuraida
Hasil uji validitas yang dilakukan terhadap 24 butir soal, menghasilkan 11 buah soal Valid dan 13 buah soal Drop. Berikut ini adalah soal yang Valid :
1) Soal no 2 : Aku selalu ingin mengutarakan pendapat dalam sebuah forum = 0,47 - Valid
2) Soal no 4 : Aku tidak pernah malu menjawab walaupun itu salah = 0,51 - Valid
3) Soal no 5 : Aku selalu merespon perkataan lawan bicaraku = 0,47 - Valid
4) Soal no 8 : Aku selalu bisa belajar dalam kondisi apapun = 0,48 - Valid
5) Soal no 9 : Aku belajar sesuai minatku = 0,62 - Valid
6) Soal no 13 : Aku merasa mampu mengerjakan setiap tugas yang diberikan = 0,54 - Valid
7) Soal no 14 : Aku dapat berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan = 0,62 - Valid
8) Soal no 15 : Aku selalu optimis terhadap apa yang kukerjakan = 0,7 - Valid
9) Soal no 17 : Aku selalu merasa memiliki harapan dalam hidupku = 0,53 - Valid
10) Soal no 19 : Pengalaman mempengaruhi masa depanku = 0,48 - Valid
11) Soal no 21 : Aku senang bila selalu diberi kesempatan = 0,67 - Valid
Tugas Mahasiswa
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian dan Statistik
Nama: Sayidus S
Fakultas: Fakultas Bahasa Arab Universitas Al-Zaytun Indonesia
Semesester 8
1. No soal 3 kode instrument A.3. redaksi “Aku mampu mengevaluasi diri dan dapat mendapatkan informasi untuk melakukan suatu tindakan” skor 0,48. keterangan Valid.
2. No soal 6 kode istrument B.2. redaksi “Aku adalah orang yang tidak sabar, bila Aku marah” skor” skor 0,51. Keterangan Valid.
3. No soal 7 kode istrument B.3. redaksi “Aku tidak memikirkan akibatnya, bila Aku marah” skor 0,52. Keterangan Valid.
4. No soal 8 kode B.4. redaksi “Aku dapat mengendalikan amarahku saat kau marah” skor 0,49. Keterangan Valid.
5. No soal 10 kode C.2. redaksi “Aku merasa optimis dengan hal-hal yang Aku kerjakan” skor 0,48. Keterangan Valid.
6. No soal 14 kode D.3. redaksi “Aku selalu menolong orang lain” skor 0.50. keterangan Valid.
7. No soal 16 kode D.5. redaksi “Aku mengenali perasaan orang lain dan merasakan apa yang orang lain rasakan jika dirinya sendiri yang berada pada posisi tersebut” skor 0,50. Keterangan Valid.
8. No soal 19 kode E.3. redaksi “Aku sulit bergaul dengan orang yang tidak aku kenal” skor 0,60. Keterangan Valid.
Nama : Madiniyah Rahmah
NIM : M1E 105031
Jurusan bahasa Arab Semester8
Tugas Metodologi Penelitian dan Statistik
Hasil uji validitas yang dilakukan terhadap 20 buah soal, menghasilkan 14 soal valid dan 6 soal drop. Berikut ini soal yang valid:
1. Soal nomor 1: Aku berlatih untuk tidak mengeluh dan bersabar saat menghadapi masalah (R. hitung = 0,497)
2. Soal nomor 4: Aku memanfaatkan saran orang lain untuk mencapai keuntungan (R. hitung = 0,546)
3. Soal nomor 5: Aku menerima dan mempertimbangkan ide-ide bagus orang untukku (R. hitung = 0,696)
4. Soal nomor 6: Aku mencari ide baru di buku, seminar, pengalaman dan petualangan baru (R. hitung = 0,597)
5. Soal nomor 7: Aku ke perpustakaan, mengunjungi toko buku dan beli buku-buku serta majalah ketika aku ingin belajar hal baru (R. hitung = 0,605)
6. Soal nomor 8: Aku menemui para ahli dibidangnya untuk belajar dengannya (R. hitung = 0,604)
7. Soal nomor 9: Aku akan bertanya dan bertanya untuk mengetahui hal baru (R. hitung = 0,58)
8. Soal nomor 11: Aku berani bertanya mengapa pendapatku ditolak (R. hitung = 0,551)
9. Soal nomor 12: Aku belajar dari saran orang agar berhasil di usaha berikutnya (R. hitung = 0,568)
10. Soal nomor 15: Aku bertanggung jawab terhadap tugas yang ku emban (R. hitung = 0,673)
11. Soal nomor 16: Aku menghormati orang disekitarku (R. hitung = 0,525)
12. Soal nomor 17: Aku tekun dalam menjalani tugas-tugasku (R. hitung = 0,509)
13. Soal nomor 18: Aku suka mencari tahu terhadap hal baru (R. hitung = 0,564)
14. Soal nomor 19: Aku suka membantu orang lain (R. hitung = 0,634)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu perlu dikaji adanya pembelajaran bahasa yang tepat bagi orang-orang yang non-Arab. Pembelajaran bahasa asing termasuk dalam hal ini bahasa Arab bisa dilakukan dengan berbagai cara dan metode. Demikian halnya dengan pembelajaran kosa kata (al-mufradât).
Bahasa Arab adalah salah satu bahasa komunikasi internasional selain bahasa Inggris. Penguasaan bahasa Arab secara pasif maupun aktif suatu hal yang niscaya dizaman globalisasi sekarang ini. Terlebih bagi calon intelektual muslim yang lekat dengan buku-buku klasik baik itu dari Timur Tengah maupun dari negeri lain yang berbahasa Arab. Namun dalam praktiknya, guru menemukan kesulitan dalam membimbing peserta didik untuk mampu berbahasa Arab secara baik dan benar. Hal ini disebabkan karena pengaruh dari bahasa ibu serta kebiasaan dari pada peserta didik itu sendiri. Inilah suatu tantangan bagi guru bahasa Arab untuk mampu memberikan pelajaran kepada peserta didik sehingga dapat menerima secara mudah dan cepat. Tentunya bagi guru itu sendiri harus menguasai ilmu belajar-mengajar yang dikenal dengan istilah didaktik metodik.
Untuk yang baru mempelajari bahasa Arab diusahakan lebih serius lagi. Untuk para pengajar bahasa Arab mohon untuk bisa lebih kreatif lagi dalam penyampaian materi sehingga bahasa Arab tidak lagi dianggap sulit dan menjenuhkan.
Mengingat banyaknya unsur dari pembelajaran bahasa Arab, maka penulis akan lebih memfokuskan kepada salah satu unsur itu, yaitu imla’. Pelajaran imla’ itu sendiri memiliki beberapa unsur ketrampilan yaitu mendengar dan menulis. Dimana peserta didik dituntut untuk mendengar kosa kata Arab dan diharapkan menulis dengan baik dan benar sesuai kaidah yang telah ditetapkan. Namun, bagaimana penulisan Arab peserta didik setelah mendengar kosa kata yang diberikan? apakah telah sesuai dengan kaidah Arab yang ditetapkan? mungkinkah ada pengaruh penguasaan kosa kata Arab terhadap pelajaran imla’ ini?
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan, maka timbul beberapa masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya perhatian guru pengajar terhadap pelajaran imla’
2. Minimnya penguasaan mufradat bagi siswa
3. kurang cakap dalam pelafalan mufradat bagi guru
4. Metode ajar yang kurang menarik
5. Kurang perhatiannya guru terhadap keterampilan menulis Arab dikalangan siswa
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah agar penguraian lebih terarah dan terfokus maka akan dibatasi pada poin identifikasi masalah diatas yaitu:
1. Keterkaitan antara penguasaan mufradat dengan keterampilan manulis (imla’).
2. Keterkaitan yang seperti apa antara penguasaan mufradat dengan keterampilan menulis (imla’).
3. Beberapa faktor yang dapat memotivasi siswa kepada pelajaran imla’.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada kaitan antara penguasaan mufradat dengan keterampilan menulis (imla’)?
2. Keterkaitan seperti apa antara penguasaan mufradat dengan keterampilan menulis (imla’)?
3. Faktor-faktor apa saja yang dapat memotivasi siswa dalam pelajaran imla’?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan ingin:
1) Mengetahui secara garis besarnya penguasaan kosakata bahasa Arab
2) Kemampuan menulis (imla) siswa kelas 7 CB 01 Al Zaytun Indramayu 3) Untuk mengetahui proses pembelajaran imla’ di kelas 7 CB 01 4) Untuk mengetahui problem yang dihadapi siswa kelas 7 CB 01
5) Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami problem imla’
6) Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi problem imla’ bagi siswa kelas 7 CB 01 karena sebagian dari siswa tahu kosakata bahasa Arab dan bisa menyebutkan namun untuk menuangkan dalam bentuk tulisan tidak bisa, hal ini disebabkan pelafalan huruf-huruf bahasa Arab banyak yang agak mirip sehingga agak sulit untuk dibedakan. Ditingkat Tsanawiyah, siswa kelas 7 mempelajari dan mengenal pelajaran imla’ maka bisa diketahui bagaimana hasil belajar siswa khususnya dalam pelajaran imla’*).
F. Kegunaan Penelitian
Memberikan gambaran kepada dunia pendidikan bahwa pelajaran imla’ yang notabene berbahasa Arab sangat penting untuk diajarkan kepada peserta didik tanpa mengacuhkan betapa pentingnya penguasaan kosa kata Arab itu sendiri yang diakui sebagai bahasa tersulit didunia.
G. Hipotesa
H0: Tidak ada keterkaitan antara penguasaan mufradat dengan keterampilan menulis (imla’)
H1: Ada keterkaitan antara antara penguasaan mufradat dengan keterampilan menulis (imla’)
*)http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0113106-144751/.
Posting Komentar